Siapa Bilang Jadi Anak Bupati Selalu Enak?

ADVERTISEMENT

Siapa Bilang Jadi Anak Bupati Selalu Enak?

Bayu Ardi Isnanto - detikEdu
Sabtu, 09 Okt 2021 20:00 WIB
Anak bupati wonogiri menulis buku
Foto: Bayu Ardi Isnanto
Solo -

Anugrah Baskoro Sutopo, putra Bupati Wonogiri Joko 'Jekek' Sutopo meluncurkan buku perdananya di usia 12 tahun. Berawal dari protes kepada ayahnya, Anugrah sukses menulis buku berjudul 'Siapa Bilang Jadi Anak Bupati Selalu Enak?'.

Buku ini berkisah tentang kegalauan hati Anugrah yang menjadi 'korban' dari kesibukan Jekek sebagai kepala daerah. Dibawakan dengan gaya ringan khas remaja, cerita-cerita Anugrah cocok dibaca para orang tua yang sibuk bekerja.

Ada 14 cerita dalam buku setebal 143 halaman itu. Salah satunya berjudul 'Ambyar' yang menceritakan bahwa Anugrah adalah satu-satunya anak yang tidak diantar ke sekolah oleh orang tuanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pulang sekolah, aku masuk ke rumah dengan lemas. Dasi seragam sekolah menggantung berantakan di leherku, dan aku berjalan lunglai sambil menyeret tasku," tulis Anugrah dalam bukunya.

Kemudian ada cerita 'Dilaporkan ke Polisi', yakni berkisah tentang didikan ibu Anugrah, Verawati Sutopo yang mengajarkannya tanggung jawab. Diceritakan bahwa Anugrah pernah dilaporkan ke polisi oleh ibunya, yang ternyata cuma bohongan.

ADVERTISEMENT

Anugrah memang sering sembrono dengan bermain benda berbahaya, seperti pisau, korek api, hingga setrika. Diceritakan bahwa dia tidak sengaja melukai tangan asisten rumah tangga dengan setrika panas.

Vera lalu memarahi Anugrah dan menelepon seseorang yang disebut-sebut sebagai polisi. Akhirnya Anugrah mengakui kesalahannya, meminta maaf kepada asisten rumah tangga dan berjanji tidak mengulangi.

Kepada wartawan, Anugrah mengakui sebagai anak bupati tentu memiliki banyak fasilitas yang tidak dirasakan setiap anak. Namun sebagai anak-anak, keinginannya bersama ayah tak bisa dibendung, apalagi keseharian Anugrah berada di Yogyakarta, jauh dari Wonogiri.

"Sulit ketemu ayah. Penginnya bisa meluangkan waktu. Cuma telepon aja biasanya," kata Anugrah usai peluncuran buku di Sukoharjo, Sabtu (9/10/2021).

Dalam kesempatan yang sama, Jekek menjelaskan waktu yang minim untuk Anugrah adalah sebuah konsekuensi. Namun dia memastikan Anugrah kini semakin mengerti kondisi ayahnya.

"Konsekuensinya kan waktu kita nggak ada karena ayahnya berkesempatan menjadi pejabat politik. Tapi prinsipnya anak kami sudah bisa menerima. Cerita ini ditulis sebelum 12 tahun, kalau sekarang secara emosinya lebih baik," ujar Jekek.

Melihat anaknya menulis kisah tersebut, Jekek mengaku sempat kaget. Namun setelah melalui renungan dan diskusi, keluarganya mencari solusi-solusi untuk mengatasi masalah itu.

"Awalnya kita sempat kaget lalu berdiskusi. Karena banyak kegiatan sehingga waktu kita kurang. Saya sendiri merenung, anak saya protes, kita cari solusi-solusi bersama," ujarnya.

Kisah Ibunya Mundur dari PNS

Selain Jekek yang menjadi seorang bupati, Vera juga sibuk karena bekerja sebagai dokter hewan sekaligus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Di satu momen, Vera memutuskan mundur sebagai PNS untuk bisa fokus mengurus Anugrah.

"Nilainya sempat melorot, pernah dapat 0, pernah 1, karena ulangan tidak dikerjakan. Saya kemudian cuti panjang untuk sekolah, di situ waktu saya banyak untuk Nugrah. Sampai cuti saya habis, saya dilarang Nugrah untuk kembali ke kantor, setelah diskusi panjang, saya mundur," kata Vera.

Pertimbangan berat itu diambil, salah satunya karena Jekek dan Vera melihat potensi besar dari Anugrah. Mereka tak ingin potensi itu justru sia-sia karena tidak diarahkan.

Salah satu potensinya ialah menulis, sesuatu yang tidak banyak diminati anak-anak. Menurut Vera, kesenangannya menulis diperoleh karena sejak kecil Anugrah sering diajari membaca buku.

"Di rumah kan ada perpustakaan kecil, dari situ dia baca-baca, usia 3,5 tahun sudah bisa baca. Setelah saya menulis buku sekitar 2 tahun lalu, Anugrah kepengin ikut menulis, awalnya ingin bercerita sejarah Wonogiri, berhenti, membuat komik, berhenti, akhirnya menulis pengalaman pribadinya," ujarnya.

Proses Penulisan Buku

Editor dari penerbit Gramedia Pustaka Utama, Andry Kristiawan mengatakan, menerima tulisan Anugrah pada April 2021. Butuh waktu lima bulan untuk melakukan pendalaman tulisan hingga terbitlah buku tersebut.

"Sebelumnya Anugrah menulis itu dua tahun. April saya terima, September selesai. Secara penulisan saya lihat sudah jelas, runtut, alurnya benar," kata Andry.

Dia mengaku sempat tidak percaya jika Anugrah sendiri yang menulis. Namun setelah dilakukan pengecekan, Andry baru yakin bahwa Anugrah sendiri yang membuat tulisan itu.

"Saya cek, jangan-jangan tulisan ibunya, karena ibunya pernah menulis buku. Saya pikir nggak mungkin, Mbak Vera tidak menulis gaya seperti itu. Saya bandingkan dengan ayahnya juga tidak nyambung," katanya.

"Tapi tetap kita harus melakukan pendalaman materi, kita wawancara lagi, dia ingat-ingat lalu saya minta menuliskannya. Lima bulan bolak-balik akhirnya selesai," pungkasnya.

Jadi detikers tertarik menulis buku juga seperti Anugrah?



Simak Video "Video Saat PNS DKI Mau Ikut Antar Anak ke Sekolah Tapi Takut Telat Ngantor"
[Gambas:Video 20detik]

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads