Terbentuknya PGRI sudah tampak sejak era kolonial Belanda, yaitu ketika berdirinya Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912. Tidak lama setelah PGHB lahir, berbagai organisasi guru lainnya ikut bermunculan. Misalnya Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Ambachtsschool (PGAS), dan organisasi guru berbasis keagamaan atau kebangsaan seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV) atau Katolieke Onderwijsbond (KOB).
Organisasi PGHB kemudian berubah nama di tahun 1932 menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Sayangnya, mereka sempat ditutup saat zaman Jepang.
Kemudian, kemerdekaan 1945 akhirnya mendorong diadakannya Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945. Kongres ini menjadi wadah bertemunya berbagai organisasi guru dari latar belakang yang berbeda. Momen ini juga akhirnya melahirkan PGRI pada 25 November 1945 di Surakarta.
Untuk menyambut peringatan Hari Guru Nasional 2021 ke-76, detikers juga bisa mengirimkan puisi Hari Guru pada guru tercinta atau menggunakannya sebagai caption media sosial. Berikut ini detikedu telah merangkumnya dari berbagai sumber.
7 Puisi Hari Guru Nasional
1. Pahlawan yang Terlupakan, oleh Ahmad Muslim Mabrur Umar. Dilansir dari buku Puisi Pendidikan yang disusun oleh Rabiah dkk.
Pahlawan yang Terlupakan
Cermatilah sajak sederhana ini, kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap
Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terkalah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api
Ia tak bertarung di medan perang
Ucap, sabar, dan kata hari menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang
Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya
Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini
Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah kau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan
2. Gerbang Masa Depan, karya Ni Nengah Restari. Dilansir dari buku Goresan Pena: Antologi Puisi Pendidikan yang disusun oleh Komunitras Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kreatif Kabupaten Lombok Barat.
Gerbang Masa Depan
Aku melangkah..
Helaan napas yang terhempas
Untuk menggapai secercah harapan
Terhempas gelombang, berpijak batu karang
Kau datang..
Tangan halusnya menyentuh..
Meraba..
Membuai..
Membelai penuh kasih..
Hingga ke dasar hati yang dalam..
Menuntunku..
Menuju gerbang masa depan
Dengan tatanan sikap.. pengetahuan..
Dan keterampilan yang kau tebar..
Aku yang dulu bukan apa-apa..
Karena kebodohan..
Kini aku mampu berdiri tegak
Menjadi siapa.. dan siapa..
Berkat ketekunanmu dan kesabaranmu
Menorehkan ilmu..
Demi merengkuh sejuta harapan dan impian
Sungguh jasamu tak terbalaskan..
Aku tersentuh.. merenung..
Tanpa berasa butir bening menetes..
Dari sudut-sudut mataku..
Teriring sayup senandung lagu..
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Pujiku dan terima kasihku..
Untuk sang penebar ilmu
Senandung ini akan tetap tergaung
Dalam relung hati dan jagat raya ini
3. Harapan Kami, oleh Amrizal, Dikutip dari buku Antologi Puisi Cik Gu Kota Bertuah yang disusun Komunitas Pendidikan Gruu Penggerak Angkatan 1 Kota Pekanbaru.
Harapan Kami
Semangat yang terpancar dari wajahmu
Ibarat mentari pagi yang memberikan kehangatan bagi bumi
Dengan keteladanan dan sikap asah, asih, asuh yang kau lakoni
Membuat generasi ini semakin percaya diri
Wahai guru penggerak
Semaikan bibit-bibit kebaikan pada kami
Rasa toleransi..
Tanggung jawab..
Peduli..
Mandiri..
Sikap menghargai perbedaan di antara kami
Jangan jadikan kami generasi yang terpecah belah karena perbedaan
Hingga membuat luka nestapa di dada
Yang membuat ibu pertiwi menangis lagi
Wahai guru penggerak
Di pundakmulah generasi ini menjadi generasi yang unggul
Berkolaborasilah dan berinovasilah
Untuk memajukan pendidikan negeri ini
Tuk menghasilkan generasi tanggung dan memimpin masa depan
Generasi yang membuat ibu pertiwi bisa tersenyum lagi
Yang menorehkan tinta emas untuk generasi dan bangsa ini..
Wahai guru penggerak..
Doa kami.. untukmu..
Simak puisi Hari Guru lainnya di halaman selanjutnya >>>
4. Tombak Keberhasilanku, oleh Amanda Nurdhana dikutip dari buku Puisi Pendidikan karya Rabiah dkk.
Tombak Keberhasilanku
Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu, tak menghapus semangatmu
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk menderdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku..
Kau adalah orang tua keduaku
Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu
5. Dari Seorang Guru Kepada Muridnya, dikutip dari buku Untukmu Guru (Kumpulan Puisi) oleh I Kadek Agus Sudiandika.
Dari Seorang Guru Kepada Muridnya
Anakku..
Pandanglah laut lepas
Jika ingin kau cari hakikat hidup
Sebab ombaknya adalah gelombang kehidupan
Yang menghempas nafsu dalam benih di atas pasir
Dan menggemburkan norma dalam karang
Sedang teduhnya adalah kasih sayang
Yang tersembunyi di balik hempasannya
Yang tertulis dalam butir-butir mutiara hati
Anakku..
Pandanglah mentari
Jika kau ingin cari arti pengorbanan
Sebab cahayanya adalah pelita
Yang tanpa tanda jasa
Dan hangatnya adalah hangat napas perjuangan
Anakku..jika kau ingin mencari makna kesetiaan
Pandanglah rembulan
Sebab purnama adalah pelita malam
Dari romantika sejuta asa
Tetapi anakku..
Pandanglah..
Kumohon lihatlah..
Siapa pencipta laut
Siapa pencipta matahari
Dan siapa pencipta rembulan
Carilah dan dia akan datang
Dalam keagungan-Nya
6. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, oleh Elly Widiarti. Dilansir dari buku Semesta Kehidupan: Kumpulan Puisi Guru dan Siswa, karangan Karsilah dkk.
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Mungkin perjuangan mengangkat senjata telah usai
Mungkin dentuman meriam pun telah sirna
Tapi kau masih terus berjuang
Kau berjuang untuk masa depanku
Kau berjuang untuk prestasiku
Kau ajari aku membaca
Kau ajari aku menulis
Hingga puisi ini tercipta
Kaulah pahlawanku hingga kini
Pahlawanku yang tak pernah mengharapkan jasa
Pahlawan generasi penerus bangsa
Kaulah pahlawanku
Yang memerdekakanku dari kebodohanku
Dari ketidaktahuan
Guruku
Kaulah pahlawanku
Pahlawan tanpa tanda jasa
7. Guruku, Pahlawanku karya Khaalida Rahma Aufar. Dilansir dari buku Antologi Puisi Creative Pena oleh Yulinarti Prihatiningrum dkk.
Guruku, Pahlawanku
Kau adalah orang yang mengajarku
Kau mengetahui segalanya
Kau mengajarkanku hal yang tidak aku ketahui
Dengan ikhlas dan tulus
Kau sangatlah penyabar
Kau tak pernah bosan tuk mengajarku
Kau memang pahlawan tanpa tanda jasa
Kau tembus dinginnya pagi dan pekatnya malam
Kau banyak berkorban untuk anak didikmu
Kau mengajarkanku hingga pintar
Kau seorang yang sangat berjasa dalam hidupku
Terima kasih guruku
Itu dia sederet puisi Hari Guru dari berbagai sumber yang bisa detikers kirim untuk guru tercinta, maupun dijadikan caption media sosial. Selamat Hari Guru Nasional! (nah/pal)