Menuntut ilmu bisa dilakukan kapan saja, termasuk di usia yang tak lagi muda. Hal ini juga dilakukan oleh seorang kakek dengan satu cucu bernama Wahju Herijanto.
Wahju saat ini berusia 58 tahun 7 bulan dan menjadi lulusan tertua dalam wisuda ITS ke-123. Ia berhasil menyelesaikan program studi doktoral (S3) di Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Dilansir laman resmi ITS, Wahju mengaku ingin melanjutkan pendidikan S3-nya karena profesinya sebagai seorang dosen. Keinginan itu, mulai muncul di tahun 2013 atau saat ia berusia 50 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahju mengisahkan menempuh pendidikan di usia senja bukan lah hal yang muda. Sebab, ia harus melalui proses yang panjang demi mendapatkan gelar dan nilai yang sempurna.
Apalagi, ia juga harus pintar-pintar membagi waktunya, antara bekerja dan belajar. Disertasi miliknya juga dibimbing oleh dua dosen dari ITS dan Universitas Brawijaya (UB) sehingga ia memerlukan waktu ekstra untuk menempuh jarak tersebut.
Tak jarang, Wahju merasa lelah saat harus melakukan dua tugas sekaligus, ia pun menyikapi hal tersebut dengan istirahat sejenak. Perlahan-lahan ia mulai menikmati proses belajarnya kembali karena Wahju melihat adanya manfaat besar di balik perjuangannya.
"Tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat, dan saya mulai menikmati prosesnya," terang pria dua anak ini dikutip detikEdu.
Lebih lanjut, kata Wahju, IPK sempurna yang ia dapatkan juga diperoleh dari keberhasilannya mempublikasi jurnal terindeks scopus Q2. Ia juga didukung oleh seluruh keluarganya untuk menyelesaikan pendidikannya.
Semangat dari keluarga dan rekan-rekannya lah yang menjadi alasan Wahju tidak menyerah dalam menuntut ilmu. "Selain itu, rekan-rekan juga selalu memberi semangat agar saya segera menyelesaikan pendidikan ini," ungkap dia.
Wahju pun berharap agar disertasi miliknya yang berjudul 'Pengembangan Model Distribusi Perjalanan dengan Pembobotan Geografi dan Spasial menggunakan Informasi Citri di Surabaya' dapat segera diwujudkan.
(pay/pal)