Grand Egyptian Museum Giza Dibuka, Pamerkan 5.000 Harta Firaun Tutankhamun!

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Minggu, 02 Nov 2025 19:00 WIB
Grand Egyptian Museum dibuka setelah 20 tahun pembangunan, jadi terbesar untuk peradaban Mesir kuno. Ukurannya juga dua kali lipat Museum Louvre di Prancis. Foto: Dok. Grand Egyptian Museum
Jakarta -

Grand Egyptian Museum (GEM) yang didirikan di dekat Piramida Giza akhirnya dibuka setelah dibangun 20-an tahun. Ada 5.000-an harta Firaun Tutankhamun yang dipamerkan!

Museum ini resmi dibuka pada Sabtu (1/11/2025) kemarin seperti dilansir dari BBC, Minggu (2/11/2025).

Museum ini digadang-gadang menjadi museum arkeologi terbesar yang didedikasikan untuk satu peradaban-yakni peradaban Mesir kuno. Lokasi museum ini terletak kurang dari dua kilometer dari piramida agung Giza.

GEM menempati lokasi di lahan seluas 120 hektare, dua kali lipat ukuran Museum Louvre di Prancis. Area pameran permanen museum ini memiliki luas 24.000 meter persegi atau 2,4 hektare, di antara galeri-galeri berdesain spektakuler.


GEM, yang sebagian dibuka tahun lalu, memiliki 12 galeri utama. Deretan galeri ini memamerkan berbagai barang antik artefak dari zaman prasejarah Mesir, era Mesir kuno, hingga era Romawi-Yunani.

Dua hall utama museum ini khusus didedikasikan untuk koleksi lengkap lebih dari 5.000 artefak milik Tutankhamun. Ini merupakan pertama kalinya seluruh isi makam Firaun tersebut dipamerkan bersama.

Saat memasuki atrium GEM, pengunjung disambut patung raksasa Ramses II setinggi 11 meter yang beratnya mencapai 83 ton. Sebelumnya berdiri di pusat Kairo, patung ini dipindahkan ke museum GEM sebagai simbol kebangkitan peradaban Mesir.

Struktur arsitektur museum sendiri meniru bentuk piramida melalui fasad kaca dan atap miring yang selaras dengan lanskap bersejarah di sekitarnya.

Grand Egyptian Museum atau Museum Agung Mesir merupakan salah satu museum arkeologi terbesar di dunia dengan desain bangunan yang modern. Foto: Dok. Grand Egyptian Museum

Dari Peradaban Mesir Kuno sampai Pascadinasti

Museum ini tidak hanya soal membuka artefak kuno, tapi juga mengombinasikan teknologi modern dan pengalaman interaktif. Ruang-ruang pameran dirancang dengan multimedia dan sistem edukasi yang menjawab selera generasi muda yang menginginkan narasi visual dan pengalaman imersif, demikian dilansir dari EuroNews.

Menurut pejabat museum, ruang-ruang utama telah dirancang untuk menampilkan artefak dalam struktur narasi yang jelas: kehidupan, kematian, dan peradaban pascadinasti. Ini artinya, pengunjung tidak hanya melihat benda kuno, tapi juga memahami konteks budaya dan maknanya di masa kini.

Koleksi yang 'Hilang' dari GEM

Museum ini terkenal karena menyimpan banyak artefak Mesir yang tak ternilai dari peradaban kunonya. Termasuk patung raksasa granit Ramses Agung, sebuah patung mengesankan yang menyambut pengunjung saat memasuki aula utama.

Namun, beberapa peninggalan kuno Mesir secara khusus 'hilang' dari GEM. Di antaranya yaitu Batu Rosetta yang saat ini dipajang di British Museum di London, Zodiak Dendera di Louvre di Paris, dan patung dada Nefertiti di Neues Museum di Berlin.

Para ahli Mesir Kuno dan masyarakat Mesir telah lama menyerukan pengembalian artefak-artefak penting tersebut. Pembukaan GEM sekali lagi telah memicu kembalinya tuntutan untuk pengembaliannya.

Tantangan 20 Tahun Pembangunan GEM

Proyek GEM mengalami banyak hambatan: mulai dari pergolakan politik, pandemi, hingga perubahan rencana pembangunan yang berlarut-larut. Namun kini, semua tantangan tersebut berhasil dijawab dengan keberhasilan pembukaan museum.

Pembangunan megaproyek ini dimulai pada tahun 2005 di masa kepresidenan Hosni Mubarak. Proyek ini dirancang untuk menggantikan Museum Mesir yang lebih sederhana di pusat kota Kairo dan bertujuan untuk meningkatkan industri pariwisata dan perekonomian Mesir secara keseluruhan.

Pembukaan GEM bukan sekadar urusan museum, tapi bagian dari strategi besar pemerintah Mesir untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang melemah sejak gelombang Arab Spring. Pemerintah menargetkan hingga 30 juta pengunjung wisatawan pada 2032, dan museum ini diharapkan menjadi magnet utama.

Infrastruktur pendukung pun disiapkan: jalan diperbaiki, stasiun metro dibangun, hingga pembangunan Bandara Internasional Sphinx untuk mempermudah akses wisatawan ke kawasan Museum & Piramida.



Simak Video "Video: Identitas 2 Tersangka Pencurian Museum Louvre"

(nwk/twu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork