BRIN Siaga Pantau Data Satelit Wilayah Terdampak Banjir-Longsor Sumatera

ADVERTISEMENT

BRIN Siaga Pantau Data Satelit Wilayah Terdampak Banjir-Longsor Sumatera

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 04 Des 2025 15:00 WIB
BRIN Siaga Pantau Data Satelit Wilayah Terdampak Banjir-Longsor Sumatera
Pekerja mengoperasikan alat berat saat membersihkan material banjir bandang dan tanah longsor di Nagari Guguak Malalo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (2/12/2025). Foto: ANTARA FOTO/Wawan Kurniawan
Jakarta -

Task force supporting penanggulangan bencana dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memantau wilayah yang terdampak banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Caranya dengan analisis intensif data satelit.

Lewat data satelit penginderaan jauh, tim pendukung ini melihat informasi mutakhir untuk digunakan pemangku kebijakan di lapangan.

"Kami telah menganalisis data satelit yang tersedia, baik secara gratis maupun yang berbayar, terutama untuk memantau lokasi dan perkiraan jumlah bangunan atau pemukiman yang terdampak banjir dan longsor," ujar Koordinator Tim Analis Data Berbasis Keantariksaan BRIN untuk bencana, Yenni Vetrita dikutip dari laman BRIN, Kamis (4/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data Satelit Petakan Prioritas Penanganan Wilayah

Yenni menyebut data satelit ini merupakan informasi penting bagi pemerintah dalam memetakan wilayah terdampak mana yang harus diprioritaskan. Data juga dapat memperlihatkan wilayah mana yang harus lebih dahulu disalurkan bantuan dan kebutuhan warga.

ADVERTISEMENT

"Informasi yang kami produksi dari data satelit, dapat hadir lebih awal memberikan gambaran umum kondisi pasca bencana," tuturnya.

Update data satelit dilakukan BRIN bersama dengan kementerian/lembaga lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pertahanan (Kemenhan), PT LEN, dan lembaga internasional penyedia data satelit.

Data Satelit sebagai Validitas Kondisi Lapangan

Selain itu, Yenni mengatakan hasil analisis tim kemudian dipakai untuk ground checking atau memastikan validitas kondisi lapangan terkini.

"Kami mampu menghasilkan informasi tanpa terlebih dahulu ke lapangan melalui satelit. Namun, data tersebut diharapkan menjadi indikasi awal untuk perencanaan pemangku kebijakan yang perlu ditindaklanjuti untuk divalidasi," katanya.

Data ini dikatakan Yenni tak hanya berlaku untuk periode tanggap darurat seperti sekarang. Data akan dihimpun menjadi basis pengetahuan nasional untuk perbaikan sistem pengelolaan bencana.

"Kami ingin memastikan bahwa pengalaman dari setiap bencana menghasilkan pembelajaran yang memperkuat kesiapsiagaan kita di masa depan, termasuk metode deteksi area terdampak secara cepat dan otomatis," katanya.

Integrasi Data Satelit Perlu untuk Jangka Panjang

Mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki banyak potensi bencana, Yenni berpikir bahwa integrasi data satelit ke dalam tata kelola wilayah sangat dibutuhkan dalam jangka panjang. Terlebih, bencana hidrometereologi seperti banjir dan longsor sering melanda Tanah Air.
Sembunyikan kutipan teks

"Data keantariksaan menyediakan gambaran jangka panjang mengenai perubahan lanskap. Ini krusial untuk merancang tata ruang yang lebih adaptif terhadap bencana," ujarnya.




(cyu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads