Serangga Jadi Musuh Utama Perpustakaan Tertua di Hungaria, Kenapa?

ADVERTISEMENT

Serangga Jadi Musuh Utama Perpustakaan Tertua di Hungaria, Kenapa?

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 29 Jul 2025 11:00 WIB
Serangga Jadi Musuh Utama Perpustakaan Tertua di Hungaria
Serangga Jadi Musuh Utama Perpustakaan Tertua di Hungaria. Foto: AP Photo/Bela Szandelszky
Jakarta -

Perpustakaan biasanya menjadi tempat yang aman, tenang, dan damai untuk menuntut ilmu pengetahuan. Namun, sebuah kekacauan terjadi di perpustakaan tertua di Hungaria.

Bagaimana tidak, perpustakaan yang menyimpan ribuan buku berabad-abad itu tengah diserang oleh serangga yang mampu merusak teks bersejarah. Serangga ini biasa disebut dengan kumbang pemakan buku.

Perpustakaan ini bernama Pannonhalma Archabbey atau Biara Agung Pannonhalma yang diketahui berusia seribu tahun. Biara Agung Pannonhalma adalah biara benediktin yang luas dan salah satu pusat pembelajaran tertua di Hungaria dan situs warisan dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan kumbang pemakan buku disebut dapat menghapus sejarah selama berabad-abad, untuk itu projek restorasi perpustakaan dimulai. Kepala restorasi projek tersebut, Zsofia Edit Hajdu menyebut fenomena ini baru pertama kali ia temukan.

"Ini adalah infeksi serangga tingkat lanjut yang telah terdeteksi di beberapa bagian perpustakaan. Sehingga, seluruh koleksi diklasifikasikan sebagai terinfeksi dan harus ditangani secara bersamaan," ungkapnya dikutip dari AP News.

ADVERTISEMENT

"Kami belum pernah menemukan infeksi sebesar ini sebelumnya," ujarnya.

Kumbang-kumbang Kecil yang Jadi Musuh

Pekerjaan restorasi diketahui sudah mengeluarkan sekitar 100 ribu buku dari rak ke peti dengan sangat hati-hati. Jenis kumbang yang ditemukan dikenal dengan kumbang roti.

Sama seperti namanya, kumbang roti pada dasarnya sering ditemukan di antara bahan makanan kering, seperti biji-bijian, tepung, dan rempah-rempah. Namun, ternyata mereka juga tertarik pada perekat berbahan dasar gelatin dan pati yang terdapat pada buku.

Invasi kumbang ini pertama kali terdeteksi saat perpustakaan melakukan agenda bersih-bersih rutin. Di waktu ini, petugas perpustakaan menemukan ada lapisan debu yang tidak biasa di rak.

Ketika diperhatikan lebih lanjut, terdapat juga lubang-lubang di beberapa punggung buku. Lalu dibukalah buku-buku tersebut dan terlihat lubang-lubang bekas gigitan kumbang pada kertas.

Buku yang terinfeksi berada di bagian perpustakaan yang menampung seperempat dari 400 ribu buku di biara tersebut. Oleh karena itulah, diperlukan desinfeksi besar-besaran.

Untuk membunuh kumbang hama ini, buku dimasukkan ke dalam peti-peti. Peti-peti ini kemudian dimasukkan lagi ke dalam kantong plastik yang tertutup rapat sehingga tidak ada lagi oksigen.

Kantong plastik kemudian ditempatkan di lokasi dengan nitrogen murni selama enam minggu. Para petugas berharap semua kumbang akan musnah dalam waktu ini.

Enam minggu kemudian, buku akan siap kembali disimpan di rak-rak dengan pemeriksaan dan penyedotan debu secara detail. Bila ada buku yang terlalu rusak, buku itu akan disimpan untuk proses restorasi selanjutnya.

Selama proses restorasi ini, perpustakaan akan ditutup. Petugas biara berharap, perpustakaan bisa dibuka kembali pada awal 2026.

Perubahan Iklim Ikut Ambil Peran

Terkait apa yang menjadi penyebab dari serangan kumbang ini masih belum pasti. Hajdu menilai perubahan iklim ikut berperan penting dalam hal ini.

Perubahan iklim menyebabkan suhu di Hungaria meningkat dengan cepat. Suhu yang lebih tinggi ini memungkikan kumbang melakukan siklus perkembangan lebih banyak setiap tahunnya dibandingkan cuaca dingin.

"Suhu yang lebih tinggi memang mendukung kehidupan serangga. Sejauh ini, kerusakan akibat jamur sebagian besar terjadi di tempat penyimpanan dan koleksi terbuka. Tapi sekarang saya rasa infestasi serangga akan semakin banyak muncul akibat pemanasan global," ujar Hadju.

Sekilas Tentang Biara Pannonhalma

Biara Pannonhalma didirikan pada tahun 996, empat tahun sebelum Kerajaan Hungaria berdiri. Biara ini terletak di atas bukit tinggi di barat laut Hungaria.

Jadi perpustakaan tertua di negara tersebut, biara ini menyimpan banyak catatan tertulis paling awal Hungaria. Selama lebih dari seribu tahun, biara ini juga menjadi salah satu situs keagamaan dan budaya paling menonjol di Hungaria dan seluruh Eropa Tengah.

Direktur Perpustakaan Pannonhalma Archabbey, Ilona Asvanyi menyebut dia merasa "rendah hati" dengan kekayaan sejarah dan budaya di lokasi tersebut. Karya perpustakaan yang paling menonjol adalah Alkitab lengkap dari abad ke-13.

Perpustakaan ini juga menyimpan ratusan manuskrip sebelum ditemukannya mesin cetak pada abad ke-15 dan puluhan ribu buku dari abad ke-16. Kabar baiknya, cetakan dan buku tertua serta terlangka disimpan secara terpisah dan tidak terinfeksi.

Namun, menurut Asvanyi kerusakan ini merupakan pukul bagi warisan budaya, sejarah, dan agama.

"Ketika saya melihat sebuah buku digit kumbang atau terinfeksi dengan cara apapun, saya merasa bahwa tidak peduli berapa banyak eksemplar yang diterbitkan dan seberapa mudahnya buku itu tergantikan, sepotong budaya telah hilang," ucapnya.

Setiap kehidupan di biara Benediktin diatur oleh serangkaian aturan yang telah digunakan selama hampir 15 abad. Hal ini menjadi kode keras agar koleksi yang terinfeksi segera diselamatkan.

"Dalam Peraturan Santo Benediktus disebutkan bahwa semua properti biara harus dianggap sama nilainya dengan bejana suci altar. Saya merasa bertanggung jawab atas arti sebenarnya dari pelestarian dan konservasi ini," tandas Asvanyi.




(det/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads