Cegah Burnout, Ini Cara Sederhana Maksimalkan Waktu

ADVERTISEMENT

Cegah Burnout, Ini Cara Sederhana Maksimalkan Waktu

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Selasa, 11 Jun 2024 07:30 WIB
Closeup of Asian woman appears deeply fatigued and stressed while working on laptop in office night, highlighting issues of overwork and employee burnout. ESG sustainable business office concept.
Ilustrasi burnout. Foto: Getty Images/MTStock Studio
Jakarta -

Merasakan kemiskinan waktu adalah masalah yang umum terjadi di dunia saat ini. Penelitian menunjukkan 80% orang merasa tidak memiliki cukup waktu dalam sehari, meningkat 10% dari satu dekade yang lalu.

Kemiskinan waktu berkaitan dengan peningkatan hormon stres kortisol, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan risiko penyakit jantung. Terlalu banyak bekerja juga dapat mengubah kebiasaan makan, meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis dan berlemak tinggi, yang kemudian berkontribusi pada kenaikan berat badan dan obesitas.

Orang yang mengalami kemiskinan waktu cenderung tidak mencari bantuan dari dokter, memiliki hasil kesehatan yang buruk dalam jangka panjang, dan mengalami tingkat perceraian, depresi, serta kecemasan yang lebih tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelelahan adalah penyebab utama kemiskinan waktu, menciptakan pekerja yang lelah, tidak produktif, dan tidak bahagia. Perubahan dalam kehidupan kerja, bukan peningkatan jam kerja, menjadi penyebab utama kemiskinan waktu.

Misalnya meskipun jam kerja rata-rata di Inggris lebih sedikit sekarang, intensitas dan kecepatan kerja telah meningkat. Teknologi modern menciptakan lingkungan kerja yang penuh tekanan dan jarang memberi waktu istirahat. Jam kerja juga telah memengaruhi waktu luang dan waktu keluarga, terutama pada perempuan yang merasakan tekanan waktu yang lebih besar.

ADVERTISEMENT

Cara Memaksimalkan Waktu

Untuk mengendalikan waktu dengan lebih efektif, ada beberapa strategi yang dapat digunakan. Pertama, belajarlah untuk mengatakan tidak pada hal-hal yang terlalu banyak agar waktu tidak terbuang.

Jika memang perlu, jangan takut untuk meminta lebih banyak waktu atau menolak dengan alasan di luar kendali. Selanjutnya, lakukan audit waktu untuk memetakan penggunaan waktu dan identifikasi area yang membutuhkan lebih banyak waktu. Selain itu, dapat juga melakukan alih daya pekerjaan dengan membeli tugas-tugas yang tidak bermanfaat, sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk bersantai.

Jangan lupa untuk menuliskan daftar pencapaian harian untuk membangun kepercayaan diri dalam menolak permintaan. Terakhir, blokir waktu dengan mengalokasikan tugas-tugas tertentu ke periode waktu tertentu dalam sehari.

Hal ini membantu mengelompokkan aktivitas dan mencegah multitasking. Dengan menerapkan strategi ini, waktu dapat lebih terkendali dengan lebih baik untuk mencapai kesejahteraan dan produktivitas yang lebih baik.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads