Usia Aeshnina Azzahra Aqilani memang baru 14 tahun. Dia juga masih duduk di Kelas 9 SMPN 12 Gresik, Jawa Timur. Namun nama perempuan yang akrab disapa Nina itu sudah mendunia sebagai aktivis lingkungan.
Pada 6 November lalu misalnya, namanya ramai diperbincangkan di media sosial. Musababnya adalah foto dia saat berkunjung ke Plastic Recycling Factory di Amsterdam viral di Instagram.
Di Amsterdam, Belanda, Nina tak hanya mengunjungi Plastic Recycling Factory. Dia juga menjadi pembicara di forum Plastic Health Summit 2021 yang digelar bulan Oktober lalu mewakili Ecoton, sebuah organisasi konservasi yang didirikan sang ayah, Prigi Arisandi. Organisasi ini fokus pada pemulihan lingkungan sungai di Gresik, Surabaya hingga sejumlah wilayah lainnya di Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam forum tersebut sejumlah pembicara membahas soal bahaya sampah plastik terhadap manusia dan lingkungan. "Kalau saya membahas tentang sampah impor," kata Nina seperti dikutip dari detikNews Selasa (29/11/2021).
Menurut Nina, dalam pertemuan tersebut terungkap fakta bahwa banyak sampah dari negara maju yang dibuang ke negara berkembang. Peserta yang hadir dalam forum itu pun kaget, bahkan ada yang menangis.
Selesai menjadi pembicara dalam forum Plastic Health Summit 2021, Nina berkunjung ke Plastic Recycling Factory di Amsterdam. Kepada detikEdu, Nina mengatakan di Plastic Recycling Factory Amsterdam, dia berkesempatan mengamati proses daur ulang sampah di pabrik tersebut.
"Kita mengamati bagaimana proses daur ulangnya dari dipilah-pilah dengan mesin, kemudian dicacah, lalu dicuci. Tapi, proses untuk membentuknya jadi produk baru, kita tidak boleh untuk melihat," kata Nina.
Kegiatan mengunjungi pabrik pengolahan sampah ini hanyalah salah satu dari berbagai kesibukan Nina dalam bidang lingkungan. Sejak masih kecil, remaja ini sudah aktif memberikan perhatian perihal sampah plastik.
Beberapa tahun lalu, dirinya bahkan melayangkan surat pada mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Nina meminta Donald Trump menghentikan pengiriman sampah plastik dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari Amerika Serikat ke Indonesia.
Dirinya mengetahui soal pengiriman sampah ini melalui berita di televisi, koran, dan dari pengetahuan yang diberikan orang tuanya.
"Pada 2019 mau masuk SMP saya menulis surat ke Presiden Amerika, Donald Trump. Setelah mengetahui bahwa desa saya menjadi tempat sampah bagi negara maju, saya ingin mereka berhenti mengirim sampahnya ke Indonesia dan meminta tanggung jawabnya," jelas Nina.
Selanjutnya, Isi Surat Nina untuk Donald Trump >>>
Simak Video "Video: Stasiun Luar Angkasa Versi Kutub Utara"
[Gambas:Video 20detik]