Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan pihaknya tengah berupaya meningkatkan minat lulusan baru (fresh graduate) penyandang disabilitas untuk mengikuti program Pemagangan Nasional. Ia mengatakan upaya ini diterapkan pada Magang Nasional Batch 3 2025-2026.
"Kita sedang usahakan, ini ide yang bagus. Kemarin sudah coba kita petakan, ternyata belum banyak peminatnya. Nanti insyaallah di Batch 3 kita buat spesial," ucapnya usai Kick Off Pemagangan Nasional Batch 2 di kantor Kemnaker, Jl Gatot Subroto Kav 51, Jakarta, Rabu (26/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (Barenbang) Ketenagakerjaan Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan, ada sekitar 340 lulusan baru November 2024-Oktober 2025 yang merupakan penyandang disabilitas. Angka ini diambil dari data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Dari sekitar 340 fresh graduate tersebut, ada belasan calon peserta dengan disabilitas yang mendaftar pada Pemagangan Nasional Batch 2 2025. Sekitar 10 fresh graduate penyandang disabilitas kemudian diterima di berbagai institusi.
Anwar mengatakan, masih ada kesempatan bagi lulusan baru dengan disabilitas untuk mendaftar Magang Nasional. Diketahui, pendaftaran Magang Hub Batch 3 2025 sedang dibuka sampai 3 Desember mendatang, bertepatan dengan Hari Internasional Penyandang Disabilitas (IDPD) 2025.
Strategi Memperbanyak Pemagang dengan Disabilitas
Untuk memperbesar serapan lulusan fresh graduate dengan disabilitas pada Magang Nasional, Anwar mengungkap sejumlah strategi yang akan digencarkan. Bagi fresh grad, ia menjelaskan, pihaknya perlu mengontak ke nomor yang tercantum pada PDDikti untuk mengidentifikasi minat para calon peserta magang potensial tersebut.
Ia menambahkan, pihaknya juga perlu mengkomunikasikan dengan perusahaan untuk memastikan para lulusan dengan disabilitas dapat diterima dengan baik, termasuk soal aspek ruang kerja yang inklusif dan sesuai jenis disabilitas fisik atau mental.
Balai Pelatihan Tenaga Kerja Disabilitas
Kemnaker juga tengah menyiapkan balai-balai Kemnaker yang akan menjadi tempat pelatihan tenaga kerja disabilitas. Khusus di balai ini, Anwar mengatakan, penyandang disabilitas secara umum dapat mendaftar.
"Kita tidak membatasi mereka lulusan perguruan tinggi, lulusan SMK, dan sebagainya. Tapi, kadang pelatihan juga membutuhkan pengetahuan dasar. Ini juga sangat dipengaruhi jenjang pendidikannya. Tapi pada intinya, pelatihan kami inklusif, memang bisa diikuti oleh siapapun," ucapnya pada detikEdu, Rabu (26/11/2025).
Peserta Magang Hub Disabilitas di detikcom
Human Capital Section Head detikcom Nanang Supriyatna mengatakan, pihaknya menerima satu teman tuli pada detikcom x Magang Hub Batch 2 2025, Callan Rahmadyvi Triyunanto. Ia terpilih dari sekitar 1.300 pendaftar yang merampungkan tes psikologi dan assignment.
"Kami senang sekali ternyata ada yang apply ke detikcom, tentunya ini jadi menunjukkan bahwa teman difabel itu bisa, teman tuli itu bisa. Kami harap teman difabel itu percaya bahwa detikcom bisa menjadi tempat kerja yang ramah buat mereka. Itu tentunya akan jadi kebanggaan buat kami," ucapnya.
Nanang menjelaskan, pendaftar teman tuli tersebut juga menggarap tugas seleksi seperti yang lainnya. Callan kemudian diterima sebagai jurnalis intern di kanal edukasi detikcom, detikEdu.
"Karena kan sebenarnya ada fungsi penulisan dalam pekerjaan jurnalistik. Dan kami percaya ketika pada proses seleksinya dia bisa melakukan hal itu, melakukan riset tulisan, membuat tulisan, segala macam. Dan hasilnya cukup oke buat kami, kenapa enggak kita terima," ucapnya.
Callan merupakan lulusan S1 Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB). Ia juga pernah menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Pengantar Jurnalistik pada 2022 dan 2024.
Selama dua periode tersebut, ia membimbing sekitar 40 mahasiswa. Beberapa di antaranya kini telah menjadi jurnalis. Pengalaman itu membuatnya kian yakin bahwa ia mampu berkontribusi dalam proses pembelajaran sekaligus mendorong lahirnya calon jurnalis.
Ia tak menampik keterlibatan teman tuli masih relatif belum banyak dan baru pada peran jurnalis. Kendati demikian, hal ini justru terasa menantang.
"Saya percaya profesi jurnalis ini bisa membuka ruang yang lebih inklusif, atau yang bisa kita sebut jurnalisme inklusif," tegasnya.
Di sela kesibukan merampungkan perkuliahan, pendiri platform belajar bahasa isyarat Kelas Isyarat ini juga mengisi sesi-sesi belajar bahasa isyarat bersama, mulai dari abjad hingga perkenalan diri. Kontribusi ini juga salah satunya ia lakukan di kota tempat kuliahnya, Malang, sebagai pengisi acara pada kegiatan Kakang Mbakyu Kota Malang dan Komunitas Teman Manusia Malang.
Ia juga berkontribusi pada peningkatan awareness terkait penyandang disabilitas dan bahasa isyarat sebagai pembicara tamu di Rolls Royce (2024) dan Paragon Corp (2025).
Dengan capaiannya tersebut, ia mendaftar ke program Magang Nasional Kemnaker. Menurutnya, Magang Hub dapat memberi peluang besar bagi fresh graduate, termasuk disabilitas.
"Awalnya saya tidak tahu apakah program ini benar-benar bisa membuka kesempatan yang setara bagi disabilitas. Tapi, justru karena itu, saya berani memilih dan ikut," ucapnya.
"Saya berharap kehadiran saya sebagai peserta pemagangan disabilitas bisa membuka peluang untuk teman-teman disabilitas lainnya, sekaligus memberi kesempatan bagi mitra program MagangHub untuk semakin inklusif dalam menerima disabilitas. Saya percaya semua masyarakat punya kesempatan yang setara," imbuhnya.
(twu/nwk)











































