Dikira Mistis, Keluhan Fisik Tanpa Hasil Medis Bisa Dijelaskan Ilmiah

ADVERTISEMENT

Dikira Mistis, Keluhan Fisik Tanpa Hasil Medis Bisa Dijelaskan Ilmiah

Devita Savitri - detikEdu
Minggu, 20 Jul 2025 12:00 WIB
Heart attack symptom
Ilustrasi Foto: thinkstock
Jakarta -

Pernahkah detikers merasa sesak napas atau nyeri dada tapi tak terdeteksi ketika memeriksanya ke rumah sakit? Beberapa pihak yang mengetahui hal ini, mungkin akan mengaitkannya dengan hal-hal mistis.

Namun, nyatanya keadaan ini bisa dijelaskan secara medis oleh dosen Fakultas Kedokteran (FK) IPB University sekaligus psikiater Riati Sri Hartini. Riati menyebut keadaan itu mungkin saja bukan penyakit fisik, melainkan gangguan psikosomatis.

"Psikosomatis merupakan kondisi ketika seseorang mengalami keluhan fisik yang melibatkan berbagai organ tubuh, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki," tuturnya dikutip dari rilis di laman IPB University, Sabtu (19/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemeriksaan Medis Fisik Tak Bisa Mendeteksi

Bila psikosomatis terjadi, hasil pemeriksaan medis akan menyatakan tidak adanya gangguan fisik yang signifikan. Hal ini bisa terjadi karena pada keadaan ini keluhan lebih banyak berkaitan dengan kondisi psikis bukan fisik.

Riati menyebutkan psikosomatis bisa disebabkan karena seseorang tengah tertekan sehingga berada di kondisi distres. Penyebabnya beragam, baik masalah keluarga, tekanan pekerjaan, ketidaksesuaian antara kondisi individu, bahkan tuntutan lingkungan.

ADVERTISEMENT

Gejala psikosomatis sangat beragam dan menyerupai penyakit fisik, contohnya, jantung berdebar, mual, nyeri, atau rasa berat di dada. Psikosomatis juga bisa muncul akibat depresi dan menyebabkan seseorang insomnia.

"Gejalanya bisa berupa kelelahan yang berat padahal tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan, atau insomnia yang tidak disebabkan oleh faktor fisik seperti konsumsi kafein," urainya.

Ada perbedaan antara insomnia karena depresi ataupun akibat kecemasan. Pada kasus depresi, insomnia terjadi ketika seseorang awalnya bisa tidur namun terbangun, sehingga ia tidak bisa kembali tidur.

Sedangkan insomnia akibat kecemasan umumnya terjadi di awal malam sebelum tidur. Mereka yang mengalaminya akan memiliki pikiran liar yang mengakibatkan ketegangan dan rasa waspada berlebihan.

Tips Hadapi Risiko Psikosomatis

Riati membeberkan beberapa tips untuk menekan risiko psikometis, yakni:

1. Pengelolaan Stres

Hal pertama yang harus dilakukan untuk menekan risiko psikosomatis adalah melakukan pengelolaan stres yang baik. Manajemen stres yang efektif dalam mencegah penumpukan emosi negatif.

"Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengelola emosi dengan baik. Manajemen stres yang efektif akan mencegah penumpukan emosi negatif," bebernya.

2. Menjaga Pola Makan dan Gaya Hidup

Makanan bergizi, tidur cukup, dan olahraga rutin akan membentuk daya tahan fisik dan psikis yang optimal bagi seseorang.

"Ketika tubuh dalam kondisi bugar, respons terhadap tekanan emosional menjadi lebih adaptif, sehingga risiko psikosomatis dapat diminimalkan," ujar dia lagi.

Namun, bila gejala psikosomatis sudah berlangsung lama dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, Riati menganjurkan agar segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Nantinya, setiap orang akan mendapat penanganan yang sesuai dengan keadaannya.

"Penanganan yang tepat dan terapi sesuai kondisi individu sangat diperlukan untuk mencegah dampak lebih lanjut," tandasnya.




(det/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads