Pernah melihat gambar atau video kawanan serigala berjalan? Mereka akan berjalan dalam satu baris secara rapi. Kemudian, narasi populer menganggap barisan serigala memiliki struktur khusus seperti adanya 'alpha male'. Apa maksudnya?
Istilah 'alpha male' sering dipakai untuk menggambarkan pejantan yang dominan, bertindak sebagai pemimpin, dan agresif. Namun, adakah struktur semacam ini pada hewan?
Ahli biologi dan peneliti satwa liar, David Mech, menjelaskan bahwa istilah alpha male terhadap kawanan serigala pertama dikenalkan pada 1970-an. Istilah tersebut dikatakan bukan mengacu pada pemimpin tunggal sebuah kawanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebaliknya, ia menggambarkan bagaimana pasangan "pejantan alfa" dan "betina alfa" memimpin kelompok mereka, membuat keputusan, dan menghasilkan keturunan," ungkapnya, dikutip dari Live Science.
Hierarki pada Hewan Lebih Kompleks
Tak seperti anggapan populer, hierarki atau peran sosial pada hewan termasuk serigala, lebih beragam. Ini artinya, konsep 'alpha male' bukan sesederhana yang digambarkan.
"Alfa berarti hewan tersebut, pada saat tertentu atau selama periode waktu tertentu, berada di puncak peringkat (dominasi sosial)," ujar Paulo Mota, seorang ahli ekologi perilaku di Universitas Porto di Portugal.
Misalnya betina yang lebih banyak mendominasi pada kelompok hewan termasuk hyena, orca, dan meerkat. Pada kawanan primata bisa lebih fleksibel dan cenderung seimbang antara jantan dan betina.
Di sisi lain, spesies seperti singa Afrika menunjukkan dominasi dengan cara membentuk koalisi, dengan setiap individu berbagi status yang setara.
Hewan Mengadopsi Hierarki Sosial
Secara umum, banyak hewan yang berkelompok mengadopsi bentuk hierarki sosial. Namun, penerapannya dipengaruhi banyak faktor.
Struktur internal ini menentukan akses setiap individu terhadap sumber daya yang berbeda, seperti makanan, pasangan, dan wilayah, sehingga membantu kelompok tersebut mengatasi perselisihan dan terkadang menghindari konflik sama sekali.
Jadi bisa dikatakan, setiap spesies hewan memiliki sifat dan kompleksitasnya masing-masing. Salah satu bentuk hierarki, bahkan ada yang didasarkan pada pertarungan.
"Seringkali, hierarki dominasi ini didasarkan pada pertarungan dan terkait dengan kekuasaan, jadi seputar prioritas akses ke sumber daya," papar Dieter Lukas, ahli biologi evolusi di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner di Jerman.
Di sisi lain, ada juga aspek lain dari kekuasaan. Misalnya, siapa yang menentukan ke mana kelompok akan bergerak hari ini atau apakah akan melawan kelompok lain-dan ini tidak selalu terkait dengan hierarki yang sama.
Bagaimana Peran Alfa pada Hewan?
Menurut Lukas, status alfa pada hewan lebih seperti peran pekerjaan sementara, daripada karakteristik bawaan individu sebagai pemimpin. Pada sebagian besar spesies, status alfa dapat berubah secara berkala dan cukup cepat.
"Terutama dalam situasi di mana individu berpangkat tinggi mendapatkan tunjangan yang lebih tinggi," ujarnya.
"Jika Anda mengamati seluruh kehidupan individu, setiap individu mungkin pernah menjadi alfa pada satu titik dalam hidup mereka," imbuhnya.
Lukas berpendapat bahwa istilah alpha male atau "pejantan alfa" terlalu menyederhanakan dan mengabaikan nuansa perilaku dan struktur sosial pada spesies yang lebih cerdas. Dominasi, kepemimpinan, serta pengaruh sosial ternyata dapat berbentuk banyak hal, dari kekuatan fisik hingga prestise dan strategi.
"Meskipun seekor pejantan memenangkan semua pertarungan, ia mungkin bukan orang yang membuat keputusan. Distribusi kekuasaan (pada hewan) tidak sesederhana itu," tuturnya.
Baca juga: 12 Hewan yang Mempunyai Kemampuan Berhitung |
*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama
(faz/faz)