Anak-anak yang berasal dari orang tua berprofesi sebagai pemulung kerap mengalami kesulitan untuk meraih pendidikan secara normal. Sekalipun ada yang mengenyam dunia pendidikan tidak sedikit dari mereka terpaksa harus putus sekolah.
Salah satu biang kerok dari sulitnya anak-anak pemulung meraih pendidikan yakni finansial keluarga dan lingkungan yang tidak mendukung.
Menurut Siti Salamah, penerima Apresiasi 12th SATU Indonesia Awards 2021, kategori kelompok permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak pemulung khususnya dalam dunia pendidikan harus segera diatasi. Mereka harus mendapatkan pendidikan layaknya anak-anak seumurannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya bukan tentang masalah sampah, tapi masuknya karena kekhawatiran saya terhadap anak pemulung yang di jalanan dan tidak belajar," kata Siti di Acara Kick-Off 13th SATU Indonesia Awards 2022, Rabu (9/3/2022).
Tekad kuat Siti untuk memberikan pendidikan bagi anak pemulung mulai direalisasikan pada tahun 2015 lalu. Kala itu, sepulang bekerja, Siti menyempatkan diri untuk mencoba masuk di kawasan pemukiman pemulung yang berada di Tangerang Selatan.
"Kebetulan saya bekerja selesai jam 5 dan mencoba masuk ke kawasan pemukiman pemulung," ujarnya.
Saat pertama kali masuk ke pemukiman tersebut, ia merasa kaget sebab banyak tempat belajar terbengkalai tidak dimanfaatkan oleh warga. Temuan lain, ia mendapati banyak anak-anak pemulung yang putus sekolah bahkan tidak sekolah.
"Awalnya masuk saya kaget karena banyak tempat belajar yang kotor dan ada anak putus sekolah," jelas Siti.
Setelah mengetahui kondisi lapangan, ia mencoba mengajak komunitas lainnya untuk turut membantu anak pemulung mendapatkan pendidikan.
"Akhirnya saya mengajak teman-teman komunitas saya untuk mengajar di tempat tersebut," kata Siti.
Gerakan tersebut dimulai dengan masuk melalui pendidikan agama, lalu dikembangkan oleh Siti dan teman-temannya kependidikan yang lebih formal.
"Awalnya saya masuk ke pendidikan agama," kata Siti.
Upaya Siti untuk membantu anak-anak pemulung mendapatkan pendidikan pun terdengar oleh Psikologi Anak ternama Indonesia Seto Mulyadi atau Kak Seto. Kata Siti, home schooling Kak Seto menjalin kerja sama dengan gerakan yang dibangun olehnya.
"2 minggu jalan ada ajakan kolaborasi dari homeschooling Kak Seto. Itu sangat luar biasa," kata Siti.
Siti mengatakan dari kolaborasi tersebut, akses anak pemulung untuk mengejar paket C terbuka dengan lebar. Ia bersyukur, selama 6 tahun berkecimpung dalam dunia tersebut sudah ada anak didiknya yang duduk di bangku kuliah dan menjadi guru.
"Dari 2015 hingga hari ini alhamdulillah ada yang sudah lulus SMA dan kuliah ada yang jadi guru juga. Ga nyangka sih kok bisa anak-anak ini lulus sekolah," ujar Siti.
Selama kurun waktu 6 tahun menjalankan hal tersebut, ada momen yang begitu berkesan bagi Siti. Ia mengatakan sekitar tahun 2019 lalu, ada seorang anak yang datang ke dirinya mengucapkan terima kasih terhadap upayanya membawa anak pemulung mendapatkan pendidikan.
"Kak Siti terima kasih yah akhirnya aku bisa lulus sekolah," tutup Siti sambil meniru ucapan sang anak didiknya.
Sebagai informasi, selain Siti Salamah, acara tersebut turut diisi oleh penerima apresiasi 12th SATU Indonesia Awards 2021 Kategori Khusus Muhammad Zidny Kafa "Penata Panggung Tanggap COVID-19 dan penerima apresiasi 12th SATU Indonesia Awards 2021 Bidang Pendidikan Achmad Irfandi
"Penggerak Konservasi Budaya Kampung Lali Gadget."
Adapun Kick-Off 13th SATU Indonesia Awards 2022 merupakan upaya lanjutan Astra International untuk menjaring individu atau kelompok inspiratif yang memberikan dampak positif pada masyarakat. Acara tersebut juga turut dihadiri oleh dewan juri antara lain Prof. Emil Salim, Prof. Nila Moeloek, Prof. Fasli Jalal, Ir. Tri Mumpuni, Onno W. Purbo Ph.D, Arif Zulkifli, Boy Kelana Soebroto, Diah Suran Febrianti, dan Billy Boen.
(ncm/ega)