Puasa Ramadhan 2021 bagi Reynaldi Istanto yang biasa dipanggil Rey sangatlah berbeda. Tahun 2021 merupakan kali pertama bagi Rey berpuasa di negeri orang.
Rey merupakan seorang mahasiswa Advanced Master of Globalisation and Development, University of Antwerp, Belgium. Dia pertama kali menginjakkan kaki di City of Diamonds atau sebutan lain untuk Kota Antwerp pada September 2020 lalu.
"Ini Ramadhan pertama di luar Indonesia jadi sangat terasa bedanya. Puasa di sini juga berasa panjang karena durasinya sekitar 16 jam," cerita Rey, kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rey juga bercerita bahwa matahari terbenam di Antwerp di atas jam 8 malam. Puasa dimulai dari sekitar pukul 4.50 pagi hingga pukul 8.34 malam.
Untuk mengurangi rasa lapar dan dahaga, dirinya menanggulanginya dengan menyibukkan diri seperti mengerjakan tugas, membaca materi, hingga aktif di organisasi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Belgia.
"Saat ini saya juga mempersiapkan kegiatan webinar conference Millennial Hub, jadi cukup sibuk persiapannya," papar Rey.
Menurut Rey, tantangan terberat berpuasa di negeri orang adalah jauh dari keluarga karena saat di Indonesia, dia selalu sahur dan buka bersama keluarga.
Rey merasa menjadi pelajar perantau memiliki sisi positif yaitu menjadi lebih mandiri. Sesekali mahasiswa ini juga mengaku kalau dirinya juga merasakan homesick terutama dalam hal masakan.
"Cara mengatasi homesick itu dengan masak sendiri. Kemarin buka puasa pertama masak nasi goreng gila ala kaki lima di Jakarta hehe,"" ujar mahasiswa jurusan Advanced Master of Globalisation and Development ini.
Selain itu Rey juga mengaku bahwa saat puasa Ramadhan 2021 ini, keluarganya juga selalu memberi support dengan menelepon setiap hari. "Perbedaan waktu dengan Indonesia itu selama 5 jam jadi orangtua sering telepon untuk bangunin sahur," tutur Rey.
Berkumpul dengan teman-teman yang berasa dari Indonesia di Antwerp juga dapat mengatasi kerinduannya dengan Tanah Air. "Di Antwerp ada sekitar 12 orang pelajar Indonesia, kami juga sering bermain ke kota lain dan memasak masakan Indonesia bersama dengan teman-teman," ujar Rey.
Rey juga bercerita jika di kot (kost dalam bahasa Indonesia) terdapat orang Indonesia bernama Novi, yang hobi mengundang dirinya dan teman-teman lain untuk berkumpul di tempat Novi.
"Kebetulan Novi dan suaminya hobi masak, jadi sering diundang untuk makan malam. Novi lihai memasak segala jenis masakan, tapi paling sering memasak masakan khas Aceh, Mie acehnya sedap!" papar Rey Antusias.
![]() |
Puasa saat pandemi di Antwerp dapat dibaca pada halaman selanjutnya
Puasa Saat Pandemi di Antwerp
Ray mengungkapkan, negara di Eropa masih menerapkan protokol kesehatan dengan ketat selama pandemi. Aktivitas penduduk dibatasi paling lama hanya sampai jam 7 malam.
Walaupun dibatasi begitu, Rey tetap bersyukur karena dirinya masih dapat mencari makanan halal dengan mudah.
"Di sini dekat dengan Asian Market dan Arab Market, jadi ada bagian halal areanya jadi mudah," cerita Rey.
Rey juga bercerita makanan-makanan Indonesia juga lengkap.
Walaupun tidak ada takjil di Antwerp, Rey menggantinya dengan menggunakan roti. Rey juga bercerita bahwa roti di Antwerp sangatlah nikmat.
"Roti paling suka Eclair atau biasanya khas Belgia itu waffle. Biasanya beli buat takjilnya. Kemarin beli eclair dan muffin buat buka puasa pertama," ujar mahasiswa berkacamata ini.
Rey juga bercerita bahwa orang-orang di Antwerp yang sangat terbuka dan beragam. Hal ini dikarenakan banyak imigran dari Timur Tengah, daerah Turki, dan lainnya.
"Teman-teman juga sangat menghargai perbedaan. Hari pertama kemarin mereka mengucapkan selamat berpuasa kepada kami yang beragama muslim, baik dalam grup ataupun secara personal," tutur Rey.
Selain itu pria yang sudah 7 bulan tinggal di Antwerp ini juga bercerita bahwa cara membagi waktu saat puasa Ramadhan 2021 ini dengan belajar dan berkomunikasi.
"Cara membagi waktu Ramadhan ini dengan bangun sahur lalu belajar menyiapkan materi sebelum kelas dimulai. Setelah selesai kelas, lalu menghubungi keluarga, pacar, dan teman-teman," cerita Rey.
Aktivitas selanjutnya yaitu mempersiapkan makanan atau membeli makanan buka puasa saat jam 6 sore.
"Karena toko dan kafe di sini mayoritas tutup jam 7 malam karena menerapkan protokol covid-19," papar Rey.
Rey juga menjelaskan bagaimana aktivitas ngabuburitnya, yaitu dengan melakukan rutinitas jalan malam untuk meringankan pikiran setelah belajar. "Biasanya jalan-jalan dengan teman-teman dari Ethiopia, Uganda, Fillipina, Ekuador, Belanda dan Belgium. Jalan ini rutin dilakukan setiap minggu," cerita Rey.
Rey bercerita jika di Antwerp ibadah masih dilakukan sendiri seperti tarawih dan sholat Jumat karena masih menerapkan peraturan COVID-19 dengan ketat. Jadi penggunaan tempat beribadah pun masih terbatas.
Sebelum puasa Ramadhan 2021 dimulai, Rey menceritakan hal yang mengesankan. "Paling mengesankan tentu berkumpul dengan teman-teman untuk makan makanan Indonesia. Saat h-1 Ramadhan kita pergi ke Belanda hanya untuk beli nasi Padang. Kebetulan terkenal banget masakan Padang di sana," kata Rey.
![]() |
Pergi ke Belanda pun dilakukan Rey secara mendadak. Menurut Rey walaupun harus berpuasa jauh dari negeri sendiri dan orangtua serta memiliki durasi puasa yang panjang, puasa tetaplah harus dilakukan.
"Meskipun puasanya panjang yang membuat kita bisa bertahan adalah komitmen untuk menjalankan ibadah puasanya itu sendiri," tutup Rey.
Kalian punya pengalaman puasa di negeri orang? Kirim tulisan dan foto ke email timeless@detik.com dengan subjek: Puasa di Negeri Orang. Jangan lupa cantumkan nomor yang bisa dihubungi ya.