×
Ad

Aksara Jawa: Sejarah, Tabel Huruf, Lengkap dengan Cara Menulis

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Rabu, 17 Des 2025 07:30 WIB
Tabel aksara Jawa. Foto: Buku Aksara-aksara di Nusantara: Seri Ensiklopedia karya Ridwan Maulana
Jakarta -

Pernah melihat tulisan unik di papan nama jalan di Yogyakarta atau Solo? Ya, itu adalah Aksara Jawa atau yang juga dikenal dengan Hanacaraka.

Meski kini jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, aksara ini menyimpan sejarah panjang, aturan penulisan yang khas, dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Jawa.

Artikel ini akan mengajak detikers mengenal lebih dekat sejarah aksara Jawa, tabel huruf lengkap, hingga cara penulisannya sesuai pedoman standar yang bersumber dari buku Aksara-aksara di Nusantara: Seri Ensiklopedia karya Ridwan Maulana dan Buku Ajar Bahasa Jawa karya Rian Damariswara.

Sejarah Aksara Jawa

Berbicara soal aksara Jawa, diketahui sistem tulisan ini masuk ke dalam kategori abugida. Maksudnya, setiap huruf dasarnya otomatis membawa vokal "a", yang kemudian bisa diubah dengan tanda khusus yang disebut sandhangan. Jadi, satu huruf saja bisa punya banyak variasi bunyi tergantung sandhangan yang mengikuti.

Berdasarkan sejarah, aksara ini memiliki akar panjang. Ia lahir dari aksara Kawi, yang merupakan turunan dari aksara Pallawa asal India Selatan. Versi modern aksara Jawa sendiri mulai paten sejak abad ke-17 Masehi, dan terus dipakai secara luas hingga zaman kerajaan-kerajaan Jawa.

Tak berhenti disitu, wilayah penggunaannya pun cukup luas, mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, sebagian Jawa Barat, hingga Madura dan Sunda. Tak heran kalau aksara Jawa juga punya banyak nama lain, seperti Carakan, Hanacaraka, atau Cacarakan.

Walaupun sekarang sudah tergeser oleh aksara Latin, aksara Jawa ternyata tidak benar-benar punah. Mudah menemukannya di papan nama jalan, kantor pemerintahan, dan bangunan resmi di Jawa Tengah serta Yogyakarta.

Bahkan, di sekolah-sekolah daerah Jawa Tengah dan DIY, aksara Jawa masih diajarkan. Tak ketinggalan, berbagai kegiatan budaya juga aktif melestarikannya supaya generasi muda tetap kenal dengan warisan nenek moyang ini.

Tabel Aksara Jawa

20 huruf dasar atau aksara nglegena dirangkum dalam pangram Hanacaraka:

Aksara Jawa Foto: Buku Aksara-aksara di Nusantara: Seri Ensiklopedia karya Ridwan Maulana

Aksara pasangan adalah bentuk khusus huruf untuk menutup vokal dan menyambung dengan suku kata berikutnya.

Aksara Jawa Foto: Buku Buku Ajar Bahasa Jawa karya Rian Damariswara

Aksara Jawa Foto: Buku Aksara-aksara di Nusantara: Seri Ensiklopedia karya Ridwan Maulana

Sandhangan adalah tanda diakritik untuk vokal lain (i, u, e, o).

Aksara Jawa Foto: Buku Aksara-aksara di Nusantara: Seri Ensiklopedia karya Ridwan Maulana

Aksara murda adalah huruf kapital untuk nama orang/tempat.

Aksara Jawa Foto: Buku Aksara-aksara di Nusantara: Seri Ensiklopedia karya Ridwan Maulana

Aksara swara adalah vokal independen, biasanya untuk kata serapan atau penegasan.

Aksara Jawa Foto: Buku Aksara-aksara di Nusantara: Seri Ensiklopedia karya Ridwan Maulana

Aksara Jawa Angka

Aksara Jawa Foto: Buku Aksara-aksara di Nusantara: Seri Ensiklopedia karya Ridwan Maulana

Cara Menulis Aksara Jawa

Belajar menulis aksara Jawa butuh ketelitian, soalnya bentuk hurufnya memang mirip-mirip. Satu garis atau lengkungan yang berbeda saja bisa bikin arti dan bunyinya berubah. Jadi, kunci pertama adalah hati-hati melihat detail bentuk aksara.

1. Perhatikan Bentuk Aksara yang Mirip

Banyak huruf dalam aksara Jawa terlihat hampir sama. Bedanya bisa cukup tipis, misalnya hanya di garis, lengkungan, atau titik kecil. Jadi, salah menulis sedikit saja bisa mengubah bunyi bahkan arti. Karena itu, teliti saat menulis bentuk aksara sangat penting.

Aksara Jawa Foto: Buku Buku Ajar Bahasa Jawa karya Rian Damariswara

2. Menulis Berdasarkan Suku Kata, Bukan Huruf

Aksara Jawa ditulis berdasarkan suku kata, bukan huruf seperti Latin. Misalnya, kata bata terdiri dari dua suku kata: ba dan ta. Maka penulisannya memakai dua aksara legena: ꦧ (ba) dan ꦠ (ta). Contoh lain, kata segara punya tiga suku kata (se-ga-ra) yang ditulis dengan ꦱ (sa) + ꦒ (ga) + ꦫ (ra).

Aksara Jawa Foto: Buku Buku Ajar Bahasa Jawa karya Rian Damariswara

3. Konsonan Akhir yang Menjadi Sandhangan (Panyigeg Wanda)

Kalau sebuah kata berakhir dengan konsonan yang termasuk sandhangan panyigeg wanda, misalnya h, r, atau ng, penulisannya cukup memakai sandhangan. Contohnya adalah wignyan (ꦃ), layar (ꦭꦂ), dan cecak (ꦁ). Jadi, meskipun jumlah suku katanya sama, konsonan akhir ini tidak ditulis dengan aksara legena tambahan, melainkan cukup dengan tanda sandhangan.

Aksara Jawa Foto: Buku Buku Ajar Bahasa Jawa karya Rian Damariswara

4. Konsonan Akhir yang Bukan Sandhangan

Sebaliknya, kalau kata berakhir dengan konsonan yang bukan termasuk sandhangan panyigeg wanda, maka penulisannya ditambah aksara legena + pangkon (tanda mati). Misalnya konsonan k atau t di akhir kata akan ditulis dengan huruf dasar, lalu diberi pangkon (꧀) supaya bunyinya mati.

Aksara Jawa Foto: Buku Buku Ajar Bahasa Jawa karya Rian Damariswara

5. Menggunakan Pasangan Aksara

Dalam satu kata atau kalimat, bisa ada dua konsonan yang berdempetan. Nah, kondisi ini ditulis dengan pasangan aksara. Pasangan berfungsi "menempel" pada huruf sebelumnya agar bacaan jadi nyambung. Misalnya kata tresna (cinta) ditulis dengan ta (ꦠ) lalu diberi pasangan ra (ꦿ), baru diikuti sa (ꦱ) dan na (ꦤ).

Aksara Jawa Foto: Buku Ajar Bahasa Jawa karya Rian Damariswara

Aksara Jawa adalah bukti betapa kaya budaya Nusantara. Dari sejarah panjangnya, legenda Aji Saka, aturan penulisan yang rumit, sehingga penggunaannya di era digital, aksara ini menunjukkan bahwa tulisan bukan hanya soal bahasa, tapi juga identitas dan kebanggaan.

Jadi, jika suatu hari detikers melihat papan jalan dengan huruf unik "ꦲꦤꦕꦫꦏ", jangan bingung lagi itulah aksara Jawa (Hanacaraka), warisan luhur masyarakat Jawa yang terus hidup hingga kini

Penulis adalah peserta program Magang Hub Kemnaker di detikcom.



Simak Video "Keindahan Budaya dan Pariwisata Jawa Barat Menyatu dalam Kekayaan Nusantara"

(nah/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork