Catat, Ayah-Bunda! Ini Durasi Maksimal Screen Time Anak SD sampai SMA

ADVERTISEMENT

Catat, Ayah-Bunda! Ini Durasi Maksimal Screen Time Anak SD sampai SMA

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 11 Agu 2025 07:30 WIB
Cute Asian 2 - 3 years old toddler boy child wearing headphones using tablet pc watching cartoons / playing game during flight on airplane. Happy Flying with children concept, soft & selective focus
Ilustrasi screen time. Foto: Getty Images/iStockphoto/yaoinlove
Jakarta -

Orang tua masa kini memiliki tantangan lain dalam pengasuhan anak, yakni pengawasan screen time. Anak-anak memiliki batas waktu screen time berdasarkan fase usia.

Bahkan menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry dan Australian Institute of Family Studies, anak-anak usia di bawah 2 tahun tidak direkomendasikan memiliki screen time, kecuali untuk video call dengan pendampingan orang dewasa.

"Pada usia 2-5 tahun, screen time yang direkomendasikan tidak lebih dari 1 jam per hari," ujar psikolog dan konselor SMP Cikal Lebak Bulus, Rahma Dianti dalam konfirmasinya kepada detikEdu (7/8/2025), dikutip Jumat (7/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia meneruskan, anak-anak di atas usia 5-6 tahun perlu didorong untuk mempunyai pola hidup sehat dan membatasi aktivitas yang melibatkan layar. Rahma menegaskan, anak-anak mulai usia 5-6 tahun sampai remaja (17-18 tahun) disarankan tidak memiliki passive screen time lebih dari dua jam setiap hari.

Rahma pun memaparkan secara umum screen time dibagi menjadi dua yaitu active screen time dan passive screen time.

ADVERTISEMENT

Active Screen Time dan Passive Screen Time

"Active screen time ialah ketika kita menggunakan gadget atau teknologi untuk belajar online, melakukan aktivitas yang melibatkan kreativitas, video call dengan keluarga, atau tugas-tugas lain yang mendorong kita untuk menggunakan otak dan kemampuan kognitif secara keseluruhan," urai Rahma.

"Sebaliknya, passive screen time adalah waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas yang tidak melibatkan kemampuan otak, seperti scrolling di media sosial, menonton video atau film, atau memainkan games," lanjutnya.

Rahma berpesan, salah satu hal lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan durasi maksimal bermain gim adalah apakah aktivitas anak-anak dalam bermain gim akan mengganggu proses belajar, sekolah, istirahat, kesehatan fisik dan mental, serta relasi sosial mereka.

"Dalam menentukan durasi maksimal, selain mengikuti rekomendasi yang sudah ditulis, orang tua juga perlu mempertimbangkan aktivitas dan kegiatan anak dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads