Tsunami: Penyebab, Dampak, dan Cara Mitigasi yang Wajib Diketahui

ADVERTISEMENT

Tsunami: Penyebab, Dampak, dan Cara Mitigasi yang Wajib Diketahui

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Senin, 08 Sep 2025 06:00 WIB
Ilustrasi Bencana Tsunami
Ilustrasi tsunami. Foto: Thinkstock
Jakarta -

Studi dan fakta menunjukkan bahwa tsunami bukan sekadar ombak besar. Ini cara mereka terbentuk dan bagaimana dampaknya.

Bicara soal bencana alam, tsunami selalu terdengar menakutkan. Namun tahukah detikers, tsunami tidak selalu terlihat seperti ombak besar yang datang tiba-tiba? Ada mekanisme ilmiah yang membuat gelombang ini bergerak cepat dan mematikan.

Sejak kecil kita diajarkan bahwa gelombang laut besar bisa menimbulkan bahaya, tapi jarang ada yang menjelaskan penyebabnya secara detail. Akibatnya, banyak orang salah paham soal tsunami dan cara menghadapinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata tsunami memiliki penyebab dan mekanisme jelas, yang bisa dipahami supaya kita lebih siap menghadapinya.

Penyebab Utama Tsunami

Tsunami biasanya muncul akibat gangguan besar di laut:

ADVERTISEMENT
  • Gempa bumi bawah laut, yang paling sering memicu gelombang raksasa.
  • Longsor bawah laut, material runtuh memaksa air bergerak cepat.
  • Letusan gunung berapi, seperti yang terjadi di Krakatau 1883.
  • Meteorit, meski jarang, bisa memunculkan meteotsunami.

Setiap penyebab ini memiliki karakteristik gelombang berbeda, mulai dari kecepatan di laut dalam hingga tinggi gelombang saat sampai di pantai.

Gelombang Tsunami yang Tak Terlihat

Di laut dalam, tsunami bisa bergerak hingga 800 km/jam-secepat pesawat komersial! Namun, gelombangnya relatif rendah dan sering tidak terlihat. Saat mendekati pantai, gelombang melambung tinggi dan menimbulkan banjir besar.

Inilah yang membuat tsunami begitu berbahaya. Meskipun gelombang pertama terlihat kecil, ia bisa menyusul gelombang kedua dan ketiga yang lebih tinggi.

Dampak dari tsunami bukan hanya menghancurkan bangunan,tetapi juga lingkungan ekosistem. Robohnya bangunan dan infrastruktur serta fasilitas umum akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup masyarakat di wilayah berdampak.

Gelombang tsunami juga menyebabkan kerusakan lingkungan seperti rusaknya hutan mangrove, terumbu karang dan habitat laut ikut hancur. Karena kecepatannya, gelombang tsunami sering memakan korban cukup banyak, seperti tsunami Aceh 2004.

Lalu, apakah ada Langkah untuk meminimalisir kerugian dan korban nyawa?

Maka dari itu, penting bagi kita memahami bagaimana cara mitigasi yang perlu diketahui.

Secara teknis dapat diberlakukan sistem peringatan dini, breakwater serta penanaman mangrove guna menahan gelombang pasang.

Selain teknis perlu juga dilakukan pembentukan peta risiko, jalur evakuasi, dan pelatihan menghadapi bencana.

Perlu juga memastikan kesiapsiagaan masyarakat dalam mengenali tanda-tanda tsunami, seperti: gempa besar, surutnya air laut, dan suara gemuruh.

Tsunami bukan sekadar gelombang besar yang terlihat di permukaan. Ia adalah bencana alam dengan mekanisme kompleks yang bisa menghancurkan dalam hitungan menit.

Meskipun teknologi mitigasi dan sistem peringatan ada, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat tetap menjadi kunci utama keselamatan.

Jadi, detikers, jangan hanya duduk santai di tepi pantai, ada baiknya kenali juga tanda-tandanya dan selalu siap evakuasi!

Penulis adalah peserta Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama di detikcom.




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads