Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi puncak kemarau 2025 terjadi pada Agustus 2025. Namun sampai awal Agustus 2025 ini, sejumlah wilayah berpotensi masih dilanda hujan. Kenapa?
Menurut BMKG, fenomena hujan di tengah musim kemarau pada Agustus 2025 ini terjadi karena kombinasi berbagai dinamika atmosfer. Kondisi ini berkontribusi pada pertumbuhan awan hujan secara signifikan.
"Dinamika atmosfer yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berskala regional hingga global, termasuk aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) secara spasial, gelombang tropis seperti Gelombang Kelvin, Mixed Rossby-Gravity dan Low-Frequency. Selain itu, keberadaan sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Indonesia turut memperkuat proses konveksi dan mendukung pertumbuhan awan hujan secara signifikan," tulis BMKG dalam rilis bertajuk 'Prospek Cuaca Mingguan Periode 8-14 Agustus 2025', dikutip Jumat (8/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kombinasi dari berbagai dinamika atmosfer ini berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam beberapa hari terakhir," lanjutnya.
Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang
BMKG menyebut, masyarakat perlu waspada selama kemarau di bulan Agustus ini. Sebab, masih ada kemungkinan munculnya cuaca ekstrem, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang.
Misalnya pada periode 8-14 Agustus 2025, beberapa wilayah di Indonesia diprediksi akan hujan dengan berbagai intensitas. Hal ini khususnya terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
Berdasarkan catatan BMKG, hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem terjadi di Amahai (74,2 mm/hari), Bogor (129 mm/hari), Jambi (122,7 mm/hari), Riau (122,3 mm/hari), Papua Barat (121,0 mm/hari), dan Kepulauan Riau (99,6 mm/hari).
"Peningkatan curah hujan ini terpantau secara signifikan di sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua, yang mencerminkan adanya dinamika atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan dan aktivitas konvektif di wilayah tersebut," jelas BMKG.
Sementara itu, untuk wilayah lain juga tetap akan memiliki suhu udara yang kering, mengingat kemarau akan menuju puncaknya. Suhu kering dan hangat ini berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan, sehingga masyarakat di wilayah ini harus lebih memperhatikan informasi resmi dari BMKG.
Wilayah di Indonesia yang Diprediksi Akan Dilanda Hujan pada 8-14 Agustus 2025
Periode 8-10 Agustus 2025
1. Peningkatan intensitas hujan: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.
2. Siaga (Hujan lebat): Maluku Utara dan Maluku.
3. Angin Kencang: Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTT, Maluku dan Papua Selatan.
Periode 11-14 Agustus 2025
1. Peningkatan intensitas hujan: Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Tengah dan Papua.
2. Siaga (Hujan lebat): Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Maluku, Papua Barat, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.
3. Angin Kencang: Sulawesi Selatan, Sulawesi, NTT, NTB dan Papua Selatan.
Untuk informasi mengenai cuaca lebih lanjut bisa melalui situs resmi BMKG dan sosial media @infoBMKG.
(faz/nah)