2 Guru Indonesia Jadi Wasit Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020, Sudah Kenal?

ADVERTISEMENT

2 Guru Indonesia Jadi Wasit Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020, Sudah Kenal?

Trisna Wulandari - detikEdu
Sabtu, 07 Agu 2021 18:30 WIB
Wahyana, wasit bulutangkis di Olimpiade Tokyo 2020 asal Indonesia.
Foto: Foto: Instagram @nadiemmakarim
Jakarta -

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengapresiasi dua sosok guru Indonesia yang menjadi wasit di Olimpiade Tokyo 2020. Keduanya adalah Wahyana dan Qomarul Lailiah, wasit cabang bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020.

Qomarul Lailiah yang akrab disapa Lia adalah seorang guru bahasa Inggris SDN Sawunggaling I/382, Wonokromo, Surabaya. Sementara itu, Wahyana adalah guru PJOK di SMPN 4 Patuk, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Nadiem menilai kedua sosok guru ini menjadi inspirasi mengharumkan nama Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah pelajar, kini giliran sosok guru yang berprestasi di ajang olahraga dunia. Terima kasih atas pengabdian Bapak Wahyana dan Ibu Lia yang berhasil menembus Olimpiade Tokyo 2020 sebagai wasit cabang bulu tangkis," tulis Nadiem di akun Instagram @nadiemmakarim, Sabtu (7/8/2021).

Kiprah Wahyana dan Lia, harap Nadiem, menjadi inspirasi guru-guru Indonesia dapat berkontribusi hingga ke mancanegara.

ADVERTISEMENT

"Ibu dan Bapak adalah inspirasi kami untuk terus berkontribusi mengharumkan nama Indonesia. Maju terus untuk guru-guru Indonesia!" tulis Nadiem.

Klik halaman selanjutnya

Wahyana memimpin jalannya laga final tunggal putri cabor bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020 sebagai wasit utama atau umpire. Sehari-hari, pria 53 tahun ini seorang guru mata pelajaran olahraga di SMPN 4 Patuk, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul.

Putra daerah Gunungkidul, Yogyakarta ini menuturkan, perjalanannya di dunia olahraga semula ditekuni dari cabang olahraga voli. Ia bahkan sempat menjadi anggota tim voli DIY. Tetapi, cedera pergelangan kaki serius membuat Wahyana berhenti menekuni voli dan pindah ke cabang olahraga bulu tangkis sebagai wasit.

Pria kelahiran September 1967 ini mengatakan, mulai 1998 sampai tahun 2000, ia menjadi hakim garis dalam setiap pertandingan badminton. Ia sampai mengikuti ujian kompetensi di tingkat DIY dengan hasil terbaik.

"Kemudian dikembangkan lagi di tingkat nasional dan Asia. Nah, di tingkat nasional A saya mendapatkan capaian terbaik," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (3/8/2021) lalu.

"Selanjutnya saya dikirim mengikuti Asia Accreditation di Kuala Lumpur pada tahun 2006. Terus lanjut lagi Asia Certification di Johor," imbuhnya.

Wahyana yang juga Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum ini mengatakan, sertifikasi dan pengasahan kecakapan terus-menerus dilakukan hingga tingkat internasional membuat kemampuannya dalam memimpin pertandingan bulu tangkis terus berkembang. Hal ini juga yang menurut Wahyana turut mengantarkannya menjadi wasit yang diperhitungkan di kancah internasional.


"Dari situ saya kembali mengikuti BWF Accreditation dan mendapatkan sertifikasi atau lisensi tertinggi pada tahun 2016," kata Wahyana.

Ia menuturkan, dirinya juga pernah memimpin pertandingan Badminton di SEA Games, Asean Games, Kejuaraan Dunia, Paralimpic, Piala Sudirman, Piala Thomas, World Tour Finals, dan lainnya.

Wahyana menambahkan, sejauh ini ia telah tur ke 77 negara di dunia untuk memimpin pertandingan.

Ia menambahkan, jam terbang dalam mengikuti pertandingan membuatnya didapuk menjadi umpire laga final badminton tunggal putri Olimpiade Tokyo 2020.

"Dari 36 wasit yang ada, ada 11 orang dari Asia dan saya merupakan satu-satunya dari Indonesia yang dipercaya untuk memimpin jalannya pertandingan tim tunggal putri dalam memperebutkan medali emas," tutur Wahyana.

Wahyana mengatakan, menjadi wasit badminton di Olimpiade Tokyo 2020 menjadi kebanggaan tersendiri baginya. "Tentu ada sebuah kebanggaan tersendiri, sebab dalam final itu hanya dicari wasit terbaik dari seluruh yang ada, alhamdulillah," tuturnya.

Pengurus PBSI di Jakarta ini menuturkan, ia juga memiliki program mencetak wasit muda dari seluruh penjuru Indonesia. Menurut Wahyana, program itu perlahan mulai berjalan mengingat minat untuk menjadi wasit muda sudah mulai banyak.

"Banyak sebenarnya yang minat, tapi bahasa menjadi kendalanya. Saat ini kami merekrut yang memiliki basic bahasa Inggris dulu," katanya.

"Karena kan harus ada regenerasinya. Dan untuk pengalaman selama ini cukup menyenangkan sekali pastinya," imbuh Wahyana.

Gimana detikers, mau jadi guru dan wasit laga olahraga di olimpiade seperti Wahyana dan Lia?

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Edisi #530: Jonatan Christie & Chico Aura Dwi Wardoyo Keluar dari Pelatnas"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads