Detik-detik Proses Perumusan Naskah Proklamasi, Dimulai 16 Agustus Pukul 22.00

ADVERTISEMENT

Detik-detik Proses Perumusan Naskah Proklamasi, Dimulai 16 Agustus Pukul 22.00

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 16 Agu 2025 20:00 WIB
Museum Perumusan Naskah Proklamasi berdiri anggun di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Bangunan ini masih mempertahankan gaya arsitektur Eropa abad ke-20.
Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Begini sejarah detik-detik perumusan naskah Proklamasi, ketahui yuk! Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Proses perumusan naskah Proklamasi menjadi bagian sejarah yang tidak terlepaskan dari Kemerdekaan bangsa Indonesia. Momen ini terjadi usai Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta diculik golongan pemuda ke Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Perumusan naskah proklamasi berlangsung di rumah perwira angkatan laut Jepang yang bersimpati kepada bangsa Indonesia, yakni Laksamana Tadashi Maeda. Namun, sebelum sampai di rumah Maeda, Soekarno dan Hatta sempat beristirahat dahulu di rumah masing-masing.

Pada 16 Agustus 1945, sekitar pukul 22.00, Soekarno yang telah beristirahat sejenak di rumahnya, tiba di rumah Hatta. Setelahnya mereka bersama-sama dengan Mr Soebardjo dan Soediro menuju rumah kediaman Maeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari buku Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang diarsipkan Kemendikdasmen, berikut sejarahnya.

ADVERTISEMENT

Dikecewakan Jenderal Jepang

Setibanya di rumah Maeda, rombongan Rengasdengklok diminta untuk menemui Gunseikan atau kepala pemerintahan militer Jepang. Soekarno-Hatta menyetujui hal itu, tetapi mereka hanya bertemu dengan Jenderal Nishimura.

Pertemuan dengan Jenderal Nishimura mengecewakan Bapak Proklamator Indonesia. Keduanya protes dan menilai Jepang tidak menepati janji, sehingga segera meninggalkan Nisyimura.

Tengah malam buta, antara 16-17 Agustus 1945, rombongan Bung Karno kembali tiba di rumah Maeda. Pembicaraan dengan Maeda berlangsung dan mereka menegaskan bila banga Indonesia menolak dijadikan sebagai barang inventaris yang harus diserahkan Jepang kepada sekutu.

Soekarno-Hatta juga menyatakan agar kemerdekaan Indonesia bisa dilakukan sekarang juga. Maeda mendengarkan penjelasan itu dengan baik hingga akhirnya mengundurkan diri menuju kamar tidurnya di lantai atas.

Sejak saat itulah, perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dimulai.

Detik-detik Proses Perumusan Naskah Proklamasi

Teks naskah Proklamasi semula akan diberi judul "Maklumat Kemerdekaan" yang diusulkan oleh Mr Iwa Kuwumasumantri. Usul ini diberikan atas pertimbangan bila maklumat berarti suatu keputusan dari suatu badan atau pemerintah.

Tetapi setelah dipikir kembali, bangsa Indonesia saat itu memerlukan keputusan yang menyatakan kebebasan dari penindasan penjajah dan menunjukkan keberadaan bangsa Indonesia yang merdeka. Oleh karenanya, Mr Iwa mengusulkan teks tersebut diubah judulnya menjadi "Proklamasi".

Perumusan Naskah Proklamasi berlangsung pada 17 Agustus 1945 menjelang pukul 03.00 di ruang makan rumah Maeda. Soekarno, Hatta, dan Mr Subardjo duduk di sebuah meja bundar.

Kala itu, Soekarno mulai mempersiapkan draft Naskah Proklamasi, sedangkan Hatta dan Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Rumusan teks proklamasi ditulis dalam kertas bergaris-garis biru yang didapat Soekarno dari seseorang.

Setelah teks diberi judul "Proklamasi" dialog pertama yang dihasilkan dari kesepakatan ketiga tokoh nasional itu adalah, "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Sebuah kata-kata keramat yang merupakan amanat penderitaan rakyat Indonesia.

Setiap kalimat demi kalimat diguratkan oleh ketiga pemimpin bangsa itu hingga akhirnya selesailah konsep naskah proklamasi tersebut. Konsep ini kemudian dibawa ke serambi muka rumah Maeda yang diisi para pejuang kemerdekaan.

Soekarno membaca rumusan tersebut secara perlahan-lahan dan berulang-ulang. Sesudahnya, ia bertanya kepada hadirin, setuju atau tidaknya rumusan itu.

Jawaban yang diterima Soekarno adalah gemuruh setuju hingga timbul masalah penandatanganan. Menurut Mr Teuku Mohammad Hasan, ada tiga usul yang diajukan dalam menandatangani Naskah Proklamasi, yaitu:

1. Semua hadirin yang datang ikut tandatangan.

2. Membagi kelompok yang hadir dan dari tiap kelompok satu orang menandatangani.

3. Hanya ketua dan wakil ketua saja yang menandatangani.

Dalam suasana tegang itu, Sayuti Melik mengusulkan agar naskah proklamasi hanya ditandatangani dua orang saja, yaitu Soekarno dan Hatta. Usul ini diterima para hadirin dengan tepuk tangan.

Setelah penyetujuan, Soekarno meminta agar agar Sayuti Melik pengetik naskah proklamasi tersebut. Ada tiga perubahan kata yang diketik oleh Sayuti melik, yakni "tempoh" menjadi "tempo", "wakil-wakil bangsa Indonesia" berubah menjadi "Atas Nama Bangsa Indonesia", dan penulisan hari-bulannya.

Seusai diketik, naskah proklamasi dibawa ke tempat hadirin untuk ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Momen itu dilanjutkan dengan pembacaan naskah proklamasi di halaman depan rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur 56 pukul 10.00 pagi.

Begitulah rangkain sejarah detik-detik proses perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Selamat HUT ke-80 RI detikers, sekali merdeka tetap merdeka!




(det/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads