DNA Purba Ungkap Wabah Tertua di Dunia 6.500 Tahun Lalu, Berasal dari Hewan Apa?

ADVERTISEMENT

DNA Purba Ungkap Wabah Tertua di Dunia 6.500 Tahun Lalu, Berasal dari Hewan Apa?

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Rabu, 05 Nov 2025 10:00 WIB
Sebuah studi DNA purba yang masif mengungkapkan bahwa penyakit mematikan mulai menyebar seiring dengan munculnya pertanian 6.500 tahun yang lalu
Foto: Shutterstock/Sebuah studi DNA purba yang masif mengungkapkan bahwa penyakit mematikan mulai menyebar seiring dengan munculnya pertanian 6.500 tahun yang lalu
Jakarta -

Sebelum adanya pandemi COVID-19, ternyata manusia telah mengalami wabah penyakit sejak ribuan tahun lalu. Sebuah studi menemukan, wabah yang ditularkan hewan ke manusia sebagai penyakit zoonosis ada sekitar 6.500 tahun lalu.

Penelitian berskala besar yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature pada Juli 2025 berhasil memetakan asal-usul penyakit menular tertua di dunia. Para peneliti menganalisis DNA purba dari lebih dari 1.300 individu yang hidup antara 37.000 hingga 500 tahun lalu di wilayah Eurasia.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Eske Willerslev dari Universitas Copenhagen dan Universitas Cambridge berhasil memulihkan DNA dari 214 patogen yang menginfeksi manusia prasejarah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita telah lama menduga bahwa peralihan menuju gaya hidup bertani dan beternak membuka pintu bagi era baru penyakit menular. Kini, DNA menunjukkan bahwa hal itu benar-benar terjadi sekitar 6.500 tahun lalu," ujar Willerslev, dikutip dari Science Daily.

"Infeksi ini tidak hanya menyebabkan penyakit, tetapi mungkin juga berkontribusi pada keruntuhan populasi, migrasi, dan adaptasi genetik," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Dampak Hidup Berdampingan dengan Hewan

Temuan ini memperlihatkan bahwa kohabitasi atau hidup berdampingan yang erat antara manusia dan hewan peliharaan menciptakan peluang bagi munculnya penyakit baru. Ketika para penggembala dari Stepa Pontik bermigrasi ke Eropa dan Asia sekitar 5.000 tahun lalu, mereka tanpa sadar ikut menyebarkan berbagai patogen baru.

Infeksi yang timbul tidak hanya menyebabkan penyakit, tetapi juga diyakini berperan dalam penurunan populasi, migrasi besar-besaran, dan perubahan genetik manusia pada masa itu.

Wabah Tertua: Jejak Pes Purba

Berdasarkan ratusan patogen yang ditemukan, salah satu temuan paling luar biasa yaitu jejak genetik tertua dari bakteri pes (Yersinia pestis), yang ditemukan pada sampel berusia sekitar 5.500 tahun. Bakteri ini adalah penyebab Wabah Hitam (Black Death) yang menewaskan seperempat hingga setengah populasi Eropa pada abad pertengahan.

Peneliti menilai, versi awal bakteri tersebut kemungkinan belum seberbahaya varian yang muncul ribuan tahun kemudian, tetapi menjadi titik awal evolusi wabah mematikan tersebut.

Implikasi untuk Pencegahan dan Vaksin Masa Depan

Selain mengungkap sejarah pandemi, penelitian ini juga memberi wawasan penting untuk memprediksi kemunculan penyakit menular baru di masa depan.

"Jika kita memahami bagaimana penyakit zoonosis berevolusi di masa lalu, kita dapat lebih siap menghadapi wabah berikutnya karena sebagian besar penyakit menular baru diperkirakan akan berasal dari hewan," kata Associate Professor Martin Sikora, penulis utama studi tersebut.

Willerslev menambahkan bahwa pemahaman tentang mutasi patogen purba juga penting bagi pengembangan vaksin.

"Mutasi yang pernah berhasil di masa lalu kemungkinan bisa muncul kembali. Dengan mempelajari sejarah genetik patogen, kita dapat menilai apakah vaksin saat ini masih efektif atau perlu disesuaikan dengan ancaman baru," ungkapnya.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads