Apa Itu Awan Cumulonimbus yang Muncul di Langit Garut? Ini Penjelasannya

ADVERTISEMENT

Apa Itu Awan Cumulonimbus yang Muncul di Langit Garut? Ini Penjelasannya

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 23 Sep 2025 19:00 WIB
Fenomena awan cumulonimbus di Garut.
Fenomena awan cumulonimbus di Garut. (Foto: Dok. IG Garut Update)
Jakarta -

Fenomena awan Cumulonimbus terlihat di langit Kabupaten Garut, Sumedang, hingga Kota Bandung, Jawa Barat. Awan petir dengan warna gelap dan bentuk padat itu menarik perhatian warga sekitar.

MelansirdetikJabar, sejumlah warga sekitar mengabadikan momen tersebut dalam banyak video. Awan Cumulonimbus ini terlihat jelas ketika magrib menjelang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walia (32) warga Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung mengatakan awan itu terlihat di barat Cicalengka. Dia sendiri menyaksikan femomena awan Cumulonimbus dari sekitar Pondok Pesantren Husainiyah.

"Mulai tampak sekitar pukul 18.20-an. Orang mulai banyak yang sadar ada fenomena itu, akhirnya banyak orang keluar rumah untuk melihat ke langit," kata Walia dalam detikJabar, dikutip Selasa (23/9/2025).

ADVERTISEMENT

Untuk mendapatkan gambar yang bagus, sebagian warga bahkan mencari tempat yang tinggi seperti atap rumah berlantai dua.

Zaenal Mustofa (30), warga Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang juga melihat fenomena itu. Dia bertanya-tanya, apa nama kejadian alam tersebut.

"Ada apa di langit barat? Orang-orang ramai melihat ke arah sana," katanya.

Apa Itu Awan Cumulonimbus?

Menurut laman BMKG, awan Cumulonimbus adalah awan konvektif atau awan yang menjulang tinggi ke atas. Awan ini akan terlihat seperti jamur dengan bagian atas yang berbentuk layaknya topi.

Awan Cumulonimbus terbentuk dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall (garis tempat awan berderet).

Awan ini terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. Terdapat aliran udara ke atas (updraft) dan ke bawah (downdraft) sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi. Gesekan partikel awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik.

Ketinggian awan Cumulonimbus pada wilayah tropis dapat mencapai lebih dari 18 kilometer. Awan ini juga dapat menembus hingga lapisan stratosfer yang biasanya disebut sebagai overshooting top Cumulonimbus.

Jika dilihat dari permukaan, awan ini terlihat tebal, gelap, dan tinggi. Awan Cumulonimbus berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem, hujan lebat, sambaran petir, hingga angin kencang.

Awan Cumulonimbus sel tunggal memiliki siklus hidup yang berkisar antara 30-60 menit. Sementara itu, awan Cumulonimbus multisel ataupun super sel dapat bertahan lebih lama.

Ciri-ciri Awan Cumulonimbus

Cuaca ekstrem bisa ditandai oleh kehadiran awan Cumulonimbus ini. Berikut ini adalah ciri-ciri awan Cumulonimbus.

1. Bentuk awan Cumulonimbus terlihat seperti jamur karena pada bagian atas terdapat seperti bentuk topi.

2. Penampakan awan terlihat tebal, gelap, dan tinggi.

3. Awan pembawa hujan dan mengandung petir, terkadang cahaya sambarannya tampak dari balik awan

4. Awan Cumulonimbus menjadi pertanda cuaca ekstrem.

Awan yang Paling Dihindari Pilot

Pada awan Cumulonimbus, petir terbentuk pada pusat awan. Awan ini juga dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar yang ditakuti para penerbang. Cumulonimbus juga dapat membuat mesin dan sayap pesawat dipenuhi es.

Untuk menghindari gumpalan es tersebut menempel di mesin dan sayap pesawat, pilot harus menyalakan pemicu busi. Busi tersebut berguna sebagai tenaga ekstra untuk memanaskan sayap, jendela, dan mesin agar es mencair.


Akan tetapi, menyalakan busi dapat menyebabkan kurangnya kinerja mesin dan daya tahan pesawat. Jika hal ini sudah terjadi, biasanya pesawat akan jatuh karena kurang kecepatan untuk naik.




(nir/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads