Ratusan Siswa di Bandung Barat Keracunan Usai Santap MBG, Begini Respons BGN

ADVERTISEMENT

Ratusan Siswa di Bandung Barat Keracunan Usai Santap MBG, Begini Respons BGN

Devandra Abi Prasetyo, Whisnu Pradana - detikEdu
Rabu, 15 Okt 2025 13:00 WIB
Petugas mengevakuasi siswa yang diduga keracunan hidangan makan bergizi gratis (MBG) di SMPN 1 Cisarua, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (14/10/2025). Berdasarkan keterangan pihak sekolah, sebanyak 54 siswa mengalami keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan makan bergizi gratis pada Selasa (14/10) pagi. ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Siswa di Bandung Barat keracunan MBG, ini respons BGN. Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Jakarta -

Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali memakan korban keracunan. Diketahui sebanyak 115 murid SMP Negeri 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat mengalami keracunan masal usai menyantap menu MBG, Selasa (14/10/2025).

Diketahui, menu MBG yang disantap hari itu adalah ayam kecap, capcay, tahu goreng, lalapan, nasi, dan buah melon. Diketahui saat MBG disantap bersama-sama pada pukul 09.30 WIB, sudah tercium bau yang tidak sedap.

Setelah itu, sekitar pukul 11.30-12.00 WIB, sebagian siswa mulai mengalami pusing, mual, dan muntah. Kasus keracunan ini diduga berasal dari ayam kecap yang basi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala SMPN 1 Cisarua, Agus Solihin awalnya mengabarkan bila ada 54-an siswa yang mengalami gejala keracunan. Ia langsung bertindak cepat dengan mengubah aula dan lab komputer sebagai tempat penanganan.

Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah korban MBG ini telah mencapai ratusan murid. Hal ini dibenarkan oleh Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail.

ADVERTISEMENT

"Informasi terbaru dari petugas Dinas Kesehatan di lapangan, saat ini siswa yang terdampak keracunan MBG sebanyak 115 anak," tuturnya dikutip dari detikJabar, Rabu (15/10/2025).

SPPG Menyalurkan ke Berbagai Sekolah

Disebutkan bila MBG yang diterima SMPN 1 Cisarua berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Yayasan Tarbiyatul Quran Cisarua di Kampung Panyandaan, Cisarua. SPPG tersebut mendistribusikan tidak hanya ke SMPN 1 Cisarua tetapi juga MA Bina Insani, MA Ponpes Al Furqon, MTs Ponpes Al Furqon, PAUD Al Muslimin, SDN 1 Garuda, dan SDN 1 Barukai.

Total porsi MBG yang dibagikan sebanyak 3.649 porsi dengan 1.300-an diantaranya disampaikan ke SMPN 1 Cisarua. Jeje menegaskan sampai saat ini belum ada laporan kasus keracunan di sekolah lain, selain SMPN 1 Cisarua.

Kendati demikian, ia menegaskan pihaknya akan terus memantau dan telah memerintahkan Dinas Kesehatan dan Puskesmas melakukan penanganan maksimal terhadap murid yang menjadi korban.

Terlebih jika gejala timbul setelah pulang ke rumah. Murid yang mengalami gejala keracunan berat kini sudah dirujuk ke berbagai rumah sakit.

"Saya perintahkan Dinas Kesehatan siaga, penanganan dipusatkan di sekolah. Sebagian ada yang dirujuk ke RSUD Lembang, ke RSUD Cibabat, ada yang ditangani di posko sekolah kalau gejalanya ringan," tegasnya.

SMPN 1 Cisarua juga sempat mengadakan proses penjagaan selama 24 jam sejak kasus keracunan terjadi. Hal ini dilakukan untuk mewaspadai gejala keracunan yang dirasakan siswa di malam hari.

"Enggak semua langsung bergejala, makanya di sini siaga 24 jam. Penanganan yang bergejala di sini, petugas puskesmas semua standby. Kalau bergejala agak parah langsung dirujuk," kata Agus.

Respons BGN

Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut pada setiap kasus keracunan terjadi, pihaknya akan bertindak cepat dengan menutup sementara SPPG. Setelah ditutup, BGN akan melakukan penyelidikan selama 14 hari termasuk uji laboratorium terkait sampel makanan.

Kepala BGN, Dadan Hindayana juga menyebut pihaknya akan menanggung penuh biaya perawatan atau pengobatan korban keracunan. Hal ini berlaku secara nasional.

"Jika tidak status lain (Pemkot/Pemda menyatakan KLB), biaya ditanggung BGN. Berlaku nasional," tandasnya dikutip dari detikhealth.




(det/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads