.webp)
Para fresh graduate peserta Magang Nasional Batch 2 2025 mulai bertugas di institusi dan perusahaan masing-masing jelang akhir tahun. Termasuk di antaranya yaitu para peserta detikcom x Magang Hub.
Menyambut para intern, Director of Product Management (Proman) detikcom Sena Achari berbagi sejumlah tips karier sukses bagi Gen Z. Apa saja?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tips Karier buat Gen Z
Belajar Skill Organisasi
Tak sekadar masuk organisasi, pelajari budaya organisasi, teman-teman di organisasi, dan jalin pertemanan lintas pengalaman. Ia mengingatkan, jangan takut membuka percakapan dengan rekan yang jauh lebih punya pengalaman atau lebih tua, sekalipun orang tersebut dicap menyebalkan di organisasi tersebut.
Ia menjelaskan, adaptasi sekaligus mengenal rekan memungkinkan terciptanya kolaborasi dan terobosan. Contohnya seperti inovasi milidetik di detikcom.
"Satu manager saya, itu adalah Gen Z, dia bisa memimpin di departemen i. Milidetik, itu adalah hasil terobosan dia. Dia menyelesaikan masalah timespan. Jadi sebenarnya kita bisa kolaborasi dengan point of view masing-masing. Buka aja perspektifnya," ujarnya pada di Onboarding detikcom x Magang Hub hybrid dari Jakarta, Senin (24/11/2025).
Asah 'Skill Bertanya' dan Menyelesaikan Masalah
Dengan jawaban yang kini mudah diperoleh di internet maupun alat AI, Sena mengatakan, kemampuan berpikir kritis dan menanyakan pertanyaan yang tepat justru menjadi penting.
"Pertanyaan yang tepat itu membuktikan atau melatih kita agar punya critical thinking. Jawaban bisa kalian dapat, tapi kalau tidak kritis, kita akan nurut-nurut saja," ucapnya.
Mengutip rekomendasi World Economic Forum, Sena mengatakan, skill berpikir kritis juga seiring dengan kebutuhan untuk menguasai keterampilan menyelesaikan masalah (problem solving).
Sederhananya, ia mencontohkan, ketika pekerja muda diberi berbagai tugas yang belum pernah dicoba kerjakan sebelumnya, pastikan untuk mencari tahu lebih dulu. Kemudian, validasi informasi yang didapatkan dengan para mentor.
"Itu saya lihat sebagai peluang untuk bisa belajar lebih cepat," ucapnya.
Ia menambahkan, saat ada ruang diskusi, tanya peluang untuk mengulik atau merespons masalah dengan cara yang ingin dicoba. Agar bisa memiliki cara tersebut, pastikan untuk memperbanyak referensi dengan membaca, mendengar podcast, atau mengakses konten insightful yang lengkap atau utuh.
Belajar People Management
Menurut Sena, keterampilan mengkoordinasikan kebutuhan orang banyak juga merupakan skill yang penting untuk dapat menjadi pemimpin di karier masa depan. Ia menggarisbawahi, penting untuk menjadi people manager yang punya empati dan mengakomodasi kebutuhan anggotanya.
Dalam mengasah keterampilan people management, penting juga untuk melatih kemampuan komunikasi dan emotional intelligence. Pastikan untuk mengontak, mengirim email dan chat, atau menelepon dengan sesama teman atau orang lain dengan cara yang benar.
"Ini part of skill yang tidak bisa digantikan," ucapnya.
Emotional intelligence juga berkaitan dengan orientasi pelayanan. Ia menjelaskan, manusia memiliki kemampuan dasar untuk berempati. Hal ini menjadikan manusia dapat tidak tergantikan oleh robot.
Sementara melayani dengan empati, seorang profesional juga dapat bernegosiasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilainya. Dengan cara ini, seorang profesional tetap memiliki individualitas dan nilai-nilai yang ia pegang.
Berlatih Judgement dan Decision Making
Setiap hari, manusia membuat ratusan keputusan, mulai dari pakai pakaian apa, konsumsi apa, hingga berkegiatan apa. Pastikan untuk tidak menghabiskan waktu dalam proses ini, tetapi tetap mengambil keputusan berdasarkan informasi yang lengkap dan valid.
Cognitive Flexibility
Ia mengingatkan, pastikan juga untuk belajar melihat peluang dari setiap masalah. Alih-alih memiliki fixed mindset, belajar untuk memiliki growth mindset. Cara ini juga memungkinkan seorang profesional untuk terus belajar dan bereksplorasi, sekalipun berkali-kali gagal.
"Enjoy sama setiap prosesnya, saat up, saat down. Dan jangan mudah berpuas diri," ucapnya.
(twu/nwk)
