Ana-anak tidak boleh main Roblox! Larangan ini belakangan ramai dibahas setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) menyebut supaya anak-anak tidak bermain Roblox.
Mendikdasmen mengatakan hal itu di hadapan siswa SDN Cideng 02 Pagi, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (4/8/2025) pada salah satu momen kick-off Cek Kesehatan Gratis (CKG). Menurutnya, gim Roblox mengandung unsur adegan kekerasan. Sementara, anak SD belum mampu membedakan adegan nyata dan rekayasa.
Jika demikian, maka bagaimana gim yang sesuai untuk anak-anak?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permainan yang Cocok untuk Anak SD
Anak usia SD (7-12 tahun) berada dalam tahap rule-based and competitive play. Hal ini disampaikan oleh psikolog klinis dan konselor SD Cikal Lebak Bulus, Rut Eli Hadadsha, SPsi, MPsi.
Maka pada usia ini anak-anak cocok dengan permainan dengan aturan, sportivitas, dan peran sosial. Ia merekomendasikan permainan olahraga atau gim edukatif untuk anak-anak pada usia tersebut. Permainan tradisional seperti gobak sodor, futsal, lompat tali, simulasi peran, board game, dan permainan lain cocok untuk usia ini.
Sementara, menurut psikolog dan konselor SD Cikal Lebak Bulus, Rahma Dianti, anak SD (usia 7-12 tahun) berada dalam tahap perkembangan kognitif dengan kemampuan berpikir konkret yang semakin matang. Anak-anak memang sudah bisa memahami aturan yang konsisten dan logika, tetapi juga masih membutuhkan contoh yang konkret.
"Pada usia ini juga, anak-anak mulai mengembangkan kompetensi sosialnya. Anak-anak dapat bermain game-game puzzle sederhana, game yang dapat melatih memori dan konsentrasi, game dengan visualisasi yang konkret, dan game-game kolaboratif yang mendorong mereka untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan anak-anak seusia mereka," terang Rahma dalam keterangannya kepada detikEdu, ditulis Jumat (8/8/2025).
Rahma menegaskan setiap usia mempunyai tahapan perkembangan masing-masing dengan adanya berbagai perubahan dalam segi fisik dan biologis, kognitif, emosional, sosial, serta moral. Ia mengatakan, kesesuaian suatu gim dengan anak perlu melihat perkembangan yang sekarang ini sedang dilalui dan kematangan emosional serta kemampuan regulasi diri mereka.
Game yang Cocok untuk Anak SMP dan SMA
Bagi siswa SMP (12-15 tahun) dan SMA (15-18 tahun), Rut menyampaikan permainan yang cocok adalah yang bersifat strategis. Anak juga dapat diberikan permainan digital, tetapi harus dipastikan mereka siap menggunakan gawai secara bijak. Mereka juga tak boleh lepas dari pengawasan orang tua.
"Permainan yang mengembangkan strategi, pemikiran abstrak, membantu mengasah logika dan permainan kompetisi bisa direkomendasikan," ujarnya.
Rahma ikut menegaskan, anak-anak usia SMP mengalami transisi dari kemampuan berpikir konkret menjadi lebih abstrak dan penalaran lebih baik. Anak-anak usia ini pun mengalami perubahan di beragam aspek selain biologis dan kognitif, yakni secara emosional dan sosial. Anak usia SMP sudah mulai melakukan eksplorasi terhadap peran, nilai, serta kepercayaan yang dimiliki.
"Anak-anak usia SMP dapat mulai mencoba game dengan narasi dan cerita yang lebih kompleks, misalkan seperti game strategi yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, game yang dapat mengembangkan empati dan pengambilan perspektif yang berbeda, dan game kelompok kompetitif dengan moderasi yang baik dan dalam lingkungan yang terkontrol," terang Rahma.
Ia melanjutkan, ketika anak semakin dewasa (usia SMA), mereka semakin mampu melakukan penalaran abstrak, pengambilan keputusan, juga penyelesaian masalah dengan lebih baik. Pada usia ini, anak dapat mencoba game strategi yang lebih kompleks, gim simulasi, gim manajemen yang dapat melatih kemampuan perencanaan masa depan, dan gim yang mengasah kemampuan berpikir kritis lebih jauh.
"Perkembangan moral mereka juga semakin matang, dan mulai semakin membentuk identitas diri mereka yang sudah dimulai sejak mereka memasuki usia remaja," kata Rahma.
Walau begitu, ia turut mengingatkan, setiap anak berkembang dengan kecepatan berbeda. Maka, penilaian terhadap setiap individu tetaplah penting.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan rating resmi seperti ESRB (Entertainment Software Rating Board) atau PEGI (Pan European Game Information) dan konten-konten yang sesuai dengan usia anak-anak.
(nah/nwk)