Kemendikbud 'Pamerkan' Program Merdeka Belajar ke Delegasi G20

ADVERTISEMENT

Kemendikbud 'Pamerkan' Program Merdeka Belajar ke Delegasi G20

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Jumat, 18 Mar 2022 18:30 WIB
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud RI Iwan Syahril menyebut, pihaknya sudah 'memamerkan' Merdeka Belajar ke Delegasi G20. (Kemendikbud)
Jakarta -

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril mengatakan, pihaknya telah memaparkan program Merdeka Belajar kepada delegasi G20 dalam pertemuan pertama G20 Education Working Group (EdWG) 2022. Para delegasi mendukung dan mengapresiasi program Merdeka Belajar.

Hal tersebut disampaikan Iwan melalui kegiatan Press Conference First Education Working Group Meeting yang digelar secara hybrid di Yogyakarta dan virtual melalui Zoom, Jumat (18/3/2022).

"Tanggapan negara lain sangat baik dan mendapat dukungan dari para delegasi. Isu-isu empat (agenda prioritas pendidikan G20) relevan dengan program Merdeka Belajar," kata Iwan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keempat isu utama yang masuk dalam agenda prioritas tersebut di antaranya yakni, pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, dan masa depan dunia kerja pasca COVID-19.

Chair of G20 Education Working Group ini kemudian menyebut, pihaknya telah memaparkan program Merdeka Belajar pada pihak delegasi dengan mengaitkannya dengan isu-isu utama tersebut. Menurut penuturan Iwan, setidaknya ada lima poin utama yang dipaparkan dalam pertemuan G20 EdWG 2022.

ADVERTISEMENT

Pertama, ada konsep link and match dalam Merdeka Belajar yang selaras dengan agenda prioritas pendidikan G20. Khususnya berkaitan dengan isu pendidikan berkualitas untuk semua.

"(Konsep ini) mendorong mahasiswa melakukan magang sehingga kemampuan mereka (mahasiswa) bukan cuman (baik di) akademik tapi (juga) untuk dunia kerja," terang dia.

Kedua, pemaparan tentang kurikulum yang dibuat lebih sederhana dan fleksibel. "Ketiga, kita (Merdeka Belajar) juga fokus utamanya (pada) fondasi seperti, literasi, numerasi, dan karakter. Sama seperti langkah-langkah negara-negara lain dalam pemulihan," tutur Iwan.

Poin yang keempat ada tentang teknologi yang, menurut Iwan, semua negara delegasi G20 sepakat bahwa hal ini merupakan solusi dalam tantangan COVID-19. Hingga akhir, poin tentang pendanaan berkeadilan.

"Di Indonesia, ada BOS majemuk atau BOP majemuk yang relevan dengan ini," katanya.

Untuk informasi, Iwan menjelaskan bahwa pertemuan pertama G20 EdWG 2022 yang digelar pada 16-18 Maret 2022 ini masih mengeksplorasi 4 agenda prioritas. Nantinya, kata Iwan, masih ada empat pertemuan lain yang akan membahas lebih dalam terkait keempat agenda tersebut.

Pertemuan kedua dijadwalkan pada 22 Mei 2022. Pertemuan kedua ini direncanakan akan membahas isu pendidikan berkualitas untuk semua dan teknologi digital dalam pendidikan. Kemudian, dilanjutkan dengan pertemuan ketiga pada bulan Juni 2022 untuk mendalami isu solidaritas dan kemitraan serta masa depan dunia kerja pasca COVID-19.

Sementara itu, pertemuan G20 EdWG terakhir dijadwalkan akan digelar di Bali pada bulan Juli 2022 mendatang. Fokus pertemuan keempat ini adalah melakukan finalisasi Deklarasi Menteri yang nantinya bisa diadopsi menjadi kebijakan masing-masing negara.




(rah/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads