Kecerdasan Emosional Masuk Daftar Skill Paling Dicari Perusahaan, Kenapa?

ADVERTISEMENT

Kecerdasan Emosional Masuk Daftar Skill Paling Dicari Perusahaan, Kenapa?

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Selasa, 09 Sep 2025 15:00 WIB
Ilustrasi kerja
Kecerdasan emosional kini jadi kunci sukses di dunia kerja. Keterampilan seperti empati dan komunikasi dicari di samping keahlian teknis. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Pintar analisis dan jago matematika saja ternyata belum cukup untuk bisa sukses di dunia kerja, lho!

Laporan terbaru World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa sukses di dunia kerja tidak lagi hanya tentang keahlian teknis dan analitis. Keterampilan seperti empati, kesadaran diri, dan kemampuan mendengarkan justru masuk dalam jajaran 10 skill paling dicari perusahaan.

Kenapa EQ Jadi Lebih Penting di Dunia Kerja?

Selama ini banyak orang mengira kecerdasan hanya dapat diukur dari nilai ujian atau kemampuan logika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, menurut Ron Siegel, asisten profesor psikologi di Harvard Medical School, terdapat bentuk kecerdasan lain yang tak kalah penting yaitu kecerdasan emosional atau emotional intelligence (EQ). Inilah kemampuan mengenali dan mengelola emosi diri sendiri, sekaligus memahami apa yang dirasakan orang lain.

"Ada orang yang sangat kompeten dalam keterampilan teknis dan analitis, tetapi ketika mereka berinteraksi dengan orang lain, proyek gagal " jelasnya, dikutip dari The Harvard Gazette pada Selasa (9/9/2025).

ADVERTISEMENT

Siegel memperkirakan, pemimpin bisnis saat ini sudah sadar bahwa keahlian teknis relatif mudah didapat dari seseorang. Namun, jauh lebih sulit menemukan orang yang bisa berkomunikasi dengan baik, mengelola konflik, dan membangun kerja sama yang sehat di dalam tim.

Pada 1995, Daniel Goleman menerbitkan buku berjudul "Emotional Intelligence". Menurutnya, sejak saat itu kesadaran atas pentingnya kecerdasan emosional mulai diperhatikan. Sampai menjadi perhatian para ahli yang meneliti bahwasanya kesuksesan tidak melulu mudah diraih hanya dengan nilai akademis yang tinggi.

Ia menjelaskan, banyak orang dengan nilai akademis tinggi, tapi gagal dalam pekerjaannya karena lemah dalam mengolah emosi. Sebaliknya, mereka yang biasa-biasa saja nilai akademiknya justru berhasil bekerja sama dan memimpin tim karena dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi diri sendirinya dan rekan kerjanya.

Kecerdasan Emosional Makin Penting di Era AI

Di zaman serba AI saat ini, keterampilan mengolah emosi menjadi sangat penting. Kecerdasan buatan dalam bentuk chatbot pada dasarnya meniru gaya bicara manusia, dan cenderung menghasilkan jawaban yang terkesan ramah.

Namun, interaksi semacam ini tidak akan bisa menggantikan hubungan nyata antara manusia yang menggunakan perasaan. Menurutnya, semakin banyak kehidupan manusia yang terlibat dengan AI, semakin penting interaksi manusia yang autentik dan terhubung.

Komponen Kecerdasan Emosional yang Wajib Dimiliki

Komponen kecerdasan emosional pun terdiri dari beberapa hal penting. Pertama, kesadaran diri, yaitu mampu mengenali perasaan dan pikiran yang muncul dalam diri.

Kedua, pengaturan diri, yakni mampu mengelola emosi dengan cara yang sehat. Ketiga, kesadaran sosial atau empati, berarti peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.

Dan yang terakhir, keterampilan sosial, yaitu kemampuan membangun kerja sama, menyelesaikan konflik, serta menjaga hubungan baik dengan orang di sekitar kita.

Pada akhirnya, skill kerja di era AI menurutnya bukan sekadar soal teknologi dan analisis. Kecerdasan emosional justru menjadi pembeda utama.

Dalam kehidupan pribadi maupun profesional, tantangan terbesar manusia menurut Siegel adalah bagaimana berhenti saling menyakiti, lalu menemukan cara untuk benar-benar terhubung satu sama lain dengan aman dan tentram.

Jadi, di tengah derasnya arus digital, kemampuan memahami emosi diri sendiri dan orang lain bisa menjadi tiket utama menuju sukses dan kebahagiaan.

Daftar Skill Paling Dicari Perusahaan

Berikut daftar teratas keterampilan paling dicari perusahaan versi laporan The Future of Jobs dari World Economic Forum:

  • Berpikir analitis (69%)
  • Resilien, fleksibel, dan cekatan (67%)
  • Kepemimpinan dan pengaruh sosial (61%)
  • Berpikir kreatif (57%)
  • Motivasi dan self-awareness (52%)
  • Literasi teknologi (51%)
  • Empati dan mendengar aktif (51%)
  • Ingin tahu dan belajar sepanjang hayat (50%)
  • Manajemen talenta (47%)
  • Orientasi pada pelayanan dan pelayanan pelanggan (47%)
  • Kecerdasan buatan dan big data (45%)
  • Systems thinking (42%)
  • Manajemen sumber daya dan operasi (41%)
  • Dapat diandalkan dan perhatian pada detail (37%)
  • Menjaga kualitas (35%)



(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads