Ada fenomena unik yang ditemukan oleh sekelompok ilmuwan ketika menggunakan Teleskop Luar Angka James Webb. Fenomena ini adalah proses pelepasan atmosfer dari sebuah planet raksasa yang jauh dari Bumi.
Diketahui, ini memang bukan pertama kalinya fenomena pelepasan helium diamati para ilmuwan. Namun, ini menjadi fenomena pertama teleskop menyaksikan atmosfer sebuah planet menguap begitu hebatnya.
Saking besarnya, gas helium yang terlepas menciptakan awan raksasa dan membentang hampir 10 kali dari radius planet tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awan Raksasa Berisi Gas Helium
Studi baru ini berfokus pada WASP-107b, sebuah eksoplanet raksasa yang terletak sekitar 200 tahun cahaya dari bumi. Planet gas raksasa ini diklasifikasikan sebagai 'super-puff', sebuah planet yang memiliki radius luar biasa besar tapi massanya rendah.
Untuk menelitinya, ilmuwan gabungan dari McGill University, the University of Chicago, the Université de Genève dan the Université de Montréal menggunakan instrumen Near Infrared Imager and Slitless Spectrograph (NIRISS) yang canggih milik teleskop Webb. Hasilnya, tim mendeteksi awan helium raksasa yang dikenal sebagai eksosfer.
Eksosfer ini membentang hampir 10 kali radius planet dan melintas di depan bintang 1,5 jam sebelum planet tersebut melewati bintang. Proses ini juga disebut dengan "transit".
Melihat fenomena yang ada, para peneliti menilai tampaknya ada air di planet ini. Hasil pengamatan teleskop James Webb semakin memperkuat keberadaan air dibandingkan pengukuran Teleskop Luar Angkasa Hubble sebelumnya.
Informasi Baru untuk Mencari Planet yang Layak Huni
Diketahui, saat ini para ilmuwan semakin mempelajari tentang bagaimana sebuah planet bisa terbentuk. Hal ini akan sangat berguna ketika mencari planet yang layak huni manusia.
Sebagai contoh, atmosfer jadi faktor penting yang dimiliki bumi untuk menjaga keamanan kehidupan seluruh makhluk. Oleh karena itu, para ilmuwan ingin memahami unsur apa saja yang dapat menghasilkan atmosfer stabil di planet-planet lainnya.
Rekan penulis studi dari Universitas Chicago, Caroline Piaulet-Ghorayeb menjelaskan temuan ini memberikan informasi baru tentang bagaimana atmosfer planet berevolusi, khususnya pada planet raksasa yang kemungkinan terbentuk lebih jauh dari bintangnya.
Hal ini benar-benar terjadi pada WASP-107b, di mana planet itu terbentuk jauh dari orbitnya saat ini dan tengah bergerak mendekati bintangnya. Proses ini menjadi jawaban mengapa atmosfer planet tersebut mengepul dengan hebohnya.
"Kami menemukan bahwa jumlah oksigen di atmosfer WASP-107 b lebih besar daripada yang kami perkirakan jika ia terbentuk di orbit terdekatnya saat ini. Keberadaan planet lain, WASP-107c, yang jauh lebih jauh daripada WASP-107b, mungkin berperan dalam migrasi ini," tuturnya dikutip dari laman resmi UChicago.
Piaulet-Ghorayeb juga menjelaskan bila proses tersebut menunjukkan atmosfer planet sedang mengalami perubahan yang signifikan. Di sana ditemukan molekul-molekul lapisan atas atmosfer yang berasal dari lapisan terdalam, tempat gas yang jauh lebih panas tercipta.
"Apa yang disebut 'pencampuran vertikal' ini merupakan faktor kunci dalam pembentukan awan air dan pengaturan pola cuaca di Bumi," jelasnya.
Mempelajari proses ini membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana planet berevolusi dan berubah seiring waktu. Ini juga jadi sebuah teka-teki yang sangat menarik saat ilmuwan tengah berusaha mempersempit pencarian planet yang dapat dihuni.
Studi ini telah terbit di jurnal Nature Astronomy pada 1 Desember 2025 dengan judul "Continuous helium absorption from both the leading and trailing tails of WASP-107b"
(det/nwk)











































