×
Ad

Perempuan Lebih Panjang Umur daripada Laki-laki, Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Selasa, 11 Nov 2025 09:00 WIB
Ilustrasi perempuan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Alessandro Biascioli
Jakarta -

Sejak zaman kakek-nenek kita sampai sekarang, terdapat satu fakta yang tak pernah berubah seiring perkembangan zaman, yaitu perempuan biasanya berusia lebih panjang ketimbang laki-laki. Namun, apakah hal tersebut disebabkan karena gaya hidup sehat pada wanita atau terdapat ditemukan rahasia dalam sejarah evolusi genetik?

Dikutip dari Max Planck Gesellschaft bahwa penelitian ilmiah terbaru yang terbit di Jurnal Science Advances pada 1 Oktober 2025 menjawab stigma tersebut lewat pengamatannya terhadap 1.176 spesies dari mamalia dan burung pada kebun binatang.

Betina Lebih Lama Hidup, tapi Tidak Selalu

Hasil penelitian menunjukkan pola menarik. Pada mamalia, sekitar 72% betina hidup lebih lama dari jantan, dengan rata-rata selisih umur mencapai 13%. Namun, di dunia burung, hasilnya justru berbalik 68% pejantan hidup lebih lama, dengan selisih sekitar 5%.

Mengapa bisa berbeda jauh antara mamalia dan burung? Jawabannya ternyata tersembunyi di dalam kromosom dan perilaku kawin yang sangat bervariasi antarspesies.

Kromosom dan Peranannya dalam Umur Panjang

Salah satu penjelasan biologis terletak pada kromosom seks. Pada mamalia, jantan punya kromosom XY, ibarat hanya satu 'pelindung' X, sehingga lebih rentan rusak.

Betina punya dua X yang bisa saling menutupi kelemahan. Sementara pada burung, justru betinanya yang memiliki sistem kromosom berbeda (ZW), membuat mereka lebih rentan. Dengan perbedaan struktur kromosom pada betina dan jantan menyebabkan pula perbedaan panjang usia.

"Beberapa spesies menunjukkan pola yang berlawanan dengan yang diharapkan," kata penulis utama Johanna Stärk, dikutip dari Max Planck Gesellschaft pada (10/11/2025).

"Misalnya, pada banyak burung pemangsa, betina lebih besar dan berumur lebih panjang daripada jantan. Jadi, kromosom seks mungkin hanya sebagian dari penyebabnya," lengkapnya.

Kompetisi Cinta: Harga Mahal untuk Umur Panjang

Selain faktor genetik, seleksi seksual juga berperan besar. Di alam liar, jantan sering terjebak dalam "kompetisi cinta" yang melelahkan.

Rusa jantan bertarung habis-habisan dengan tanduk mereka, singa jantan melawan pesaing demi betina, sementara burung merak memamerkan bulu indah yang butuh energi besar. Semua itu memang menarik pasangan, tapi membuat tubuh cepat rusak dan umur jadi pendek.

Sebaliknya, spesies yang cenderung monogami seperti banyak jenis burung menunjukkan umur jantan yang lebih panjang. Kurangnya persaingan ekstrem membuat mereka bisa "menabung energi" untuk bertahan hidup lebih lama.

Menariknya, pola ini tetap terlihat bahkan di kebun binatang sebagai tempat hewan hidup aman, terawat, dan bebas predator. Artinya, penyebab utamanya bukan hanya lingkungan, tapi juga mekanisme biologis dan evolusi yang sudah tertanam sejak lama.

Peran Ibu dalam Panjang Umur

Peneliti juga menemukan hubungan antara peran pengasuhan dan umur panjang. Spesies yang betinanya berinvestasi besar dalam membesarkan anak seperti mamalia dan primata cenderung memiliki umur betina yang lebih panjang.

Pada spesies berumur panjang seperti primata (termasuk manusia), kemampuan betina untuk hidup hingga keturunannya mandiri dianggap sebagai keuntungan evolusioner yang mendukung kelangsungan generasi.

Manusia dan Pola yang Sama

Fenomena ini juga tercermin pada manusia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), rata-rata perempuan di dunia hidup sekitar 74 tahun, sedangkan laki-laki sekitar 70 tahun. WHO juga mencatat bahwa perempuan "outlive men everywhere in the world" bahkan di negara-negara maju sekalipun.

Artinya, kecenderungan perempuan hidup lebih lama bukan sekadar hasil gaya hidup, tapi juga warisan biologis dari proses evolusi yang panjang.

Sejak Lahir, Bayi Laki-laki Lebih Rentan

Perbedaan umur panjang antara laki-laki dan perempuan ternyata sudah dimulai sejak lahir.

Analisis global oleh Saloni Dattani dan Lucas Rodés-Guirao (Our World in Data, 2023) menunjukkan bahwa bayi laki-laki memiliki angka kematian lebih tinggi daripada bayi perempuan. Hal ini terjadi karena bayi laki-laki lebih rentan terhadap penyakit dan gangguan genetik akibat hanya memiliki satu kromosom X.

Kesenjangan ini kemudian berlanjut hingga dewasa akibat faktor perilaku berisiko, penyakit kronis, dan kecelakaan yang lebih banyak dialami laki-laki.

Jejak Evolusi di Balik Umur Panjang

Jadi, umur panjang perempuan bukan sekadar soal makan sehat atau rajin olahraga. Di baliknya, ada jejak sejarah evolusi yang telah terbentuk sejak jutaan tahun lalu.

Dan kini, di era modern, umur panjang bukan lagi soal jenis kelamin, melainkan tentang bagaimana manusia memahami tubuhnya, menjaga keseimbangan hidup, dan belajar dari strategi alam yang sudah berjalan lebih dulu.

Penulis adalah peserta program MagangHub Kemnaker di detikcom.



Simak Video "Video: Aksi Massa Perempuan di DPR, Tuntut Keadilan Bagi Korban Demo"

(nah/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork