Taylor Swift tidak hanya mengalami evolusi dalam hal karier. Para ilmuwan wicara belakangan mengungkap ternyata ada perubahan dalam dialek sang diva, seiring perjalanan kariernya.
Dua peneliti dari University of Minnesota mengatakan karier Taylor Swift membawanya masuk dan keluar dari komunitas yang memiliki dialek regional atau sosiokultural yang berbeda.
Studi mereka diterbitkan pada 23 September 2025 dalam The Journal of the Acoustical Society of America 158, 2278-2289 (2025) dengan tajuk "Acoustic analysis of Taylor Swift 's dialect changes across different eras of her career".
Penulis studi Miski Mohamed dan Matthew Winn mencatat, berbagai wawancara dan penampilan Taylor Swift di media hingga saat ini memberi mereka kesempatan langka untuk mengamati perubahan dialek dalam jangka waktu yang panjang dan dengan cara yang hampir mustahil diamati dalam studi laboratorium terkontrol.
Hal ini, kata mereka, dapat berimplikasi pada pemahaman kita tentang pengaruh tempat, profesi, dan tujuan kepemimpinan terhadap bagaimana dialek seseorang beradaptasi di kemudian hari.
Sekilas Karier Taylor Swift
Lahir di Pennsylvania pada 1989, Swift pindah ke Tennessee pada usia 13 tahun untuk menarik perhatian label-label musik country di Nashville. Di sana, ia meraih kesuksesan sebagai artis country muda, merilis album country pop hitnya "Fearless" pada 2008.
Transisinya ke pop arus utama menjadi jelas dalam perilisan albumnya pada 2012 "Red," dengan single utama "We Are Never Ever Getting Back Together."
Pada 2014, Swift pindah ke New York dan merilis album studio kelimanya, berjudul "1989", yang ia gambarkan sebagai album pop resmi pertamanya. Album ini menampilkan lagu-lagu hit "Bad Blood", "Blank Space", dan "Shake It Off".
Dari Sini Para Peneliti Mengambil Data..
Para peneliti menganalisis perubahan aksen Swift antara 2008 dan 2019, dengan mengambil audio dari wawancara di YouTube dan media daring lainnya.
Setiap wawancara dikaitkan dengan promosi album tertentu. Para peneliti memilih album berdasarkan tempat tinggal Swift saat merekam dan mempromosikannya.
Data diambil di antaranya dari satu set wawancara terkait dengan album country-nya pada 2008 "Fearless" di Nashville; yang lain terkait dengan album studio keempatnya yang bernuansa transisi, "Red", yang dibuat di Philadelphia; dan set terakhir terkait dengan album studio ketujuhnya, "Lover", yang bernuansa pop dan dibuat di New York pada 2019.
Total 45 menit, 24 menit, dan 37 menit audio percakapan dianalisis untuk masing-masing era Swift di Nashville, Philadelphia, dan New York City.
Para peneliti kemudian melakukan pengukuran akustik untuk ratusan vokal yang diucapkan Taylor selama wawancara-wawancara ini.
Simak Video "Video: Fans Rela Antre Tengah Malam Demi Album Baru Taylor Swift"
(pal/pal)