6 Menteri Perdagangan Era Jokowi: Rachmat Gobel, Tom Lembong hingga M Lutfi

ADVERTISEMENT

Updated

6 Menteri Perdagangan Era Jokowi: Rachmat Gobel, Tom Lembong hingga M Lutfi

Fahri Zulfikar - detikEdu
Senin, 21 Jul 2025 14:30 WIB
Mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong jalani sidang vonis kasus korupsi gula. Ia didampingi istri dan disambut lagu Indonesia Raya.
Foto: Ari Saputra/Eks Menteri Perdagangan Tom Lembong
Jakarta -

Nama Tom Lembong atau Thomas Trikasih Lembong ramai dibahas usai vonis 4,5 tahun penjara dalam kasus impor gula. Tom Lembong merupakan mantan Menteri Perdagangan (Mendag) tahun 2015 era Presiden Jokowi.

Berdasarkan hasil sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2025), hakim memvonis Tom Lembong meski sang Mendag tidak menikmati uang korupsi dan tidak ada niat jahat. Hakim menyebut, kebijakan Tom Lembong, menyebabkan adanya kerugian negara.

Jika menilik era Pemerintahan Presiden Jokowi pada periode pertama dan kedua, ternyata bukan hanya Tom Lembong yang menjadi Menteri Perdagangan. Ada lima Mendag lain yang menjabat di era Jokowi sejak 2014 hingga 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada siapa saja? berikut ini datanya, yang dirangkum detikcom.

6 Menteri Perdagangan Era Jokowi


1. Rachmat Gobel (2014-2015)

Sebelum Tom Lembong, ada Rachmat Gobel yang menjadi Menteri Perdagangan pada awal Pemerintahan Jokowi yang pertama. Saat jadi Mendag, Rachmat membuat kebijakan progresif dengan melarang penjualan minuman keras di tingkat ritel dan minimarket.

ADVERTISEMENT

Alasannya, karena ia menilai pembelian miras di minimarket tidak terkendali. Masyarakat berbagai umum bisa bebas membelinya.

Rachmat pun kemudian mengumpulkan pelaku usaha ritel, khususnya pemilik minimarket. Setelahnya, ia mengeluarkan aturan Permendag Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 yang melarang minimarket menjual miras.

Namun sayangnya, muncul kontroversi di masyarakat. Lalu pada tahun yang sama, ia dicopot sebagai Mendag oleh Jokowi.

Selama Rachmat jadi Mendag, Indonesia mengimpor gula sekitar 2,27 juta ton, menurut data Badan Pusat Statistika (BPS) yang dilaporkan BBC, dikutip Senin (21/7/2025). Data impor tersebut mencakup gula kristal merah (GKM), gula kristal rafinasi (GKR) dan gula kristal putih (GKP).

2. Tom Lembong (2015-2016)

Sosok yang menggantikan Rachmat Gobel adalah Tom Lembong. Ia memiliki jejak yang mumpuni di bidang ekonomi dan perdagangan.

Ia pernah dinobatkan sebagai Young Global Leader (YGL) di World Economic Forum (Davos) pada 2008. Selain itu, tokoh lulusan Universitas Harvard ini juga sempat menjadi sorotan ketika restrukturisasi aset Sinar Mas tahun 2001.

Selama Tom menjadi Mendag, total sekitar 3,8 juta ton impor gula yang dilakukan Indonesia. Jumlah itu dihitung dalam periodenya menjabat yakni dari 12 Agustus 2015 sampai 27 Juli 2016.

Meski berpengalaman sama seperti Gobel, Tom Lembong akhirnya bernasib sama. Tidak lama menjabat sebagai Mendag, ia terkena perombakan kabinet pada 2016.

3. Enggartiasto Lukita (2016-2019)

Posisi Tom Lembong digantikan oleh Politisi Nasdem yaitu Enggartiasto Lukita. Tokoh satu ini bukan nama baru, sebab ia pernah menjabat sebagai Wakil Bendum Golkar pada 1998-2004 dan anggota DPR Fraksi Golkar pada 1997-1999 dan 2004-2009. Kemudian pada 2013, ia bergabung ke Partai Nasdem.

Selama menjabat, Lukita sempat mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan kontroversi. Kebijakan itu terkait pelarangan minyak goreng curah mulai tahun 2020.

Dalam keterangannya, ia mengatakan minyak goreng curah tak akan ditarik dari pasaran. Namun, penjualannya nanti harus dikemas dalam suatu kemasan sederhana.

Sementara dalam impor gula, selama Lukita menjabat dari Juli 2016 hingga Oktober 2019, terjadi sangat tinggi. Indonesia mengimpor gula hingga 15,23 juta ton.

4. Agus Suparmanto (2019-2020)

Pada periode Pemerintahan Jokowi yang kedua, Agus Suparmanto ditunjuk sebagai Mendag. Saat menjabat, Agus sempat mengusulkan revisi aturan bea masuk terhadap barang konsumsi yang diimpor melalui e-commerce. Tujuannya untuk mengerem banjirnya barang-barang konsumtif.

Selain itu, dalam impor, Indonesia mengimpor gula hingga 6,2 juta ton (periode Oktober 2019-Desember 2020).

5. Muhammad Lutfi (2020-2022)

Agus tak sampai selesai periode, Jokowi kembali melakukan pergantian di kursi Mendag. Kali ini, Jokowi menunjuk Muhammad Lutfi sebagai Mendag baru.

Itu adalah kali kedua Lutfi berada di kabinet Indonesia menjabat posisi yang sama. Sebelumnya, ia pernah menjadi Mendag pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Lulusan Purdue University, Indiana, Amerika Serikat itu juga sempat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

Selama menjabat sebagai Mendag, Indonesia impor gula kembali meningkat mencapai 9,12 juta ton. Jumlah itu terjadi selama Desember 2020 hingga Juni 2022.

6. Zulkifli Hasan (2022-2024)

Lutfi tak bertahan sampai periode Jokowi berakhir. Posisinya diganti oleh Zulkifli Hasan (Zulhas), yang dilantik menjadi Mendag pada 15 Juni 2022 pukul 13.30 WIB di Istana Kepresidenan.

Sebelum menjadi Mendag, ia pernah duduk sebagai Menteri Kehutanan periode 2009-2014. Zulhas juga merupakan Ketua Umum PAN.

Selama menjabat sebagai Mendag, Indonesia mengimpor gula hingga 11,1 juta ton (Juni 2022-Oktober 2024). Zulhas juga membuat peraturan baru di Mendag yaitu Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/2023 untuk menggantikan peraturan dari menteri sebelumnya.

Ketentuan itu berlaku mulai 10 Maret 2024 dan hingga akhir 2024 telah tiga kali diubah. Aturan tersebut memuat detail persyaratan yang dibutuhkan untuk mengimpor berbagai komoditas.

Khusus untuk gula, penerbitan izin impor masih tetap berdasarkan neraca komoditas dan GKP hanya bisa diimpor oleh BUMN.

Kini, dalam Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, tidak ada nama-nama Mendag lama yang mengisi jabatan sebagai Menteri Perdagangan. Mendag yang baru, dijabat oleh Budi Santoso, yang merupakan Sekretariat Jenderal di Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Budi juga termasuk pejabat karier dan menjabat beberapa posisi di lingkungan Kementerian Perdagangan. Mulai dari Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Desember 2022 - Agustus 2024), Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei (September 2020 - Desember 2022) hingga Kepala Biro Keuangan (Juni 2020 - September 2020).




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads