Hari tanpa bayangan di Indonesia kembali terjadi hari ini, Sabtu (9/10/2021). Sejumlah wilayah bisa menyaksikan momen unik ini saat tengah hari tadi. Mengapa fenomena tersebut bisa terjadi?
Hari tanpa bayangan matahari merupakan fenomena alam yang terjadi di mana matahari berada pada posisi 90 derajat saat melintasi beberapa wilayah di bumi. Pada posisi tersebut, tidak ada bayangan yang terbentuk dari benda tegak tak berongga saat tengah hari.
Di Indonesia, fenomena unik ini terjadi dua kali dalam setahun. Fenomena pertama berlangsung pada akhir Februari hingga awal April 2021 lalu. Sedangkan untuk yang kedua kalinya terjadi pada 6 September hingga 21 Oktober 2021 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi menjelaskan, fenomena tersebut kerap terjadi dua kali setahun di wilayah yang terletak pada dua garis. Walaupun demikian, ada beberapa wilayah yang hanya bisa menyaksikan hari tanpa bayangan sekali dalam setahun, seperti wilayah yang berada di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan.Peneliti Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang mengatakan, terjadinya hari tanpa bayangan selama dua kali dalam setahun merupakan akibat dari posisi Indonesia yang berada pada 6Β° Lintang Utara hingga 11Β° Lintang Selatan dan dibelah oleh garis khatulistiwa.
"Fenomena ini selalu terjadi dua kali setahun untuk kota-kota atau wilayah yang terletak di antara dua garis. Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan)," ujar Andi dalam keterangannya.
Pada ketiga wilayah tersebut, matahari tidak akan berada dalam posisi zenit ketika tengah hari selama sepanjang tahun. Namun, posisi matahari akan condong ke selatan untuk belahan bumi utara dan sedikit condong ke utara untuk belahan bumi selatan.
Untuk diketahui, posisi zenit merupakan titik khayal di langit yang tegak lurus di atas bumi. Titik ini berada persis di atas pengamat. Posisi zenit di angkasa tergantung pada arah gravitasi bumi dari lokasi pengamat, seperti dikutip dari buku Pengantar Ilmu Falak oleh Muhammad Hadi Bashori.
Proses Terjadinya Hari Tanpa Bayangan
Fenomena hari tanpa bayangan berkaitan dengan gerak semu tahunan matahari. Gerak semu akan membuat matahari seolah bergerak ke arah utara dan selatan bumi setiap tahunnya.
Gerak semu matahari terjadi karena titik rotasi bumi berada posisi tidak tegak lurus terhadap matahari, sehingga ketika bumi mengelilingi matahari, akan nampak matahari yang bergerak dari utara dan selatan bumi.
Melansir lapan.go.id, hari tanpa bayangan atau dalam istilah astronomi disebut kulminasi, terjadi karena perspektif cahaya akibat Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan berada pada bujur yang sama. Oleh karena itu, matahari berdiri tepat di atas kepala dan akan jatuh tepat di bawah benda yang terkena sinarnya.
Namun demikian, cahaya tersebut tidak akan hilang seutuhnya karena masih bisa dilihat dari jarak yang lebih tinggi dan akan terlihat seperti biasa. Kulminasi cahaya tidak akan mengalami pergeseran dari objek yang dituju.
(kri/nwy)