Jauh sebelum kehadiran Megalodon, seekor hiu raksasa berpatroli di lautan purba yang kini menjadi wilayah Australia utara. Melalui fosil yang ditemukan, studi mengungkap bila hiu ini adalah salah satu megapredator modern paling awal yang berevolusi.
Kurator Senior Museum Sejarah Alam Swedia yang juga salah satu penulis studi, Benjamin Kear, menyebut penemuan ini mengubah alur waktu saat hiu modern mulai menunjukkan kekuatannya. Fosil-fosil ini mengungkapkan bila hiu yang masih hidup saat ini, khususnya hiu makerel hingga hiu putih besar masih ada garis keturunan dengan hiu purba tersebut.
"Hal ini memundurkan catatan sebelumnya lebih dari 15 juta tahun dan secara unik mengaitkan megapredator hiu modern paling awal dengan lingkungan laut di lintang yang lebih tinggi dan perairan yang lebih dingin. Kondisi tersebut sangat mirip dengan habitat hiu putih besar yang masih ada," tutur Kear dikutip dari AZ Animals.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengungkapan hiu sepanjang 6-8 meter ini tidak hanya mengubah tanggal dalam kalender evolusi. Tetapi, jadi bukti bila gigantisme hiu modern yang saat ini diwakili oleh hiu putih besar mungkin berakar pada habitat, iklim, dan selera terhadap mangsa jauh lebih awal dalam sejarah bumi dibanding yang diperkirakan sebelumnya.
Hiu Purba Penghuni Lautan Purba
Lautan purba yang mengelilingi Australia pada 115 juta tahun lalu bukanlah lautan yang tenang. Lautan itu dipenuhi plesiosaurus berleher panjang, ichthyosaurus ramping, dan ikan bertulang besar.
Namun, ada satu makhluk yang hilang dari catatan fosil di wilayah ini. Ia adalah predator laut raksasa lainnya yang diidentifikasi sebagai cardabiodontida.
Kear membayangkan bila hiu itu adalah analog ekologi purba dari hiu putih besar yang masih hidup dan Megalodon yang telah punah. Mengingat hewan itu adalah predator puncak dalam komunitas lautnya.
Berdasarkan ukuran dan pengetahuan Kear soal gigi cardabiodontida, hiu purba ini kemungkinan besar memburu ikan besar dan reptil laut. Hal ini terlihat dari fosil di endapan Formasi Darwin, tempat fosil hewan ini ditemukan.
Menariknya, Kear menemukan bukti lain soal hiu purba itu. Menurutnya tidak ada predator puncak reptil laut yang sama besarnya dengan hiu purba, termasuk Plesiosaurus pliosaurid dan Kronosaurus.
Meskipun hidup di waktu dan wilayah yang sama, Kronosaurus hanya diketahui dari fosil di laut dalam. Pemisahan ini mungkin bukan kebetulan belaka.
"Mungkin karena fosil Kronosaurus hanya diketahui dari lingkungan laut pedalaman yang berdekatan yang meliputi wilayah yang sekarang menjadi daratan Australia, hiu cardabiodontid raksasa mungkin telah menempati peran ini dan dengan demikian mendominasi lingkungan yang lebih samudra seperti yang diwakili oleh Formasi Darwin," urai Kear.
Dengan kata lain, hiu mega modern paling awal mungkin telah menjadi predator puncak jauh sebelum laut Cretaceous menjadi rumah bagi raksasa-raksasa berikutnya.
Fosil Hiu Purba
Pengukapan hiu purba ini didapatkan dari lima ruas tulang belakang hiu raksasa yang digali di sepanjang garis pantai dekat Darwin, Australia. Setiap ruas tulang belakang berukuran lebih dari 12 cm, jauh lebih besar dibanding ruas tulang belakang hiu putih besar dewasa yang berukuran 8 cm
Tulang ini kemudian dipindai melalui alat mikro-CT untuk memvisualisasikan tidak hanya anatomi eksternal, tapi juga internal vertebrata tanpa merusak fosil tersebut.
Akhirnya hasil pemindaian selesai dan ditemukan bila tulang tersebut adalah milik Cardabiodontida merujuk pada famili hiu lamniform raksasa yang telah punah. Spesies itu juga dikenal karena gigi predator dan distribusinya yang luas.
Cardabiodontida akan menjadi predator puncak di mana pun mereka berenang. Hal ini terlihat dari sisa-sisa Cardabiodontida yang ditemukan hampir di seluruh dunia, terutama Australia.
"Yang menunjukkan bahwa samudra selatan purba mungkin menjadi tempat asal usul evolusi mereka," kata Kear.
Setelah identitasnya diketahui, tim mulai memperkirakan ukuran hiu hanya berdasarkan beberapa ruas tulang belakang yang ada. Penelitian lain, kerap menggunakan pengukuran gigi atau penskalaan kasar untuk memperkirakan ukuran hiu, tapi tim Kear mengambil pendekatan berbeda.
Kear memilih menganalisis kumpulan data terbaru tentang dimensi panjang, massa, dan vertebrata untuk berbagai spesies lamniform yang masih hidup. Data itu kemudian diukur melalui pendekatan statistik yang ketat untuk memperkirakan panjang dan massa secara komparatif.
"Hal ini memperhitungkan pengaruh perbedaan bentuk tubuh hiu komparatif terhadap prediksi ukuran tubuh spesies-spesies yang telah punah ini," ucapnya.
Hasilnya, seekor hiu yang lebih besar daripada kebanyakan hiu putih besar yang hidup saat ini. Mereka hidup pada awal Zaman Kapur dan jauh sebelum Megalodon hidup.
Membuka Fokus Penelitian Baru
Penemuan ini tidak hanya mengubah garis waktu, tapi juga pola pencarian. Fokus tim Kear kini adalah melacak nenek moyang untuk menjawab peningkatan ukuran tubuh dalam evolusi hiu modern. Mereka juga akan fokus menggali di lingkungan lepas pantai.
Namun, di penelitian mendatang ilmuwan tak hanya fokus ingin menemukan hiu yang ukurannya lebih besar. Tapi, tentang cara memahami evolusi ekosistem laut purba.
"Tim peneliti kami secara aktif menyelidiki bagaimana hiu, reptil air, dan ikan bertulang berinteraksi dan membentuk komunitas laut sejak zaman dinosaurus, dan apa implikasinya bagi pemahaman perubahan keanekaragaman hayati skala besar, baik di masa lampau maupun saat ini," papar Kear.
Sebagai rangkuman penelitiannya, Kear mengatakan bila hiu ini adalah pemburu yang kuat dan menakutkan. Meskipun hidup dengan reptil laut raksasa lainnya, mereka terkadang bisa mendominasi perairan yang sama.
"Untuk makhluk yang hanya diketahui dari lima ruas tulang belakangnya, itu adalah warisan yang mengesankan," tandasnya.
Saksikan Live DetikPagi :
(det/nwk)











































