Kasus tindak pidana korupsi pengadaan laptop Chromebook di era Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim memasuki babak baru. Hal ini ditandai usai Kejaksaan Agung (Kejagung) RI mengumumkan empat tersangka korupsi di mana salah satunya adalah Stafsus Nadiem, Jurist Tan.
Diketahui, program pengadaan laptop sudah direncanakan bahkan sejak Nadiem belum dilantik sebagai Mendikbudristek. Dalam keterangan sebelumnya, Nadiem telah membeberkan alasannya memilih Chromebook.
Salah satu hal yang menjadi catatan penting adalah harga Chromebook yang terbilang lebih murah dibanding laptop lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu hal yang sangat jelas pada saat saya mencerna laporan ini adalah dari sisi harga Chromebook itu kalau speknya sama selalu 10-30% lebih murah," jelasnya dikutip dari arsip detikEdu, Rabu (16/7/2025).
Lalu sebenarnya seperti apa sih laptop Chromebook ini? Cek penjelasannya di sini ya!
Mengenal Laptop Chromebook
Secara sederhana, laptop chromebook adalah laptop keluaran Google yang punya sistem operasi Google Chrome atau Chrome OS. Mengutip laman resmi Google Support, Chrome OS merupakan sistem operasi dengan penyimpanan cloud, memiliki fitur bawaan terbaik dari Google, dan keamanan yang berlapis.
Seperti yang dikatakan Nadiem, laptop Chromebook memang diklaim Google lebih murah dibanding komputer/laptop lainnya. Pengguna juga tidak perlu khawatir dengan harga software karena sudah tersedia dalam laptop tersebut.
detikInet menjelaskan salah satu keungggulan Chrome OS adalah sistem operasi ringan. Sehingga, laptop ini mampu melakukan booting dengan cepat.
Chromebook juga menerima pembaruan otomatis Google untuk patch dan fitur keamanan terbaru. Operasi sistem laptop ini memiliki teknik keamanan yang mengisolasi program atau disebut sandbox.
Dengan begitu, program ilegal yang jahat dan mampu merusak komputer bisa ditangani dengan mudah. Sistemnya juga mampu memeriksa integritas sistem operasi pada saat boot dan memperbaiki dirinya sendiri jika mendeteksi adanya modifikasi pada file sistem.
Firmware Chrome OS juga akan mendeteksi jika OS hilang atau rusak saat memulai, dan meminta pengguna untuk menjalankan proses pemulihan.
Nadiem juga membeberkan alasannya memilih Chromebook adalah karena Chrome OS lebih ekonomis karena tidak berbayar dibandingkan lainnya yang memerlukan dana tambahan sekitar Rp 1,5-2,5 juta. Hal ini bisa terjadi karena Chrome OS adalah open source sehingga gratis digunakan.
Sejumlah aplikasi di Chrome OS juga tersedia secara offline atau tidak dengan koneksi internet, seperti:
- Gmail Offline: Untuk membaca dan menulis e-mail.
- Google Keep: Untuk menulis catatan atau membuat daftar.
- Google Dokumen, Spreedsheet, dan Slide di Google Drive: Untuk membuat dan mengedit dokumen.
- Google Kalender: Melihat dan mengonfirmasi kehadiran di suatu acara.
- Editor foto bawaan: Untuk melihat dan mengedit foto yang tersimpan.
- Pemutar media bawaan: Untuk menikmati musik atau film.
Cocok Digunakan Siswa
Dalam kajiannya di pengadaan laptop Chromebook, Nadiem menilai Chrome OS lebih aman untuk digunakan siswa dan guru.
"Terpenting dari kajian tersebut adalah kontrol terhadap aplikasi yang bisa ada di dalam Chromebook. Kontrol terhadap aplikasi yang bisa ada di dalam Chromebook ini (bisa) untuk melindungi murid-murid dan guru-guru kita dari pornografi, judi online, dan digunakan untuk gaming dan lain-lain," beber Nadiem.
"Itu bisa terjadi tanpa biaya tambahan lagi. Sedangkan operating system lain akan ada biaya tambahan," sambung Nadiem lagi.
Berbagai alasan tersebutlah yang membuat Kemendikburistek menggunakan Chromebook sebagai laptop untuk program digitalisasi pendidikan. Ditambah keunggulan lain yakni Chromebook bisa digunakan secara offline meski fiturnya terbatas.
Di balik kelebihan dan kelemahan Chromebook, laptop ini tetap dijadikan ladang kasus korupsi staf di era Nadiem. Seperti yang diketahui, Kejagung telah menetapkan 4 tersangka, yakni:
1. Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tahun 2020-2021, Sri Wahyuningsih (SW)
2. Direktur SMP Kemendikbudristek 2020, Mulyatsyah (MUL)
3. Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Pemerintahan era Mendikbudristek Nadiem Makarim, Jurist Tan (JT/JS)
4. Konsultan Perorangan Rancangan Perbaikan Infrastruktur Teknologi Manajemen Sumber Daya Sekolah pada Kemendikbudristek, Ibrahim Arief (IBAM).
Tiga dari empat tersangka itu sudah ditahan oleh Kejagung RI. Sri Wahyuningsih dan Mulyatsyah ditahan di rutan dan Ibrahim berstatus tahanan kota karena memiliki penyakit jantung. Satu tersangka lainnya yakni Jurist Tan belum ditahan karena masih berada di luar negeri.
(det/nah)