Ternyata Ini yang Bisa Membuat Anak Punya Pola Pikir Bagus Sejak Dini

ADVERTISEMENT

Ternyata Ini yang Bisa Membuat Anak Punya Pola Pikir Bagus Sejak Dini

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 01 Agu 2025 11:00 WIB
ibu dan anak
Foto: Getty Images/FatCamera/Ilustrasi ibu dan anak
Jakarta -

Banyak yang beranggapan cerdas atau tidaknya anak telah dibawa sejak lahir, sehingga hanya sedikit yang bisa dilakukan untuk mengubahnya. Namun, sebuah penelitian mematahkan anggapan tersebut.

Penelitian yang dirilis oleh Mei Elansary, seorang spesialis anak di Boston Medical Center, dan lima peneliti lainnya menemukan, dorongan dan pendidikan dari orang tua tentang 'pola pikir berkembang', akan membuat perkembangan anak menjadi lebih baik. Ini artinya, cerdas atau tidak sejak lahir, orang tua berperan penting dalam mendorong pola pikir anak sejak ini.

Para peneliti mengatakan, pola pikir berkembang (growth mindset) seorang ibu dapat mengurangi dampak negatif stres di bulan-bulan awal kehidupan seorang anak. Hal ini bisa mendorong perkembangan otak anak menjadi lebih baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian tim ini didasarkan pada penelitian sebelumnya, termasuk penelitian Meredith Rowe, Profesor Pembelajaran dan Perkembangan Anak Usia Dini Saul Zaentz, yang menunjukkan dampak positif dari pola pikir berkembang dalam interaksi ibu-anak.

"Pola pikir berkembang (growth mindset) keibuan adalah keyakinan bahwa kita dapat mengembangkan kemampuan melalui kerja keras dan usaha, dan bahwa saya dapat membantu anak-anak saya mempelajari hal-hal baru serta mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mereka," kata Elansary, dikutip dari The Harvard Gazette, Kamis (31/7/2025).

ADVERTISEMENT

Hubungan antara Pola Pikir Ibu dan Perkembangan Otak Anak

Dalam penelitian, tim ilmuwan melibatkan 33 ibu dan anak-anak mereka yang berusia 12 bulan. Ini merupakan bagian dari studi kohort longitudinal (jenis studi penelitian yang mengamati sekelompok besar orang dalam jangka waktu yang panjang) tentang peran stres dan perkembangan anak.

Studi ini dipimpin oleh Charles Nelson, profesor pediatri dan ilmu saraf di Harvard Medical School dan profesor pendidikan di Harvard Graduate School of Education. Para ibu direkrut dari klinik perawatan primer di Rumah Sakit Anak Boston, yang melayani keluarga dengan asuransi kesehatan publik.

Para peneliti dalam studi ini bertanya kepada para ibu tentang pola pikir dan tingkat stres mereka. Kemudian, aktivitas otak anak-anak diamati melalui elektroensefalografi (EEG).

Hasil menunjukkan, aktivitas otak yang lebih rendah pada bayi dari ibu yang merasa stres dan memiliki pola pikir tetap (tidak berkembang). Sebaliknya, bayi dari ibu dengan pola pikir berkembang tidak menunjukkan dampak negatif.

"Kami menemukan bahwa [anak-anak] ibu yang memiliki tingkat stres tinggi dan juga memiliki pola pikir berkembang terlindungi; mereka terlindungi dari dampak negatif tingkat stres tinggi," ungkap Elansary.

Meskipun studi ini kecil, tapi merupakan yang pertama yang mengkaji pola pikir, bayi, dan perkembangan otak. Studi-studi sebelumnya telah meneliti hubungan antara pola pikir berkembang dan hasil positif dalam pembelajaran anak.

"Yang menarik dari studi ini adalah menunjukkan bahwa pola pikir (ibu) berkaitan dengan hasil sejak masa bayi," kata peneliti lainnya, McCoy.

Pola Pikir Anak Ditentukan oleh Pola Pikir Ibu

Studi ini menunjukkan beberapa bukti awal bahwa ada dasar biologis tentang bagaimana pola pikir tertanam pada anak-anak atau bagaimana pola pikir keibuan dapat tertanam pada anak-anak sejak usia sangat dini.

"Namun, meskipun penelitian menunjukkan bahwa pola pikir berkembang dapat menangkal dampak negatif stres ibu, pola pikir tersebut bukanlah solusi sempurna untuk hambatan sistemik yang dihadapi orang tua baru," papar McCoy.

Dalam hal ini, peneliti menyoroti bahwa ada tekanan dan hambatan sistemik yang sangat besar yang dihadapi orang tua baru. Terutama di tahun pertama kehidupan anak-anak.

Jadi, untuk menjaga pola pikir seorang ibu bisa berkembang, maka banyak faktor yang harus mendukungnya. Misalnya, dengan memberi kebijakan cuti orang tua yang lebih baik.

"Kita membutuhkan kebijakan cuti orang tua yang lebih baik, sistem dukungan publik yang lebih baik untuk pengasuhan dan pendidikan anak usia dini, serta lebih banyak dukungan untuk akses kesehatan dan gizi bagi orang tua dan ibu guna mengurangi tingkat stres secara keseluruhan," tutur McCoy.

Elansary, menyatakan, studi ini tidak hanya menyorot pola pikir anak yang dipengaruhi ibu, tapi juga bagaimana dapat membantu para ibu. Tujuannya, agar ibu bisa memiliki pola pikir yang berkembang, sehingga bisa mendorong perkembangan pola pikir anak sejak dini dengan lebih baik.

"Jika kita dapat membantu para ibu, melalui intervensi, beralih dari pola pikir tetap ke pola pikir berkembang, maka itu mungkin menjadi cara yang lebih mudah diakses untuk mendorong perkembangan anak," pungkasnya.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads