Kata Studi Megalodon Butuh 100 Ribu Kalori Sehari, Ini yang Jadi Makanannya!

ADVERTISEMENT

Kata Studi Megalodon Butuh 100 Ribu Kalori Sehari, Ini yang Jadi Makanannya!

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 07 Jun 2025 19:00 WIB
Meg 2: The Trench
Foto: Warner Bros Pictures/Ilustrasi Megalodon
Jakarta -

Megalodon (Otodus megalodon) menjadi ikan predator terbesar yang diketahui pernah jadi penghuni lautan bumi antara 3-20 juta tahun yang lalu. Punya panjang hingga 24 meter, hiu raksasa ini memiliki gigi seukuran tangan manusia yang dapat menggigit apapun.

Para ilmuwan memperkirakan bila makhluk mengerikan ini telah punah. Namun, hingga saat ini para ahli paleontologi belum menemukan kerangka megalodon yang lengkap, hanya ada fosil gigi.

Meski hanya ada fosil gigi, penelitian terus dilakukan untuk mengenal lebih baik tentang hewan tersebut. Penelitian terbaru membeberkan bila megalodon membutuhkan 100 ribu kalori per hari dan memakan apa pun yang mereka inginkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Megalodon Si Pemakan Segala

Studi baru oleh Jeremy McCormack, dkk yang terbit di jurnal Earth and Planetary Science Letters, membantah asumsi yang menyatakan bila megalodon memenuhi 100 ribu kalori setiap hari dengan memakan paus.

Nyatanya tidak hanya paus, hiu prasejarah itu memiliki pola makan yang jauh lebih beragam, mirip dengan strategi berburu hiu putih besar (great white sharks). Di mana sesuatu yang bergerak di sekitar mereka, diartikan sebagai makanan.

ADVERTISEMENT

Kesimpulan ini ditetapkan usai tim peneliti internasional itu menganalisis rasio berbagai varian, yang disebut isotop. Isotop didapatkan dari mineral zinc dalam gigi megalodon berusia 18 juta tahun.

Hewan menyerap zinc hanya melalui makanan, hal ini kemudian yang menjadi petunjuk pola makan mereka. Otot dan organ megalodon menyerap lebih banyak isotop zinc-64 daripada zinc-66.

Artinya, semakin banyak daging dan ikan yang dimakan megalodon, maka makin sedikit juga zinc-66 yang diserap tubuh. Ketika proses ini terjadi, rasio zinc-66 terhadap zinc-64 akan menjadi lebih rendah.

"Karena kami tidak tahu bagaimana rasio kedua isotop zinc di dasar piramida makanan pada saat itu, kami membandingkan gigi berbagai spesies hiu prasejarah dengan spesies (hiu) yang masih ada satu sama lain dan spesies hewan lainnya," kata penulis studi McCormack yang juga ilmuwan dari Universitas Goethe Frankfurt, dikutip dari Smithsonian Magazine.

"Hal ini memungkinkan kami untuk memperoleh kesan hubungan predator-mangsa (pada) 18 juta tahun yang lalu," tambahnya.

Keadaan rasio isotop pada gigi megalodon membuatnya wajar berada di puncak rantai makanan, bersama kerabat dekat hiu seperti Otodus chubutensis. Mereka tidak berfokus pada jenis mangsa tertentu, tetapi banyak spesies lain.

"Meskipun ini jelas merupakan predator puncak yang ganas dan tidak ada yang memangsa megalodon dewasa, jelas bahwa mereka sendiri berpotensi memakan hampir semua hal lain yang berenang di sekitarnya," tutur McCormack lagi.

Megalodon Vs Great White Sharks

Secara lebih luas, penelitian ini membandingkan megalodon dengan kerabatnya yang masih ada, great white sharks. Paleontolog vertebrata dari Universitas DePaul yang juga penulis studi, Kenshu Shimada menyebut studi sebelumnya hanya memberikan asumsi belaka.

Asumsi tersebut menyebutkan bila megalodon pasti memiliki tampak seperti hiu putih besar modern versi raksasa. Namun, asumsi itu disampaikan tanpa bukti apa pun.

Untuk itu, ia bersama rekan-rekannya menerbitkan studi yang berbeda tentang hal ini. Di mana mereka menilai ulang ukuran hiu prasejarah tersebut.

Hasilnya ditemukan bila megalodon memiliki tubuh yang lebih ramping daripada hiu modern yang lebih kecil. Berbagai penelitian terbaru ini membuka wawasan yang lebih luas, tentang megalodon dan kerabatnya.

"Hal ini telah membuat kami meninggalkan rekonstruksi tradisional hiu gigi raksasa sebagai versi 'yang digelembungkan' dari hiu putih modern," kata Paleontolog di Universitas Pisa Italia yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, Alberto Collareta.

"Kami sekarang tahu bahwa megalodon adalah sesuatu yang lain, dalam hal ukuran, bentuk, dan leluhur, dan juga biologi," sambungnya.

Faktanya, hiu putih besar mungkin telah mengalahkan megalodon dalam hal makanan. Akibatnya mereka kini punah dari bumi.

"Bahkan 'superkanivora' pun tidak kebal terhadap kepunahan," tandas Shimida.




(det/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads