Yulianti Suryawardhani Yudo, mahasiswa Indonesia di Braga, Portugal, menjalani lebaran di tengah masa pandemi. Masjid di kotanya pun tidak menggelar pelaksanaan sholat Id untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Yuli bercerita, lebaran tahun ini jatuh pada hari perkuliahan di kampusnya, Universidade do Minho. Di kampusnya, mahasiswa sudah boleh kembali beraktivitas dengan menerapkan prokes ketat.
Alhasil, mahasiswa tingkat akhir program European Master in Lexicography (EMLex), Universidade do Minho ini menunda perayaan Idul Fitri tahun ini dengan menghadiri kursus bahasa Portugis di lembaga bahasa fakultasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswa penerima beasiswa Erasmus Mundus ini bercerita, perkuliahan dilaksanakan dalam bahasa Inggris dan bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar. Ia berinisiatif mengambil kursus bahasa Portugis untuk menyempurnakan percakapannya sehari-hari di luar kampus dengan warga lokal.
"Dua minggu pertama puasa, kampus masih tutup, jadi studi dari apartemen. Lalu dua minggu terakhir dibuka, jadi saya pergi kursus, setiap hari jalan kaki," cerita Yuli pada detikedu dalam Program Lipsus detikcom dengan PPID (PPI Dunia), ditulis Rabu (19/5/2021).
Yuli menuturkan, puasa dan lebaran tahun ini bertepatan dengan jelang musim panas. Durasi puasa di Portugal yang panjang diakhiri sekitar pukul 8 dan 9.
Kendati fisik dan mentalnya cukup kaget saat merasakan Ramadhan pertama di Portugal, Yuli bercerita bahwa kini sudah terbiasa dengan suasana puasa Ramadhan di Portugal.
Ia bercerita, beberapa teman mahasiswa non muslim di kampusnya sudah maklum dan mendorong Yuli beristirahat ketika selesai berkuliah sambil puasa.
"Buka puasa biasanya di apartemen aja, apa adanya. Kadang teman-teman (dari negara lain) ajak kumpul, makan malem bareng ke luar, karena (jadwal berbuka di Portugal ) bareng sama jadwal mereka makan malam," tutur Yuli.
Sementara itu, untuk berkumpul dengan mahasiswa Indonesia lainnya di Portugal, Yuli biasanya mengunjungi teman-teman dari Tanah Air di kota tetangga, Porto. Di kota inilah Yuli merayakan suasana lebaran di Portugal tahun ini.
Ia bercerita, karena lebaran jatuh pada hari Kamis, ia dan para mahasiswa Indonesia di Porto merencanakan halal bi halal pada akhir pekan di hari Sabtu. Porto berjarak sekitar 1 jam perjalanan naik kereta dari Braga.
Adapun halal bi halal para mahasiswa asal Indonesia tersebut digelar di kediaman Konsul Kehormatan Portugal Luciano Fernando Coelho da Silva di Porto.
Yuli bercerita, kendati tidak merayakan Idul Fitri tepat di 1 Syawal, suasana lebaran khas Indonesia amat terasa. Silaturahmi kali itu diramaikan dengan potluck makanan khas Indonesia mulai dari opor, ketupat, hingga sate.
Ia menambahkan, teman-temannya juga membawa sayur nangka, terong balado, dan kerupuk. Yuli sendiri membawa setoples kastengel buatannya ke Porto.
"Kalau nggak salah itu 16 orang, itu baru (mahasiswa) yang di zona utara (Portugal) aja. Di zona selatan kayak Lisbon dan Coimbra itu kumpul halal bi halal di Lisbon. Sempat video call juga, jadi kerasa halal bi halal-nya," tutur Yuli senang.
Nah, itu dia kisah mahasiswa Indonesia lebaran di negeri rantau. Bagaimana suasana lebaran di negara tempat kuliahmu?
(nwy/nwy)