Plak merupakan lapisan lengket yang terbentuk di gigi setiap hari. Dilansir dalam Healthline, banyak ilmuwan yang menyebut plak sebagai "biofilm" karena sebenarnya merupakan kumpulan mikroba hidup yang dikelilingi oleh lapisan polimer yang lengkat.
Lapisan lengket tersebut dapat membantu mikroba menempel pada permukaan di mulut sehingga mereka dapat tumbuh menjadi mikrokoloni yang berkembang. Saat plak gigi mengeras dan menjadi karang gigi tentunya ini membuat kita tidak nyaman.
Untuk mengatasi hal ini, umumnya metode yang digunakan adalah scaling gigi. Ini merupakan prosedur non operasi yang dilakukan tenaga kesehatan untuk membersihkan plak dan karang gigi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait adanya hal ini, Pakar UGM yang juga menjadi dosen sekaligus Wakil Dekan FKG UGM, Dr. drg. Juni Handajani, M.Kes., Ph.D mengeksplorasi potensi dari tumbuhan lokal untuk mencegah plak gigi.
Wakil dekan FKG UGM menemukan dua tumbuhan lokal yang memiliki potensi untuk mencegah pembentukan plak gigi. Tumbuhan yang tengah diteliti adalah kulit batang jambu mete dan daun teh. Ekstrak dari kedua tumbuhan ini bisa digunakan sebagai bahan campuran produk obat kumur dan pasta gigi.
"Prodi S3 FKG UGM telah melakukan beberapa penelitian yang mengeksplorasi atau mencari potensi dari tumbuhan yang ada di Indonesia ini yang efeknya nanti untuk mengantisipasi adanya plak gigi," ujar dokter Juni dalam laman UGM (13/06/2021).
Kulit batang jambu mete yang diteliti oleh Dr. drg Harsini, M.S ternyata juga mengandung asam anakardat dan asam galat yang terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. Aureus dan A. Astimomyucetemcomintans. Kedua bakteri ini diketahui sebagai bakteri-bakteri penyusun terbentuknya plak gigi.
Dan ekstrak kulit batang jambu mete juga terbukti mempercepat bekas pencabutan gigi dan sariawan. Kulit batang jambu mete disebutkan berpotensi menjadi bahan campur untuk produk obat kumur.
Hal serupa juga ditemukan dalam ekstrak daun teh. drg. Juni Handajani menyebutkan ekstrak daun teh memiliki kandungan yang dapat menghambat pembentukan salah satu bakteri penyebab plak pada gigi.
Daun teh segar yang belum diolah mengandung Cathecin (Epigalocatechin gallate). "Ketika pasta gigi dengan ekstrak daun teh digunakan selama 21 hari berturut-turut, pasta gigi tersebut ternyata juga sangat lebih cepat menyebuhkan penderita radang gusi (Gingivitis) dibandingkan dengan yang tidak mengandung daun teh sama sekali." jelas drg. Juni.
Akan tetapi penelitian dan eksplorasi FKG UGM tidak hanya berhenti sampai disitu. Selain dua tumbuhan tersebut, drg. Juni juga melakukan penelitian pada ekstrak jamus Actinomycetes dan kulit manggis. Keduanya sama-sama diteliti untuk melihat apakah ada potensi menjadi anti bakteri atau tidak untuk mencegah pembentukan plak gigi.
(lus/erd)