Ember Jadi Alas Sukarno Tulis Indonesia Menggugat

ADVERTISEMENT

Ember Jadi Alas Sukarno Tulis Indonesia Menggugat

Cicin Yulianti - detikEdu
Sabtu, 30 Agu 2025 15:00 WIB
Presiden Soekarno (1902-70) berpidato di hadapan 200.000 orang di Makasar, menuntut kemerdekaan dari Belanda dalam foto yang tidak bertanggal. (Photo by AFP)
Foto: Presiden Soekarno (1902-70) berpidato di hadapan 200.000 orang di Makasar, menuntut kemerdekaan dari Belanda dalam foto yang tidak bertanggal. (AFP/-)
Jakarta -

'Indonesia Menggugat' kerap dijadikan tagar oleh masyarakat saat melakukan demo atau menyampaikan kritiknya terhadap pemerintahan. Namun, istilah tersebut ternyata merupakan karya Presiden Sukarno.

'Indonesia Menggugat' sendiri merupakan sebuah catatan sejarah dalam pembebasan Indonesia dari penjajahan. Lebih tepatnya, 'Indonesia Menggugat' adalah judul pledoi atau pidato pembelaan Sukarno.

Mengutip unggahan Instagram resmi @perpusnas.go.id dan @bungkarnolibrary, 'Indonesia Menggugat' ditulis dari dalam ruangan sempit berjeruji besi tempat Presiden Sukarno dipenjara di Banceuy Bandung, pada Desember 1929.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditulis di Atas Ember Tempat Buang Air

Kisah lainnya tentang 'Indonesia Menggugat' ini bisa cukup menarik. Ternyata, Sukarno menulisnya di atas ember yang ia jadikan sebagai tempat buang air selama dipenjara.

ADVERTISEMENT

Ia menelungkupkannya sebagai meja tulis. Saat itu, Sukarno hanya berbekal kertas dan tinta dari rumah serta kampus dari perpustakaan penjara. Penulisan isi pidato ini pun cukup lama. Sosok yang menjadi presiden pertama Republik Indonesia itu menghabiskan waktu 1,5 bulan untuk menyusunnya.

Sukarno sebelumnya memang dituduh mengadakan rencana rahasia untuk suatu pemberontakan bersenjata. Akhirnya, ia dipenjara bersama tiga kawannya di Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yakni Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Supriadinata.

Isi Pidato 'Indonesia Menggugat'

Isi pidato 'Indonesia Menggugat' menyuarakan hak Sukarno untuk melakukan pembelaan politik atas tuduhan kejahatan yang tak pernah ia lakukan. Soekarno juga mengungkapkan penderitaan yang menyedihkan dari rakyatnya.

Saat itu, masyarakat Indonesia sedang dilanda kelaparan dan kemelaratan akibat penjajahan Belanda. Sukarno juga menyatakan tentang imperialisme dan kolonialisme.

Pidato Sukarno ini dinilai sangat emosional dan merupakan satu gugatan yang memiliki kekuatan luar biasa. Karya pidatonya kemudian diterbitkan dalam lusinan bahasa di beberapa negara.

Didirikanlah Gedung Indonesia Menggugat

Perjuangan Sukarno ini juga diapresiasi lewat pendirian situs sejarah Gedung Indonesia Menggugat. Gedung terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 5, Bandung.

Gaya arsitekturnya indis dan kerap dijadikan tempat untuk acara kebudayaan, kemasyarakatan, dan kesenian. Tak cuma itu, gedung ini dinobatkan sebagai museum.

Mengutip laman Balai Bahasa Jabar Kemendikdasmen, Gedung Indonesia Menggugat resmi dibuka pada 18 Juni 2007. Bangunan yang dulunya bernama Ex-Landraad lalu direnovasi oleh almarhum H C Mashudi, mantan Gubernur Jawa Barat periode 1960-1970 bersama sejumlah pihak, termasuk Dinas Kebudayaan Kota Bandung.

Renovasi dilakukan agar gedung tersebut dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik, yang kemudian diberi nama GIM. GIM hadir dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat umum.

Beberapa bagian dari gedung tetap dipertahankan sebagaimana aslinya, termasuk meja dan kursi pengadilan peninggalan era kolonial Belanda yang berada di ruang depan. Di dalam area tersebut, pengunjung juga dapat melihat berbagai foto dan narasi yang menceritakan sejarah gedung ini.




(cyu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads