×
Ad

Cara Membedakan Stres dan Burnout, Kamu Pernah di Fase Mana?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 14 Nov 2025 07:30 WIB
Foto: Getty Images/Jacob Wackerhausen/Ilustrasi burnout
Jakarta -

Pekerjaan dan beban pikiran sering kali membuat kita kelelahan. Beberapa orang menyebutnya sebagai burnout, sedangkan yang lain mengaitkan dengan stres. Namun, apa beda stres dan burnout?

Mengutip Psychology Today, istilah burnout diciptakan pertama kali pada 1974 oleh Herbert Freudenberger. Istilah ini mengacu pada kondisi akibat stres di tempat kerja yang belum berhasil di kelola.

Pada 2019, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengklasifikasikan burnout sebagai salah satu diagnosis kondisi. Burnout ditandai dengan kelelahan atau kehabisan energi dan perasaan negativisme.

Perbedaan Stres dan Burnout

Profesor Emeritus di University of North Carolina, Bryan Robinson, Ph D, menjelaskan bahwa burnout tidak sama dengan stres. Dalam hal ini, burnout tidak bisa disembuhkan dengan mengambil liburan panjang atau memperlambat aktivitas.

"Stres adalah satu hal; burnout adalah kondisi pikiran yang sama sekali berbeda," ucapnya, dikutip Psychology Today.

Menurutnya, burnout lebih dari sekadar kelelahan, tetapi juga adanya kekecewaan dan keputusasaan yang dalam. Untuk lebih memahami burnout, berikut ciri-cirinya:

  • Kekecewaan/kehilangan makna
  • Kelelahan dan kelelahan mental dan fisik
  • Ketidaksabaran dan sifat pemarah
  • Hilangnya motivasi dan berkurangnya minat terhadap komitmen
  • Ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban
  • Merasa usaha tidak dihargai
  • Menarik diri dari rekan kerja dan situasi sosial
  • Keputusasaan, pandangan yang tidak berdaya dan tertekan
  • Kurang tidur
  • Pikiran kabur dan kesulitan berkonsentrasi

Bisa dikatakan, burnout adalah kondisi yang diakibatkan oleh stres itu sendiri. Bisa itu stres normal, bahkan kronis.

Burnout sering menjadi alasan pekerja untuk berhenti. Menurut survei tahun 2018, 40 persen dari 2.000 karyawan mengatakan mereka mempertimbangkan untuk berhenti karena kelelahan.

Sementara stres merupakan respons alami terhadap ancaman apa pun yang dirasakan. Kondisi ini berfungsi sebagai cara untuk melindungi diri dari ancaman tersebut.

Mengutip Wilfrid Laurier University, ada dua jenis stres yakni stres akut dan kronis.

1. Stres Akut

Stres akut adalah apa yang dirasakan orang dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat jangka pendek. Beberapa gejala fisiologis umum dari stres akut meliputi sesak napas, pusing, gangguan pencernaan, dan keringat berlebih.

2. Stres Kronis

Stres kronis bersifat jangka panjang dan terkadang dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Beberapa gejala fisiologis yang umum meliputi insomnia, peningkatan/penurunan nafsu makan yang signifikan, energi yang sangat rendah, dan isolasi yang tidak disadari.

Secara umum, stres berkaitan dengan respons terhadap tekanan sementara dan bisa jangka panjang. Dalam hal ini, stres bisa menyebabkan seseorang mengalami burnout atau kelelahan, baik secara fisik, emosional, maupun mental. Maka dari itu, penting untuk mengelola stres agar tidak mengarah ke situasi burnout dan kondisi kelelahan lainnya.

Cara Mengatasi Stres dan Burnout

Mengutip Mental Health Foundation, untuk mengatasi stres bisa dengan cara:

- Pahami penyebab stres

- Lihat kembali kebiasaan gaya hidup dalam 24 jam

- Cobalah aktif untuk berolahraga

- Ubah pola tidur agar mendapatkan waktu yang cukup

- Menjaga pola makan

- Merawat diri

Sementara untuk mengatasi burnout, berikut caranya yang dikutip dari Mayo Clinic.

- Mengambil jeda atau beristirahat

- Melihat kembali pilihan yang bisa menjadi solusi

- Mencoba aktivitas yang bisa merelaksasi tubuh dan pikiran

- Aktif secara fisik

- Tidur dengan waktu yang cukup

- Mencari bantuan.



Simak Video "Video: China Bikin Sekolah Anti Stres! PR Dikurangi, Waktu Main Ditambah"

(faz/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork