Muncul Babi Memiliki Daging Warna 'Biru Neon', Apa Penyebabnya?

ADVERTISEMENT

Muncul Babi Memiliki Daging Warna 'Biru Neon', Apa Penyebabnya?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 20 Agu 2025 07:30 WIB
Babi biru neon
Foto: Science Alert/GlendilTEK/Babi hutan dengan daging warna biru neon ditemukan oleh para pemburu hewan liar di California, Amerika Serikat (AS)
Jakarta -

Babi hutan dengan daging warna biru neon ditemukan oleh para pemburu hewan liar di California, Amerika Serikat (AS). Investigasi menemukan, perubahan warna pada daging babi disebabkan oleh racun. Bagaimana bisa?

Seperti yang diketahui, berburu menjadi kebiasaan bagi orang-orang di berbagai wilayah di AS. Namun, peringatan telah muncul bagi para pemburu usai potensi kontaminasi pada babi hutan berdaging biru neon.

Berdasarkan investigasi, otoritas California mengeluarkan peringatan, terutama di wilayah Monterey County. Peringatan mengungkapkan bahwa perubahan warna yang dramatis pada babi 'biru neon' disebabkan oleh keracunan rodentisida.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para pemburu harus menyadari bahwa daging hewan buruan, seperti babi hutan, rusa, beruang, dan angsa, mungkin terkontaminasi jika hewan buruan tersebut terpapar rodentisida," kata koordinator investigasi pestisida, Ryan Bourbour, dari Departemen Perikanan dan Satwa Liar California (CDFW), dikutip dari Science Alert.

Apa Itu Rodentisida?

Mengutip situs Australian Pesticides and Veterinary Medicines Authority (APVMA), rodentisida adalah racun yang diolah menjadi umpan dan digunakan untuk mengendalikan hewan pengerat, seperti tikus dan mencit. Terdapat beberapa jenis rodentisida, termasuk rodentisida antikoagulan dan rodentisida non-antikoagulan seperti seng fosfida, kolekalsiferol, bromethalin, dan striknin.

ADVERTISEMENT

Racun ini memiliki beragam penggunaan yang disetujui berdasarkan jenis racun (yaitu, bahan aktif) yang dikandungnya dan risiko spesifik yang ditimbulkannya terhadap manusia dan organisme nontarget lainnya. Penggunaan ini dapat mencakup di dalam dan di sekitar bangunan rumah tangga, komersial, industri, dan pertanian, dan/atau pada tanaman.

Biasanya, racun ini digunakan sebagai pestisida kimia. Penggunaannya telah dibatasi, seperti yang dilakukan di California sejak 2024.

Namun, di Monterey County, babi hutan telah terpapar rodentisida antikoagulan jenis diphacinone. Racun ini populer digunakan oleh petani dan perusahaan pertanian untuk mengendalikan populasi tikus, mencit, tupai, dan hewan kecil lainnya, menurut pernyataan dari Departemen Perikanan dan Satwa Liar California.

Babi hutan bisa terpapar racun karena mereka termasuk hewan omnivora yang bisa memakan tikus.

Bahaya Daging Beracun

Jika babi hutan yang memiliki daging terkontaminasi racun, maka akan berbahaya jika dikonsumsi. Mereka yang mengonsumsi akhirnya menderita 'paparan sekunder' terhadap racun tersebut. Ini karena racun dapat bertahan di organ yang terkena racun.

Pada hewan, konsumsi rodentisida antikoagulan dalam jumlah besar dapat mengganggu proses pembekuan darah dan menyebabkan perdarahan spontan. Tanda-tanda klinis spesifik dapat meliputi memar, perdarahan ke dalam rongga tubuh, hingga perubahan darah secara signifikan.

Pada manusia, jika terpapar pestisida tersebut akan menyebabkan penurunan jumlah sperma, diabetes, kanker, hingga kondisi kesehatan lainnya.

Saksikan Live DetikPagi :




(faz/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads