Momen Ramadhan memiliki tempat yang spesial di hati setiap umat Islam. Hal ini juga dirasakan oleh salah satu mahasiswa Indonesia di Meksiko bernama Anggraini Rumondang Sitompul. Setiap bulan puasa ia selalu berkumpul di masjid dan berbuka dengan kurma.
Wanita yang akrab disapa Anggi ini merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang lahir dan besar di Meksiko. Ia mengaku melaksanakan ibadah puasa di Meksiko pada dasarnya sangat menantang karena mayoritas muslim di sana tidak sebanyak di Indonesia.
Namun, hal itu bisa ia lewati karena ada komunitas Islam di Meksiko yang sangat ramah. Bahkan, mereka saling mendukung dan membantu satu sama lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ini (puasa Ramadhan) menantang karena kegiatan ini sangat jarang di sini. Kamu harus tetap melaksanakan kegiatan sehari-hari selama puasa. Tapi, komunitas Islam di sini sangat ramah, jadi kita membuat ruang yang nyaman satu sama lain untuk mendukung dan membantu satu sama lain," ungkap dia kepada detikcom, ditulis Senin (3/5/2021).
Lebih lanjut, Anggi menjelaskan kegiatan rutin selama bulan puasa di Meksiko adalah berkumpul di masjid. Bahkan, di sana ia bisa mendapatkan buah kurma untuk berbuka puasa bersama muslim yang lain.
"Orang-orang biasanya berkumpul di Masjid atau di Islamic Center untuk berbuka puasa dan Sholat dengan Muslim yang lain. Kamu bisa mendekati muslim yang lain untuk mendapatkan buah kurma untuk berbuka dibanding minum Coca-Cola," ungkap Anggi.
Menurut Anggi, menjalankan ibadah puasa di Meksiko tidak begitu berat untuk dijalani. Sebab, durasi puasanya dimulai dari pukul 6 pagi hingga 8 malam atau sekitar 14 jam sehingga ia memiliki waktu yang sama dengan mengawali hari dan beristirahat.
"Durasi puasa di sini aku pikir lumayan. Kebetulan di sini Subuh sekitar jam 6 dan itu jadi waktu yang tepat mengawali hari. Magrib pukul 8 malam jadi kita masih punya waktu untuk mencerna makanan sebelum tidur," terangnya.
Suasana Puasa di Tengah Pandemi. Klik selanjutnya>>>
Walaupun pandemi COVID-19 membuat dirinya tetap bisa berada di dalam rumah dan tak kelelahan selama bulan puasa, kata Anggi, ada sisi menyedihkannya juga. Sebab, ia sebagai minoritas tidak bisa berkumpul dan merayakan bulan puasa bersama muslim lainnya.
"(Pandemi) memang membuat segalanya lebih mudah karena kita harus melakukan jadwal di rumah dan tidak perlu lelah ke luar. Tapi tahun ini harus memperkuat ikatan dengan komunitas, terlebih sebagai minoritas di sini, jadi tidak bisa merayakan dengan muslim yang lain," sambungnya.
Wanita yang tengah menempuh perkuliahan di National Autonomous University of Mexico (UNAM) jurusan Arts dan Design ini juga mengisahkan momen spesial di bulan puasa yang selalu ia lakukan, yakni menghabiskan waktu bersama keluarga. Ia juga kerap menolong untuk menyiapkan makanan untuk berbuka.
![]() |
Sementara itu, ia kerap menyiapkan ketupat, opor ayam, kue nastar, hingga sayur labu siam saat perayaan Idul Fitri tiba. Anggi pun berharap pandemi di tahun depan bisa menjadi lebih baik lagi sehingga ia bisa berkumpul kembali bersama muslim lainnya untuk merayakan hari Kemenangan.
"Semoga (dengan) doa kita dapat melewati situasi yang sulit ini. Dan agar kita bisa diampuni dan tetap setia pada iman dan bersyukur atas semua rahmat-Nya," tutup Anggi.
Simak Video "Bupati Purwakarta Wajibkan ASN Tadarus Al-Qur'an Sebelum Kerja"
[Gambas:Video 20detik]
(pay/nwy)