BMKG Ungkap Kapan Puncak Musim Hujan di Indonesia, Cek Tempat Tinggalmu!

ADVERTISEMENT

BMKG Ungkap Kapan Puncak Musim Hujan di Indonesia, Cek Tempat Tinggalmu!

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 01 Okt 2025 11:30 WIB
Warga menggunakan payung menerobos gerimis di pelican crossing Jl Thamrin, Jakarta, Senin (14/7/2025). Curah hujan terpantau masih tinggi meskipun sudah memasuki musim kemarau. Berdasarkan prediksi curah hujan bulanan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), anomali curah hujan di atas normal berlangsung sejak Mei hingga Oktober 2025.Β  BMKG memprediksi bahwa kemarau 2025 akan mengalami keterlambatan di sekitar 29 persen Zona Musim (ZOM), terutama di wilayah Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hujan. Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta -

Indonesia sekarang ini sedang memasuki musim peralihan antara musim kemarau dan musim hujan. Oleh sebab itu, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada waktu sekarang-sekarang ini sering terjadi fenomena cuaca yang ekstrem.

BMKG menyebut, pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan ini, terdapat potensi peningkatan risiko bencana hidrometeorologi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengatakan, puncak musim hujan di berbagai wilayah nantinya akan bervariasi. Kapan wilayah kalian?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puncak Musim Hujan 2025-2026

"Puncak musim hujan itu setiap wilayah itu bervariasi antara bulan November hingga Desember 2025, terutama di sebagian besar Sumatera dan Kalimantan. Kemudian puncak musim hujan yang diprediksi akan terjadi di bulan Januari hingga Februari adalah di sebagian besar Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua," terang Dwikorita, dikutip melalui unggahan BMKG pada Rabu (1/10/2025).

ADVERTISEMENT

Ia menggarisbawahi, dikhawatirkan dan sangat mungkin terjadi potensi bencana hampir sepanjang bulan. Maka dari itu pihaknya mengimbau agar masyarakat dan pemerintah daerah maupun pihak terkait untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca dan peringatan dini yang disampaikan melalui berbagai kanal BMKG maupun melalui aplikasi mobile phone.

"Sehingga kami mohon dengan adanya peringatan dini ini, mohon untuk segera dilakukan aksi dini. Jadi tidak sekadar dibaca ya, tapi juga aksi dini minimal meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat yang berada di daerah rawan," kata Dwikorita.

"Namun, ada sisi positifnya, air hujan ini dengan sistem tata kelola air yang tepat, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan misalnya pertanian," lanjutnya.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads