Ilmuwan Antartika menemukan penyusutan gletser tercepat dalam sejarah modern. Hal itu terjadi pada Gletser Hektoria yang terletak di Semenanjung Antartika bagian timur.
Awalnya, gletser itu memiliki luas sekitar 300 kilometer persegi. Itu setara dengan sekitar setengah dari luas kota Jakarta yakni 661,52 kilometer persegi.
Namun, penelitian internasional yang dipimpin oleh Universitas Colorado Boulder (dimana) menemukan bila kehilangan delapan kilometer es-nya hanya dalam dua bulan. Itulah yang membuatnya mendapat julukan gletser dengan proses penyusutan tercepat dalam sejarah modern.
Permukaan Depan Gletser Mundur
Penelitian yang terbit pada jurnal Nature Geoscience itu menganalisis citra satelit dan data seismik. Kedua hal ini digunakan untuk menyelidiki bagaimana dan mengapa gletser bisa dengan cepat kehilangan esnya.
Gletser disebut akan "mundur" ketika mencair atau terkikis lebih cepat. Mundur dalam hal ini berkaitan dengan bagian depan gletser yang bergerak mundur .
Dalam studi tersebut, dijelaskan bila gletser Hektoria telah menyusut sepanjang 25 kilometer pada jangka waktu Januari 2022-Maret 2023. Jumlah ini termasuk penyusutan sejauh 8 kilometer antara November-Desember 2022.
Jumlah ini dinilai sebagai tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan glasiologi modern. Penyusutan yang cepat ini bisa menimbulkan bencana lantaran muka air laut global menjadi meningkat.
"Gletser Hektoria memang kecil menurut standar Antartika, tetapi penyusutan cepat serupa pada gletser yang lebih besar dapat menimbulkan implikasi bencana bagi kenaikan muka air laut global," kata universitas tersebut, dikutip dari ABC News.
Penyebab Gletser Hektoria Cair
Hektoria adalah salah satu dari beberapa gletser yang mengalir ke lapisan es Larsen B. Namun, lapisan es Larsen B runtuh pada 2002.
Tanpa efek penopang dari lapisan es, gletser-gletser bisa mencair dengan kecepatan yang sangat cepat selama sekitar satu dekade. Pencairan ini bisa terhenti jika es laut di sepanjang pantai membeku.
Namun, pada 2022 es laut yang menempel dengan gletser Hektoria terlepas. Akibatnya, gletser ini mencair lebih cepat lagi terutama selama musim panas.
Fenomena yang terjadi pada Hektoria dinyatakan sebagai "kemunduran luar biasa", karena posisinya di atas dataran es. Dataran es adalah sebuah area di mana gletser tak sepenuhnya menancap.
Hal ini pada akhirnya menyebabkan sebagian besar gletser menjadi mengapung dan pecahannya menyebar ke laut membentuk gunung es. Berdasarkan hal ini, peneliti menyimpulkan bahwa penyusutan Hektoria terjadi karena proses pemisahan dataran es bukan kondisi atmosfer atau samudra.
Selain soal Hektoria, studi tersebut juga mencatat adanya dataran es di bagian lain Antartika. Termasuk ada di Lapisan Es Ross dan Gletser Thwaites yang disebut sebagai gletser kiamat.
Oleh karena itu, studi mencatat pentingnya untuk melakukan dokumentasi geometri tentang batuan dasar di bawah gletser di sekitar Antartika. Data ini nantinya bisa digunakan sebagai evaluasi dalam memprediksi nasib lapisan es di Antartika.
Fenomena yang Tidak Umum
Ahli glasiologi dari Institut Studi Kelautan dan Antartika di Universitas Tasmania yang tidak tergabung dalam studi tersebut, Poul Christoffersen beri pandangan tentang kejadian ini. Menurutnya studi tersebut memberikan hasil yang signifikan dan tidak bisa disangkal bila kemunduran tersebut telah terjadi.
"Itu juga merupakan penyusutan yang tergolong dalam proporsi besar dari ukuran [gletser ini], itu juga sangat jelas," bebernya dalam ABC News.
Christoffersen menilai ketika gletser terbelah dua, hal ini merupakan keadaan yang sangat tidak umum. Hasil penelitian ini juga menguatkan pengamatan sebelumnya yang menunjukkan mencairnya gletser secara cepat pada ribuan tahun lalu.
Perubahan yang ada di Hektoria juga mengingatkannya pada perubahan yang terlihat di Greenland. Greenland merupakan wilayah yang dingin, tapi tidak sedingin Antartika.
"Beberapa orang menyebutnya 'Arktik-ifikasi' atau 'Greenland-ifikasi' Antartika, yang berarti gletser-gletser tersebut menunjukkan tanda-tanda atau karakteristik gletser di tempat lain di bumi yang biasanya lebih hangat," pungkasnya.
Simak Video "Video Efek Mengerikan Jika Lapisan Es Antartika Runtuh"
(det/faz)