Topan Ragasa telah menyebabkan kerusakan di sejumlah negara di Asia. Meski berada di khatulistiwa, BMKG peringatkan dampak topan ini di Indonesia.
Seperti diketahui, Topan Ragasa adalah sebuah Topan Super yang dikategorikan sebagai salah satu badai terkuat di dunia pada tahun 2025. Intensitasnya bahkan mencapai Kategori 5 dari 5 dalam skala Saffir-Simpson.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badai ini terbentuk di Samudra Pasifik barat dan telah menyebabkan kerusakan di Filipina, Taiwan, Hong Kong, dan China. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan dampak dari Topan Ragasa akan terasa sampai Indonesia. Namun, hanya di beberapa wilayah saja.
Wilayah Indonesia di sekitar Laut Cina Selatan, seperti pantai barat daya dan selatan Aceh, akan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
"Meski tidak merata, namun cura hujan yang terjadi ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat," kata Prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya, Rijal Sains Fikri dalam Antara dikutip Kamis (25/9/2025).
Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang
Rijal mengatakan dampak topan Ragasa juga dapat menyebabkan terjadinya hujan ringan disertai petir dan angin kencang. Fenomena petir dan angin kencang diprakirakan dapat terjadi pada sore hingga malam hari di pesisir barat hingga selatan Aceh.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dengan potensi hujan disertai petir dan angin kencang. Masyarakat diimbau agar tidak berteduh di bawah pohon saat terjadi hujan, guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
Tentang Topan Ragasa
Menurut NASA Earth Observatory, Topan Ragasa terbentuk di Samudra Pasifik Barat pada pertengahan September 2025. Dengan kecepatan angin lebih dari 200 kilometer per jam, Ragasa dikategorikan sebagai super topan.
Ragasa muncul pada 18 September di Samudra Pasifik Barat. Setelah mengalami penguatan cepat hingga mencapai Kategori 5, Ragasa menghantam bagian utara Luzon dan Taiwan pada 22 September. Dampaknya meliputi banjir, longsor, kerusakan tanaman, hingga hancurnya infrastruktur. Pada malam 21 September, kecepatan angin Ragasa mencapai lebih dari 145 knot atau sekitar 270 kilometer per jam, menjadikannya topan terkuat sepanjang 2025.
Topan Ragasa menerjang beberapa wilayah di Asia Timur. Taiwan menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak.
Dilansir dari Reuters, bagian luar Topan Super Ragasa mulai melanda Taiwan sejak Senin, 22 September waktu setempat. Pemerintah Taiwan melaporkan 14 orang tewas dan 124 orang masih hilang akibat badai ini.
Di Hong Kong, pejabat setempat memperingatkan adanya "ancaman serius" Topan Super Ragasa yang diperkirakan menghantam pada Selasa, 23 September. Pemerintah sempat membatalkan sejumlah layanan transportasi publik, termasuk penerbangan.
Kemudian di China, pemerintah menutup sekolah dan kampus di lebih dari 10 kota. Evakuasi dilakukan di daerah pesisir untuk mengantisipasi badai dan gelombang tinggi.
(nir/nwk)