Profesor Ini Berpeluang Jadi Perempuan Pertama PM Jepang, Seperti Apa Sosoknya?

ADVERTISEMENT

Profesor Ini Berpeluang Jadi Perempuan Pertama PM Jepang, Seperti Apa Sosoknya?

pal - detikEdu
Sabtu, 04 Okt 2025 23:19 WIB
Japans Prime Minister contender Sanae Takaichi speaks at the Liberal Democratic Partys (LDP) leadership election in Tokyo, Japan, October 4, 2025. REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Pool
Ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) Sanae Takaichi sekaligus calon PM Jepang Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Jakarta -

Sanae Takaichi , seorang profesor perempuan yang juga eks Menteri Keamanan Ekonomi Jepang bersiap mencetak sejarah baru di Negara Matahari Terbit itu. Ia terpilih sebagai sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang pada Sabtu, 4 Oktober 2025.

Terpilihnya Takaichi, menjadikannya sebagai perempuan pertama yang memimpin Partai Demokrat Liberal dalam sejarah. Artinya ia juga berpeluang menjadi perempuan pertama Perdana Menteri Jepang.

Kemenangan Takaichi dalam pemilihan ketua LDP sekaligus menandai berakhirnya kepemimpinan PM Shigeru Ishiba. Pengunduran diri Ishiba dipicu derasnya tekanan publik yang menilai dirinya tidak mampu meredam laju inflasi di Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan waktunya merayakan. Kerja keras justru dimulai dari sekarang. Saya berjanji akan menakhodai LDP dan mengubah kecemasan rakyat menjadi harapan," kata Takaichi dalam pidato kemenangannya, dikutip oleh NHK.

ADVERTISEMENT

Takaichi dikenal luas sebagai politisi konservatif Jepang yang kerap dibandingkan dengan mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher, sosok yang dikaguminya sejak lama.

Lahir pada 7 Maret 1961 di Prefektur Nara, Takaichi menempuh pendidikan menengah di SMA Unebi sebelum melanjutkan studi di Fakultas Administrasi Bisnis Universitas Kobe dengan jurusan Matematika Manajemen.

Di kampus inilah ia mengasah kemampuannya dalam statistik, ekonomi kuantitatif, dan pemodelan matematis. Ia lulus pada Maret 1984.

Tak lama setelah itu, pada April di tahun yang sama, Takaichi bergabung dengan Matsushita Institute of Government and Management, Kanagawa. Di lembaga bergengsi yang memadukan teori dan praktik tersebut, ia terjun langsung dalam proyek-proyek masyarakat untuk memahami persoalan kebijakan dari tingkat akar rumput.

Pengalamannya kian kaya ketika ia mendapat kesempatan menjadi Congressional Fellow di Amerika Serikat, bekerja di salah satu kantor anggota DPR. Di sana, Takaichi mempelajari proses legislasi, perdebatan anggaran, serta dinamika kebijakan keamanan AS.

Usai menimba ilmu dan pengalaman di luar negeri, ia kembali ke Jepang pada 1989 dan menuntaskan pendidikan di Matsushita Institute, sebagaimana tercatat dalam laman resmi Kantor Perdana Menteri Jepang.

Ia kemudian mulai memasuki kontestasi politik pada 1993. Di tengah-tengah karier politiknya, pada April 2004 ketika ia diangkat menjadi profesor di Fakultas Ekonomi Universitas Kinki. Takaichi mengajar kebijakan usaha kecil dan menengah, organisasi industri, dan ekonomi regional.

Namun tak lama kemudian, pada Oktober 2004, Takaichi dipercaya menjabat sebagai Wakil Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang. Dalam posisi tersebut, ia berperan penting dalam mendorong inovasi teknologi informasi, memperkuat daya saing UKM, dan merancang reformasi industri.

Karier politiknya terus menanjak. Ia pernah dipercaya menjadi Menteri Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi kemudian Menteri Keamanan Ekonomi. Kini dia berhasil menduduki kursi pimpinan partai berkuasa di Jepang dan bersiap menciptakan sejarah baru.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads