Nadiem Makarim Tersangka, Dulu Diharapkan Jokowi Ciptakan Standar Pendidikan Merata

ADVERTISEMENT

Nadiem Makarim Tersangka, Dulu Diharapkan Jokowi Ciptakan Standar Pendidikan Merata

pal - detikEdu
Kamis, 04 Sep 2025 17:26 WIB
Nadiem Makarim (Andhika Prasetia/detikcom)
Nadiem Makarim saat pengenalan calon menteri di Istana Negara 23 Oktober 2019 lalu (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Nadiem Makarim dikenal publik sebagai pendiri Gojek, perusahaan teknologi berbasis aplikasi yang sukses melahirkan ekosistem transportasi dan layanan digital di Indonesia.

Ia kemudian dipercaya Presiden Joko Widodo untuk memimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2019, yang kemudian diperluas menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2021.

Selama menjabat, Nadiem meluncurkan berbagai program besar, seperti Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, yang mendapat apresiasi luas. Namun, program digitalisasi pendidikan yang seharusnya menjadi terobosan justru kini berubah menjadi kasus besar yang menjerat dirinya secara hukum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Master of Business Administration di Harvard Business School itu sebagai tersangka dalam dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook pada Program Digitalisasi Pendidikan tahun 2019-2022 pada Kamis (4/8/2025).

ADVERTISEMENT

Menurut Kejagung, spesifikasi dalam pengadaan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Akibatnya kerugian negara ditaksir mencapai Rp 1,9 triliun.

Selain kasus tersebut, pada Kamis (7/8/2025), Nadiem juga harus memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberikan keterangan dalam dugaan penyimpangan dalam proyek pengadaan layanan Google Cloud.

Diharapkan Jokowi Ciptakan Standar Pendidikan yang Merata di Indonesia

Kehadiran Nadiem di jajaran menteri kabinet itu menuai sorotan lantaran latar belakangnya sebagai pebisnis, bukan akademisi. Namun, Joko Widodo pernah mengungkapkan menaruh harapan besar pada sosok Nadiem Makarim ketika menunjuknya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut Jokowi, pengelolaan pendidikan di Indonesia membutuhkan terobosan besar, tidak hanya kurikulum tapi juga pada aspek manajerial. Diperlukan terobosan-terobosan dalam mengelola pendidikan di Indonesia, termasuk dalam hal manajerial 300 ribu sekolah dan sekitar 50 juta pelajar yang tersebar di seluruh Indonesia.

Tantangannya, ujar Jokowi, adalah bagaimana mengatur ratusan ribu sekolah dan puluhan juta pelajar yang tersebar di seluruh penjuru negeri agar memiliki standar mutu yang setara. Menurut Jokowi, latar belakang Nadiem sebagai pendiri perusahaan rintisan berbasis teknologi, Gojek, dianggap sebagai modal penting untuk mendorong transformasi di sektor pendidikan.

Ia meyakini kemampuan Nadiem dalam dunia teknologi dapat diterapkan untuk menciptakan standar pendidikan yang merata.

"Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, manajemen guru sebanyak itu, dan dituntut oleh sebuah standar yang sama," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019) seperti dikutip dari arsip detiknews.

"Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem yang bisa membuat loncatan. Sehingga yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang mungkin," ujar dia. Alasan itulah yang membuat Jokowi merasa yakin saat memilih Nadiem. "Oleh sebab itu dipilih Mas Nadiem Makarim," kata dia.

Jokowi juga mengatakan bahwa Nadiem Nadiem telah menyampaikan berbagai rencana dan gagasannya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

"Beliau (Nadiem) sudah cerita yang akan dikerjakan itu apa. Sehingga kita harapkan lompatan kualitas sumber daya manusia kita, kualitas SDM kita, nanti betul-betul bisa terjadi. Ada peluang besar, ada terobosan besar untuk melakukan itu," imbuhnya.




(pal/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads