Ternyata Tes DNA Punya Beragam Tujuan, Apakah Ada Risiko Eror?

ADVERTISEMENT

Ternyata Tes DNA Punya Beragam Tujuan, Apakah Ada Risiko Eror?

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 21 Agu 2025 12:30 WIB
Ilustrasi DNA
Ilustrasi DNA. Foto: Vectezy/@naratrip
Jakarta -

Detikers tentu kerap mendengar istilah tes DNA. Namun, apakah kalian tahu sebenarnya tes DNA memiliki beragam tujuan?

Tes DNA tidak hanya dilakukan untuk menentukan orang tua biologis, tetapi juga untuk tes diagnostik, tes pra-implantasi, skrining bayi yang baru lahir, tes prediktif untuk melihat perubahan genetik, dan sebagainya.

Di Indonesia, mungkin kalian lebih kerap mendengar tentang tes DNA yang berkaitan untuk menentukan orang tua biologis. Untuk konteks ini, biasanya tes juga disebut sebagai DNA paternity test.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana Cara Tes DNA untuk Menentukan Orang Tua Biologis?

Tes DNA untuk menentukan ayah biologis seorang anak khususnya, adalah menggunakan deoxyribonucleic acid (DNA) atau dalam bahasa Indonesia asam deoksiribonukleat. Biasanya hal ini dilakukan melalui swab sel (buccal) pipi dari bagian dalam mulut.

ADVERTISEMENT

DNA adalah materi genetik di dalam sel-sel tubuh kita. Seseorang mewarisi DNA dari kedua orang tua kandung dengan setengahnya dari masing-masing orang tua. Istilah paternity atau paternitas sendiri mengacu pada orang tua laki-laki.

Diterangkan dalam Cleveland Clinic, tes paternitas DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan atau darah dari:

  • Ibu kandung
  • Orang yang berpotensi sebagai ayah kandung
  • Terkadang, janin atau anak

Teknisi laboratorium akan menganalisis sampel dan mencari penanda genetik, yaitu karakteristik dalam urutan DNA, yang dimiliki janin atau anak dengan ibu kandung dan orang yang berpotensi sebagai ayah kandung.

Apakah Tes DNA Bisa Eror?

Tes DNA merupakan teknik yang sangat akurat dan andal, tetapi kesalahan dapat terjadi dalam kasus yang jarang terjadi. DIkatakan dalam Hiro Clinic, penyebab eror tes DNA utamanya adalah kontaminasi atau kerusakan sampel, kesalahan teknis, kesalahan manusia, kesamaan genetik, dan fenomena genetik khusus (misalnya mosaikisme).

Kontrol ketat dalam prosedur penanganan dan analisis sampel diperlukan untuk memastikan keandalan hasil tes. Risiko kesalahan juga dapat diminimalkan dengan mengevaluasi beberapa hasil tes secara cermat serta menggabungkannya dengan bukti lain.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads