Benarkah DNA Manusia dan Simpanse Hanya Beda 1 Persen?

ADVERTISEMENT

Benarkah DNA Manusia dan Simpanse Hanya Beda 1 Persen?

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Rabu, 10 Sep 2025 08:00 WIB
Simpanse berumur 10 bulan
Ilustrasi simpanse Foto: Getty Images/iStockphoto/curioustiger
Jakarta -

Selama bertahun-tahun, klaim bahwa manusia dan simpanse memiliki kemiripan DNA sekitar 98,8-99% berulang kali dikutip dalam buku sains, media, sampai museum. Namun, penelitian terbaru menunjukkan angka itu terlalu menyederhanakan kenyataan dan menutupi perbedaan penting dalam genom kedua spesies.

Simpanse (Pan troglodytes) bersama bonobo adalah kerabat terdekat manusia (Homo sapiens). Memang benar ada kesamaan besar dalam DNA keduanya, tetapi menurut para ahli, kesamaan 99% hanya berlaku pada bagian DNA yang mudah disejajarkan.

Direktur Ilmiah UC Santa Cruz Genomics Institute, David Haussler, menjelaskan DNA manusia dan simpanse terdiri dari 3 miliar "huruf" kimia-A, T, C, dan G. "Membandingkan genom manusia dan simpanse ibarat membaca dua novel yang hampir sama, hanya dengan sedikit suntingan," ujarnya seperti dikutip dari Live Science.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi awal memang menyebut kesamaan di atas 98%. Katie Pollard dari Gladstone Institute menambahkan, perbedaan itu kira-kira 1 dari setiap 100 basa DNA. Sebagai perbandingan, sesama manusia memiliki kesamaan DNA 99,9%.

ADVERTISEMENT

Namun menurut Tomas Marques-Bonet dari Institute of Evolutionary Biology, klaim kemiripan 99% bisa menyesatkan karena mengabaikan bagian genom yang sulit disejajarkan.

Sekitar 15-20% DNA manusia tidak punya padanan jelas pada simpanse, termasuk bagian yang hilang atau muncul akibat "penyisipan dan penghapusan" sepanjang evolusi. Jika bagian ini dihitung, perbedaan bisa mencapai 5-10%.

Sebuah studi pada 2025 menemukan perbedaan genom manusia dan simpanse mencapai sekitar 15% jika dibandingkan secara menyeluruh. Menariknya, variasi dalam sesama simpanse sendiri bisa mencapai 9%.

Meski begitu, kedekatan evolusi antara manusia dan simpanse tetap tidak terbantahkan. Perbedaan utamanya justru banyak ditemukan pada DNA noncoding atau bagian yang tidak menghasilkan protein tetapi berfungsi sebagai pengatur kapan, di mana, dan bagaimana gen tertentu diaktifkan.

"DNA noncoding ini bekerja layaknya saklar on-off bagi gen," jelas Marques-Bonet.

Perubahan kecil pada bagian pengatur ini dapat memicu perbedaan besar pada sifat dan penampilan. Haussler menekankan, "Sedikit perubahan ekspresi DNA bisa berujung pada perubahan signifikan dalam fenotipe, mulai dari rambut tubuh hingga ukuran fisik."

Dengan kata lain, manusia dan simpanse memang berbagi perangkat genetik yang sama, tetapi cara "alat-alat" tersebut digunakan berbeda. "Kita dibangun dari blok bangunan yang sama, namun penggunaannya menghasilkan manusia di satu sisi dan simpanse di sisi lain," ujar Katie Pollard dari Gladstone Institute of Data Science and Biotechnology.

*Penulis adalah peserta Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama di detikcom




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads