Kisah Mahasiswa RI Berkuliah di Turki: Banyak Teman dan Relasi Baru

ADVERTISEMENT

Studi di Luar Negeri

Kisah Mahasiswa RI Berkuliah di Turki: Banyak Teman dan Relasi Baru

Anatasia Anjani - detikEdu
Senin, 17 Mei 2021 08:09 WIB
Kisah Mahasiswa RI Berkuliah di Turki: Banyak Teman dan Relasi Baru
Foto: Dok Pribadi/Kisah Mahasiswa RI Berkuliah di Turki: Banyak Teman dan Relasi Baru
Jakarta -

Fauzul Azhim merupakan mahasiswa S2 di Istanbul Sabahattin Zaim University (IZU) jurusan Political Science and International Relation. Fauzul bercerita keseruannya berkuliah di Turki, salah satunya bisa mengetahui berbagai jenis budaya dalam Program Lipsus detikcom dengan PPID (PPI Dunia),

"Yang pastinya ini pengalaman yang luar biasa bisa berkuliah di luar negeri. Menurut saya mesti dicoba oleh kaum milenial karena pertama akan mengetahui dunia luar dan juga perbedaan kultur budaya, itu sangat terlihat di sini yang mana berbeda dengan di Indonesia. Walaupun memang menurut teman-teman di sana Turki sama kok mayoritas Islam," ujar Fauzul pada detikEdu.

Kisah Mahasiswa RI Berkuliah di Turki: Banyak Teman dan Relasi BaruKisah Mahasiswa RI Berkuliah di Turki: Banyak Teman dan Relasi Baru Foto: Dok Pribadi

Ternyata menurut Fauzul, ketika sampai di Turki masyarakat Turki lebih bergaya Barat. Jadi, gaya hidup merujuk pada kehidupan Barat dan cenderung lebih bebas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cara berpakaian dan lain-lain atau berperilaku di tempat public cenderung bebas dalam artian tidak mengganggu orang lain. Jadi selagi itu tidak mengganggu orang lain tidak akan menegur," papar mahasiswa asli Padang ini.

Lebih lanjut ketika berkuliah di Turki, Fauzul beranggapan bahwa kultur budaya sangat lah berbeda. Fauzul bercerita bahwa akan menemukan banyak teman baru dari negara-negara lain dan menambah relasi sehingga bisa menambah nilai diri.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita aktif di organisasi itu akan menambah value kita. Karena di organisasi menambah banyak sekali relasi. Kita bisa bertemu dengan orang penting yang mana di Indonesia kita susah bertemu dengan beliau," kata mahasiswa IZU ini.

Hal yang mengesankan lainnya, adalah setelah bertemu orang penting. Sebab, hal itu semakin memotivasi diri Fauzul.

"Kita bisa tahu dan kita bisa contoh yang baik-baik dan bisa menjadi motivasi untuk ke depan. Ini menurutku penting kalau memang bisa kuliah ke luar negeri, ambil. Jangan di sia-siakan karena tidak semua orang bisa mendapatkan itu," papar Fauzul.

Kuliah di Masa Pandemi. Klik selanjutnya>>>

Sementara itu, Fauzul juga membeberkan kesulitannya saat berkuliah di Turki terutama saat pandemi. Sebab, ia harus mengerjakan segala sesuatunya melalui online dan tak bisa pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan tesis.

"Kalau pandemi belajar secara daring, semua dilakukan jarak jauh, dan kebetulan sekarang sedang mengerjakan tesis, bimbingan juga jarak jauh. Kesulitannya mungkin dari akses ke perpus atau tempat lain saat lockdown, nggak bisa kemana-mana kalau sudah lockdown, mau cari suasana baru agak sulit," cerita mahasiswa yang tengah menyusun tesis terkait penanganan radikalisme di Indonesia.

Untuk mengatasi kesulitan berkuliah di Turki, Fauzul berbagi tips-tips menarik. Menurutnya, hal pertama adalah memahami budaya lokal, lakukan yang boleh dan tidak melakukan yang tidak boleh di tempat umum. Juga cara berinteraksi dengan orang dengan dosen itu mesti kita tanyakan ke senior.

Selain itu, berkomunikasi dengan para pelajar yang lain terutama dengan pelajar Indonesia menjadi hal penting. Karena, dengan begitu ia tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat masuk bersosialisasi dengan masyarakat lokal.

"Misalkan di Turki, taking picture di public area dilarang, memandang orang dengan waktu yang lama juga tidak boleh. Jadi ada beberapa habit yang kita perhatikan karena berbeda kultur. Kalau di Turki untuk memudahkan biaya hidup kita bareng-bareng. Satu flat kita berenam - berlima itu lebih murah untuk meringankan biaya perbulan," papar Fauzul.

Fauzul juga menceritakan bahwa biaya hidup biaya tempat tinggal di sini cukup terjangkau sama dengan Jakarta. Fauzul menekankan selama berkuliah di Turki sebisa mungkin untuk berkomunikasi dengan banyak orang, dengan begitu ia akan bisa semakin hemat.

"Di sini memang bisa dibilang murah untuk membayar flat jadi satu flat 3.8 juta satu rumah perbulan. Dibagi 6 itu akan lebih murah lagi. Satu orang membayar 1.1 juta itu sudah semuanya sudah listrik, air, gas, sampai bahan-bahan dapur. Beras, minyak itu sudah terakomodir 1.1 juta per orang," tutup dia.



Simak Video "Video: Singa Lepas dari Kebun Binatang di Turki Serang Petani"
[Gambas:Video 20detik]

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads