Benarkah Columbus Bukan Penemu Benua Amerika? Ini Fakta Baru dari Peneliti

ADVERTISEMENT

Benarkah Columbus Bukan Penemu Benua Amerika? Ini Fakta Baru dari Peneliti

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Senin, 01 Des 2025 19:30 WIB
Patung Christopher Columbus
Foto: Getty Images/iStockphoto/bbourdages/Patung Christopher Columbus
Jakarta -

Selama ini, Christopher Columbus dikenal dalam sejarah sebagai penemu benua Amerika. Namun, sebuah studi menganalisis teks kuno yang menunjukkan adanya kemungkinan bahwa benua yang sekarang disebut Amerika pernah ditemukan sebelum Columbus.

Profesor Paolo Chiesa, seorang pakar sastra latin abad pertengahan dari Departemen Studi Sastra, Filologi, dan Linguistik di Universitas Milan, berhasil menemukan karya tulis sejarah tepat 150 tahun sebelum Columbus menjelajahi Benua Amerika. Tulisan tersebut milik Galvano Fiamma atau Galvaneus Fiamma, seorang biarawan asal Milan.

Naskah tersebut bertajuk "Cronica universalis", yang merujuk pada sebuah daerah bernama Marckalada, wilayah yang konon saat ini sebagai Amerika Utara. Naskah bersejarah itu dibuat pada 1345.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita berada di hadapan referensi pertama mengenai benua Amerika, meskipun masih dalam bentuk embrio, di kawasan Mediterania," ujar Chiesa yang studinya terbit di jurnal peer-review Terrae Incognitae, dikutip dari Science Daily.

ADVERTISEMENT

Pengetahuan Akan Wilayah yang Jauh pada Masa Dulu

Dalam naskah ditemukan pada 2013, peneliti mengungkapkan bahwa Galvano mencoba mencatat dengan sederhana seluruh sejarah dunia, dari 'penciptaan' sampai waktu diterbitkan. Misalnya kota Genoa di Italia, yang dahulu merupakan "gerbang" masuk berbagai berita dari para pelaut.

Menurut Chiesa, kemungkinan besar Galvano mendengar cerita-cerita tidak resmi dari para pelaut mengenai tanah jauh di barat laut, yang berpotensi menjadi jalan kpada keuntungan dagang pada masa depan. Galvano juga mencatat dengan akurat informasi tentang Greenland pada zaman itu.

"Rumor-rumor ini terlalu samar untuk menemukan konsistensi dalam representasi kartografi atau ilmiah," ungkap Chiesa, sekaligus menjelaskan mengapa Marckalada tidak diklasifikasikan sebagai daratan baru pada saat itu.

Dugaan Wilayah yang Kini Termasuk Amerika Utara

Dalam naskahnya, Galvano menggambarkan Marckalada yang subur dengan pepohonan. Menurut Chiesa, detail semacam ini bisa jadi standar dan umum.

Meski begitu, detail-detail tetap bukan hal yang sepele, karena ciri umum wilayah utara adalah suram dan tandus, seperti Greenland dalam catatan Galvaneus, atau seperti Islandia yang digambarkan oleh Adam dari Bremen.

"Cronica universalis pantas untuk dipercaya karena, pada dokumen tersebut Galvano menjelaskan bahwa dirinya mendengar cerita lisan, dan memperoleh data berdasarkan sumber akurat yang kemudian ia gabungkan dalam konteks wilayah tertentu," papar Chiesa.

Meski belum sepenuhnya akurat, tetapi gagasan tentang wilayah yang digambarkan bisa dipercaya. Terutama karena Galvaneus yang mengambil sumber dari cerita lisan orang-orang dan catatan yang ada pada tradisi pada masa itu.

Secara umum, Chiesa menilai bahwa gagasan tentang barat laut bisa jadi datang ke Genoa melalui rute pelayaran ke Kepulauan Inggris dan ke pesisir benua Laut Utara. Ia meyakini bahwa pada masa itu, perolehan barang dagangan asalnya dari Eropa utara kemudian diangkut ke wilayah Mediterania.

Jika dugaan ini kemudian hari bisa dibuktikan, maka penggambaran Galvano tentang Marckalada adalah Amerika Utara, bisa jadi akurat. Ini berarti, Columbus bisa jadi bukan orang yang pertama menjelajahi benua Amerika.

Penulis adalah peserta program MagangHub Kemnaker di detikcom.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads